Berita Viral
Beda dengan Dedi Mulyadi, Alasan Khofifah dan Pramono Tolak Pembinaan Siswa Nakal di Barak Militer
Khofifah dan Pramono kompak menolak menerapkan kebijakan dari Dedi Mulyadi itu di daerah mereka masing-masing.
Bahkan sudah ada sejak gubernur sebelumnya, yakni SMA Taruna Nala di Malang dan SMA Taruna Angkasa di Madiun.
Namun sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur, Khofifah menambah banyak sekolah taruna dan membangunnya di banyak daerah untuk pemerataan.
"Baru kemudian, di era saya, melanjutkan SMA Taruna Brawijaya di Kediri, SMA Taruna Bhayangkara di Banyuwangi, SMA Taruna Madani Pasuruan dan sekarang ini sedang menyiapkan SMA Taruna Pamong Praja, bekerja sama dengan IPDN di Bojonegoro," tutur Khofifah.
Sementara itu, Pramono Anung telah lebih dulu mengutarakan ketidaksepakatannya dengan program Dedi Mulyadi.
Namun, dia enggan berbicara panjang lebar. Alasannya hanya, karena dirinya ingin berbeda alias memiliki cara sendiri, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
"Jakarta punya kebijakan tersendiri, terima kasih," kata Pramono singkat saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Jumat (2/5/2025).
Meski menolak meniru program Dedi Mulyadi, Plt Kepala Disdik DKI Jakarta, Sarjoko pada Senin (6/5/2025), mengatakan, belum ada arahan dari Pramono terkait kebijakan untuk mengatasi kenakalan siswa.
"Itu menjadi bagian dari evaluasi kita bagaimana nanti kita menentukan arah kebijakan lebih lanjut. Tentu kami juga setiap kebijakan apapun nanti kami laporkan kepada pemimpin dulu," ujarnya.
Seperti yang diketahui bahwa Dedi punya program pembinaan siswa nakal dengan mengirimnya pembinaan di markas TNI.
Ada dua markas TNI yang dijadikan lokasi pembinaan siswa bermasalah di Jawa Barat, yaitu Markas Kodim 06/10 Sumedang dan Mabes TNI Resimen Armed Purwakarta.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.