Parapat Diterjang Bandang

Catatan PGI Usai Banjir Bandang Parapat: Belarasa dan Solidaritas untuk Keadilan Ekologis

Pertama pada 15 Desember 2018 yang lalu, banjir bandang terjadi di Desa Sibaganding, yang bahkan menelan 1 korban jiwa.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
KARMEL
Kondisi kolong Jambatan Kembar Siduadua di Kota Parapat dipenuhi bebatuan usai banjir pada Minggu (16/3/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, PARAPAT - Setelah banjir bandang melanda Parapat, Persatuan Gereja Indonesia (PGI) membuat catatan terkait peristiwa yang terjadi pada Minggu (16/3/2025).

Catatan tersebut diperoleh tribun-medan.com pada hari ini, Selasa (18/3/2025). 

Sekretaris Eksekutif Keadilan dan Perdamaian PGI Pendeta Etika Saragih menuturkan, peristiwa banjir bandang yang terjadi di Parapat tersebut  sama halnya dengan peristiwa sebelumnya. 

"Sama halnya dengan bencana-bencana sebelumnya, kaget, marah, panik menjadi respons segera terdampak tetapi juga publik yang melihat," tulis Pendeta Etika Saragih dalam siaran pers tersebut.

Menurut data dari berbagai seumber terpercaya, dalam tujuh tahun terakhir.

"Telah terjadi setidaknya lima kali bencana banjir bandang," sambungnya.

Pertama pada 15 Desember 2018 yang lalu, banjir bandang terjadi di Desa Sibaganding, yang bahkan menelan 1 korban jiwa.

Kedua, banjir bandang pada Minggu (30/12/2018), Senin (31/12/2018), Selasa (1/1/2019) dan Kamis (3/1/2019).

"Dimana lumpur, bebatuan dan gelodongan kayu menerjang Jembatan Kembar Parapat," sambungnya.

Ketiga, pada tanggal 11 Juli 2020, material batu dan kayu menghantam bangunan gereja HKBP Pardomuan, Sualan dan merusak lima rumah warga dan perladangan penduduk.

Keempat, Kamis (13/5/2021), banjir bandang melanda Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat, Kabupaten Simalungun, tepatnya di Bangun Dolok dan Sualan. 

"Material kayu, lumpur dan batu merusak rumah-rumah warga di beberapa titik. Titik terparah di Huta Bangun Dolok, Kampung Buntu Malasang, Nagori Sibaganding, Huta Sualan tepat di samping Gereja HKBP," sambungnya.

Kelima, pada Minggu (16/3/2025),  banjir bandang kembali terjadi di Kelurahan Parapat, Girsang Sipangan Bolon. 

"Kali ini dampaknya lebih meluas. Diperkirakan ada 133 KK yang terdampak banjir, 11 rumah rusak parah, puluhan hektar ladang rusak, dan fasilitas umum dan lalulintas terganggu. Sumber air diduga sama, dari luapan sungai Aek Batugaga," tuturnya.

Berdasarkan laporan hasil kajian dan investigasi dari beberapa civil society dan aktivis pembela lingkungan hidup, terjadi penurunan luasan kawasan hutan lindung disebabkan oleh adanya pembukaan kawasan hutan lindung di kecamatan Sipangan Bolon oleh banyak pihak.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved