Sumut Terkini
2 Guru dan 1 Siswa di Sekolah Rakyat Sentra Bahagia Mengundurkan Diri, Ini Kata Kepsek
Dijelaskan Maragoti, khusus dua guru agama ini bukan diambil dari Kementerian Sosial melainkan Kementerian agama.
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Dua guru agama dan satu siswa di Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) II di Sentra Bahagia Medan, Jalan Williem Iskandar Kecamatan Medan Tembung mengundurkan diri.
Kepala Sekolah SRMP II Maragoti mengatakan, dua guru agama ini mengundurkan diri karena permasalahan SK untuk sertifikasi guru.
Dijelaskan Maragoti, khusus dua guru agama ini bukan diambil dari Kementerian Sosial melainkan Kementerian agama.
Untuk itu, dua guru itu saat ini sedang mengejar target jam mengajar selama 24 jam. Sebab, jika jam mengajarnya kurang dari 24 jam maka sertifikasi guru tidak akan didapatkam oleh pihaknya.
"Di SRMP II ini ada dua guru dan satu siswa yang mengundurkan diri. Kedua guru yang mengundurkan diri ini adalah guru agama yang direkrut melalui Kemenag bukan Kemensos," jelasnya saat dikunjungi Tribun Medan, Rabu (6/8/2025).
Dikatakannya, selama ini guru agama banyak memerlukan sertifikasi. Untuk mendapatkan itu ada beberapa persyaratan, diantaranya jumlah jam mengajar.
"Jadi posisinya guru yang mundur ini kebanyakan guru agama. Guru agama ini selama ini sudah bertugas di Kemenag, mereka perlu sertifikasi. Salah satu persyaratan sertifikasi dia harus mengampu, beban mengajar 24 jam," tuturnya.
Diterangkannya, untuk mendapatkan waktu mengajar 24 jam, ia perlu banyak kelas. Sementara di sekolah rakyat ini hanya ada empat kelas.
"Sedangkan di sini satu kelas untuk satu minggu itu hanya 3 jam. Jadi kalau dihitung kalkulasi, kita yang ada di srmp 2 ini hanya ada 4 kelas. 3 x 4 baru 12 jam. Itu yang membuat mereka khawatir, tidak akan mendapatkan sertifikasi," jelasnya.
Untuk saat ini pasca dua guru agama mengundurkan diri, tugas guru keagamaan itu dilakukan secara bergantian oleh pihak asrama ataupun yang lainnya.
"Tapi sampai hari ini kita masih menunggj arahan lanjutan dari Kemensos untuk pengganti gurj agama tersebut," jelasnya.
Sementara, untuk satu orang siswa ya g mengundurkan diri ini karena faktor orang tuanya sendiri.
"Siswa yang mengundurkan diri ini seorang laki-laki. Tiap minggu orangtuanya datang. Ibunya ini selalu menangis kepada anaknya agar tidak sekolah di asrama," jelasnya.
Dikatakannya, karena setiap orangtuanya datang sambil menangis, akhirnya siswa ini pun tak berminat lagi di asrama.
"Awalnya anak ini sudah beradaptasi dengan baik. Tapi karena faktor orang tua ya. Ayah bersikeras anaknya untuk sekolah di sini. Sedangkan ibunya tidak. Ibunya beranggapan supaya semuanya gratis. Itu sah-sahnya, karena mereka memang memenuhi kriteria untuk itu,"jelasnya.
Tetapi akibat kondisi ini dan orang tua juga sering kali datang untuk menjenguk anaknya, membuat siswa ini jadi lumacan cukup bertingkah.
"Si ibu selalu nangis-nangis minta anaknya supaya pulang. Kita pertahankan juga, kita kasih pandangan. Pada minggu ketiga lah berulah. Terakhir, si anak kabur dari asrama.
Syukurnya si anak selamat sampai ke rumah sendiri. Dan sudah tiga kali dia kabur dari sekolah ini, namun terakhir ketahuan akhirnya atas keputusan bersama orang tua anaknya pun memilih mengundurkan diri," jelasnya.
Dari cerita siswa itu, kata Maragoti dia tetap ingin tinggal di rumahnya, untuk membantu sang ibu.
"Dia bilang, Kasihan mamak pak, adekku bandal-bandal, gak ada nolong mama. Itu saja keluhan setiap hari. Pada akhirnya, kita hadirkanlah orang tuanya hari Minggu kemarin, kita jelaskan. Terkahir mundurlah ia dari sekolah ini," ucapnya.
Untuk antisipasi siswa kabur, pihak sekolah meminta tambahan petugaa keamanan. Dan telah dikabulkam oleh Kemensos.
"Karena ada yang kabur, kita ada tambahan keamanan 3 orang, dan kini jadi 5 orang pihak keamanan," jelasnya.
Terpisah, berdasarkan catatan Tribun Medan, untuk Sumut sendiri ada tiga Sekolah Rakyat yang telah beroperasi. Dari tiga sekolah rakyat itu ada 44 guru yang mengajar di sekolah rakyat.
Rinciannya, Sekolah Rakyat Menegah Pratama II di Sentra Bahagia Medan Jalan Williem Iskandar Kecamatan Medan Tembung ada 13 guru dan 1 kepala sekolah.
Kemudian Sekolah Rakyat Menengah Pratama III di Gedung Eks-UINSU Cabang Kota Tebingtinggi dengan 17 tenaga pendidik.
Terakhir, Sekolah Rakyat Menengah Pratama I di Sentra Insyaf Medan Kemensos jalan Berdikari, Kutalim Baru, Deliserdang terdapat 14 guru.
Sementara satu sekolah lagi yakni Sekolah Rakyat di Padang Sidimpuan, namun belum beroperasi saat ini karena belum selesai pembangunan.
Diketahui, dilansir dari Kompas.com, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan, sekitar 160 guru Sekolah Rakyat mengundurkan diri.
Menurut Gus Ipul, 160 guru itu mengundurkan diri karena merasa penempatan kerjanya jauh dari rumah mereka.
Kendati demikian, Gus Ipul menegaskan pihaknya sudah menyiapkan pengganti guru-guru yang mengundurkan diri tersebut dengan latar belakang pendidikan yang sama.
Kata Gus Ipul, para guru di Sekolah Rakyat memiliki latar belakang pendidikan dan telah mengikuti program Pendidikan Profesi Guru.
Pergantian guru, lanjut dia, juga akan berlangsung tanpa mengganggu kegiatan belajar mengajar di Sekolah Rakyat.
Selain guru, Gus Ipul mengatakan pihaknya juga berupaya melengkapi kebutuhan tenaga pendidikan lainnya. Seperti wali asrama, wali asuh, petugas keamanan, hingga tenaga kebersihan.
(Cr5/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| 94 Tenaga Kerja Asing Ilegal di Perusahaan Alkes KEK Sei Mangkei, Kemnaker: Proses Pemulangan |
|
|---|
| Babak Baru Kematian Remaja MHS yang Hukum Sertu Riza Pahlivi 10 Bulan, Oditur Banding |
|
|---|
| Bupati Tapsel Optimistis PLTA Batangtoru Beroperasi Januari 2026, Gus Irawan: Ini Ramah Lingkungan |
|
|---|
| Lima Pejudo Medan Sumbang Medali untuk Sumut di PON Bela Diri II/2025 Kudus |
|
|---|
| Pedagang Keluhkan Intervensi Harga Cabai Rp 35 ribu, Bobby: Makanya Distributor Jangan Bandal Kali |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.