Berita Viral
Sertu AA yang Tembak Mati Bos Rental Ternyata Seorang Ajudan, Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed
Laksamana Madya Denih Hendrata mengungkapkan, Sertu AA, salah satu prajurit yang terlibat dalam kasus ini memang memang selalu membawa senjata.
Diberitakan sebelumnya, tragedi penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa terjadi di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak arah Jakarta pada Kamis, 2 Januari 2024, pukul 04.30 WIB.
Peristiwa ini menewaskan Ilyas Abdurrahman (48), seorang bos rental mobil yang terkena luka tembak di dada dan tangan.
Sementara itu, Ramli Abu Bakar (59), anggota Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI), mengalami luka tembak serius yang menembus perut akibat peristiwa itu.
Baca juga: PANGKOARMADA RI Laksamana Madya Denih Hendrata Jelaskan Motif Anak Buahnya Tembak Bos Rental Mobil
Sosok Laksamana Madya TNI Denih Hendrata Jadi Sorotan
Di sisi lain, sosok Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjadi sorotan karena seakan membela anak buahnya yang tembak mati bos rental.
Denih Hendrata menyebut anak buahnya yakni ketiga anggota TNI AL itu adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK (Kepala Kelasi) BA karena membela diri.
Denih menyebutkan ketiga oknum TNI AL tersebut mengaku dikeroyok di TKP penembakan.
"Mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal, di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang," ujarnya dilansir Tribun-medan.com, Sumsel (7/1/2025).
Denih lantas mengakui, ada satu anggota TNI AL yang menembak Ilyas.
Penembakan itu diketahui juga melukai rekan Ilyas, Ramli.
"Dalam insiden tersebut, diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan."
"Setelah diketahui kemudian, mengakibatkan korban satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka," jelas Denih.
Baca juga: PILU Bocah 6 Tahun Kencing Bercabang 5 Usai Ikut Sunatan Massal di Sumsel, Diduga Korban Malapraktik
Adapun terkait adanya dugaan pengeroyokan, Denih mengatakan penggunaan senjata api oleh oknum TNI AL ini diduga sebagai langkah membela diri.
"Tapi sebetulnya karena pengeroyokan juga kan tidak berpikir risiko kalau orang yang akan dikeroyok itu mati," ucapnya
"Jadi kembali lagi, apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih bagaimana faktor kecepatan, insting segala macam, kita sering dengar ada (istilah) 'Kill or To Be Killed' (membunuh atau dibunuh)," tambahnya.
Baca juga: Profil Irjen Suyudi Ario Seto, Alumni Akpol 1994 yang Berpengalaman di Bidang Reserse
Profil Denih Hendrata
Pangkoarmada RI
Laksamana Madya TNI Denih Hendrata
Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata
Sertu AA
Ajudan tembak bos rental mobil
Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed
| ALASAN Prabowo Pilih Kapolri Listyo Sigit Jadi Anggota Komisi Reformasi Polri |
|
|---|
| AKHIRNYA Bripda Waldi Dipecat, Keluarga Dosen Erni Bersyukur |
|
|---|
| NASIB Bripda Waldi Akhirnya Tamat, Polisi Propam yang Bunuh Dosen Erni di Jambi Resmi Dipecat |
|
|---|
| TABIAT Siswa FN Pelaku Pengeboman di SMAN 72 Jakarta, Disebut Kerap Dibully, Orangtua di Luar Negeri |
|
|---|
| Kondisi Terkini SMAN 72, Menguak Motif FN Siswa Terduga Pelaku Ledakan Bom Disebut Sering Dibully |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.