TRIBUN WIKI
Profil PT Wilmar, PT Permata Hijau, dan PT Musim Mas yang Tersandung Korupsi Minyak Goreng
PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musim Mas Group adalah tiga perusahaan yang terlibat korupsi minyak goreng.
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kejaksaan Agung mengungkap setidaknya ada tiga perusahaan yang terlibat korupsi minyak goreng.
Ketiga perusahaan yang terlibat korupsi minyak goreng itu diantaranya PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musim Mas Group.
Ketiga perusahaan ini cukup dikenal luas masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak anak usaha.
Dalam perkara korupsi ini, ketiga perusahaan tersebut terlibat dalam praktik jual beli vonis pada kasus korupsi pemberian fasilitas ekspor crude palm oil (CPO), atau yang dikenal sebagai kasus korupsi minyak goreng.
Dua orang pengacara, yakni Ariyanto Bakri dan Marcella Santoso memberi suap kepada Muhammad Arif Nuryanta (MAN), mantan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk mengatur vonis lepas atau onslag pada perkara korupsi yang melibatkan tiga perusahaan.
Akibatnya, dua oknum pengacara dimaksud sekarang sudah dipenjarakan jaksa.
Lalu, bagaimana dengan ketiga perusahaan ini?
Berikut adalah profil PT Wilmar Group, PT Permata Hijau Group, dan PT Musim Mas Group.
Profil PT Wilmar
PT Wilmar Group, atau Wilmar International Limited, adalah perusahaan agribisnis multinasional yang didirikan pada tahun 1991 oleh Martua Sitorus dari Indonesia dan Kuok Khoon Hong dari Malaysia.
Perusahaan ini berkantor pusat di Singapura dan merupakan salah satu perusahaan agribisnis terbesar di Asia dengan kapitalisasi pasar besar di Singapore Exchange.
Awal mula Wilmar berakar dari usaha kecil milik Martua Sitorus yang mendirikan Pabrik Es Batu PT Karya Prajona Nelayan di Paya Pasir, Belawan pada 1 Agustus 1979 untuk membantu nelayan mengawetkan ikan hasil tangkapan.
Pada 1983, perusahaan mulai memproduksi minyak kelapa sawit (Palm Kernel Oil/PKO) dan pada 1987 mulai mengekspor produk minyak sawit ke Hong Kong.
Beberapa tahun kemudian, atau pada 1991, Wilmar mulai memasuki bisnis perkebunan kelapa sawit dan terus melakukan ekspansi dengan membangun pabrik pengolahan minyak sawit dan refinery di berbagai lokasi seperti Dumai, Palembang, dan Kuala Tanjung.
Pada 2006, Wilmar International resmi tercatat di Bursa Efek Singapura dan mulai mengembangkan bisnis hilir (downstream) seperti oleokimia, biodiesel, sabun, tepung terigu, dan pakan ternak.
Wilmar juga memperluas bisnis ke sektor gula dengan membeli perkebunan tebu di Merauke dan pabrik gula dari perusahaan Australia pada 2010-2011.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.