Berita Medan
Mangkraknya Proyek Stadion Teladan Jadi Beban Pemko, Rico Desak Satker Lapor Progres
Permintaan ini disampaikan agar Pemko Medan mengetahui perkembangan dan kendala pekerjaan di lapangan.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Ayu Prasandi
Katanya, Dirjen ini membawahi PPS Sumut dan bertanggung jawab atas perumusan serta pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana strategis, meliputi infrastruktur pendidikan, olahraga, sosial budaya, kesehatan, hingga renovasi madrasah dan pasar.
Terkait progres pekerjaan, Kurniawan menyebutkan pembangunan fisik Stadion Teladan sudah mencapai 80 persen.
Targetnya, tahap pertama selesai pada September 2025 dan akan dilanjutkan ke tahap kedua.
"Di tahap kedua tinggal menyelesaikan ruangan dalam stadion, seperti toilet dan ruang fungsional lainnya. Targetnya awal tahun depan sudah rampung," pungkas Kurniawan.
Di balik proses pengerjaan mega proyek Stadion Teladan terkuak kisah pilu para pekerja dan pengusaha katering.
Puluhan pekerja bangunan menjerit kelaparan karena tidak digaji, pengusaha katering tercekik utang merasakan dampak proyek mangkrak proyek Stadion Teladan, Medan.
Kini pengerjaan protes Stadion Teladan Medan tampak sepi, tak ada riuh suara palu, besi dan mesin.
Minim aktivitas pekerja, suasana kosong di mana-mana, bukti ungkapan itu juga terekam dalam vidoe yang viral di media sosial beberapa hari belakangan.
Yang paling memprihatinkan, Marto seorang kepala keluarga yang berstatus pekarja bangunan Stadion Teladan.
Kepada Tribun-Medan.com, dengan nada lirih mengungkap kenyataan pahit setelah pertaruhannya merantau pupus, karena telah ditipu pihak PT WIKA, janji gaji yang diharapkan pada Juli 2025, tak kunjung dibayarkan.
"Setelah ada unjuk rasa kemarin, masalah lagi bang. Janji totalan gajian sampai Juli, ternyata gak juga dibayar, cuma bulan Juni yang dibayar. Kira-kira yang gak dibayar semua pekerja bangunan yang pulang (ke kampung halaman di Jawa) ada 58an orang," katanya kepada Tribun-Medan.com.
Harapan Marto pupus mencari nafkah menyeberang pulau ke Medan, Sumatera Utara. Biaya hidup dari gaji yang diharapkan tak dibayar PT WIKA atau mandor, istri dan anak pun ikut sejurus kelaparan dan menjerit.
"Disana kan kerja halal (Kerja Proyek Stadion Teladan) kami butuh biaya hidup, kalau gak digaji PT WIKA dan mandor gimana hidup.
Istri dan anak-anak kami kan menjerit juga kelaparan. Kita kerja butuh makan dan nafkah keluarga. Kami gak mau lagi proyek bermasalah gitu. Gak ada juga yang bisa dibawa untuk keluarga" ungkapnya lirih.
Terpisah, Risna pengusaha katering yang biasa melayani para pekerja proyek Stadion Teladan mengungkapkan keluhan dan protes.
| Intervensi Inflasi Cabai Merah Kisruh, Pedagang Petisah Tolak Harga Rp35 Ribu: Ini Mematikan Usaha |
|
|---|
| Peduli Kesehatan Mata, Santika Premiere Dyandra dan FKD Kompas Gramedia Adakan Health Talk |
|
|---|
| Pemuda di Belawan Tega Aniaya Adik Kandungnya Gara-gara Charger HP |
|
|---|
| Sandra Ruvina, Siswi Sutomo 2 Medan yang Go Internasional Lewat TechGirls 2025 |
|
|---|
| Dalam Setahun 3 Kali Kehilangan Barang di Medan Tembung, Digasak Komplotan Maling |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Proyek-Mangkrak-Rico-Tri-Putra-Bayu-Waas-meminta-Satuan-Kerja.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.