STOK Solar dan Pertalite di SPBU Simpang Pos Kosong, Ini Penjelasan Operator SPBU

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Stok solar di SPBU Simpang Pos, Kota Medan, Sumatera Utara kosong, Minggu (17/10/2021).

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Simpang Pos, Kota Medan, Sumatera Utara kosong, Minggu (17/10/2021).

Hal itu disampaikan oleh Desti Sihombing sebagai operator SPBU Simpang Pos kepada Tribun Medan.

"Mulai hari Selasa habis, dari Rabu sampai sekarang kami tidak menjalankan solar lagi," katanya.

Ia pun mengatakan mengaku heran beberapa hari ini banyak juga pengendara yang biasanya tidak mengisi minyak ke SPBU Simpang Pos tiba-tiba datang.

"Ya saya tidak tahu kenapa. Kudengar-dengar dijual entah kemana," sebutnya.

Sementara itu, ia juga katakan beberapa hari belakangan, banyak pengendara yang mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Simpang Pos.

Walhasil, stok Pertalite yang biasanya dihabiskan dalam kurun waktu empat hari kini habis terjual hanya dua hari.

"Pertalite sulit juga serempak dengan kosongnya Solar," ujarnya.

Ia pun katakan untuk BBM jenis Pertamax baru pengadaan sebulan ini.

Dijelaskannya, permintaan Pertamax memang relatif sedikit selama ini, sehingga ketersediaan Pertamax masih relatif aman.

Desti pun mengatakan beberapa hari belakangan pengendara sering mengeluh karena stok BBM banyak yang kosong di SPBU.

"Sering pengendara mengeluh mau cari di mana karena di SPBU lainnya juga tidak ada," tutupnya.

Pertamina Membantah Kelangkaan BBM

Kekosongan stok BBM di beberapa SPBU di Sumut dalam beberapa hari belakangan menimbulkan kekhawatiran dari Masyarakat.

Terkait hal ini, Pertamina Patra Niaga turut memenuhi pertemuan dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Sumut untuk menjelaskan kondisi yang belakangan ini ramai dipermasalahkan.

REMAJA 16 Tahun Dibawa ke Hotel dan Dirudapaksa, Polisi Sudah Amankan 2 Pelaku

SOPIR Angkot Kepergok Warga saat Coba Merudapaksa Penumpangnya di Karo, Begini Kronologi Kejadian

OKNUM Polisi Berpangkat Brigadir Digerebek Pesta Sabu di Siantar, 13 Paket Narkotika Disita

3 Kapolsek Percut Seituan Dicopot dalam Kurun Waktu Setahun, Ini Penyebabnya

PELAKU Pembunuhan Hotel Hawai dan Korban Baru Tiga Kali Bertemu, Habisi Nyawa Korban saat Tidur

KRONOLOGI Pria 35 Tahun Bunuh dan Rudapaksa Nenek 74 Tahun di Samosir

Executive General Manager PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) Asep Wicaksono menegaskan bahwa permasalahan saat ini bukan karena kelangkaan BBM.

"Sebenarnya bukan dibilang langka, ini minyaknya ada cuma stoknya terbatas. Kami tentunya harus mengatur stok itu sampai kedatangan kapal berikutnya," ungkap Asep, Sabtu (16/10/2021).

Dijelaskan Asep, keterlambatan kapal tanker ini membuat beberapa SPBU harus membatasi stok hingga penyaluran dapat sampai di SPBU.

"Nah, karena info yang dapat kapal yang datang itu ada keterlambatan, otomatis penyaluran hariannya pasti akan berkurang. Yang tadinya disalurkan itu 100 persen, tapi karena ada keterlambatan kapal berkurang menjadi 90 persen itulah yang membuat terjadinya antrean," ujar Asep.

Sementara itu, Asep juga menjelaskan bahwa BBM khususnya Pertamax yang diimpor dari negara Singapura juga harus mengantre hingga sampai ke Indonesia.

"Keterlambatan ini karena khususnya untuk yang Pertamax ini kami impor dari Singapura dan Malaysia yang kebetulan antrean secara internasional juga luar biasa. Jadi selain cuaca, antrean dari tempat asal impor juga luar biasa," tuturnya.

BREAKING NEWS Dua Tersangka Penganiaya Pedagang Pasar Gambir Akhirnya Menyerahkan Diri

BREAKING NEWS Pengendara Antre demi Dapatkan BBM di SPBU Selayang, Keluhkan Sulit Dapat Minyak

BBM Langka, Pertamina Sudah Dua Kali Dipanggil Polda Sumut, Ini Alasannya

KIWIL Dihujat karena Alasannya Berpoligami, Mantan Suami Rohimah: Yang Penting Trending Topic

TERSANGKA Pembunuh Guru di Indekos Terungkap, Ini Motif Pelaku hingga Nekat Bunuh Korban

BAJING Loncat yang Viral di Media Sosial Akhirnya Diamankan, Pelaku Sempat Menyamar Jadi Wanita

Hingga saat ini, Asep menjelaskan bahwa tiga kapal tanker yang mengangkut BBM kita sudah bersandar dan sudah melakukan pembongkaran.

"Alhamdulillah, tiga kapal yang walaupun terlambat sudah tiba di Medan. Seperti kemarin yang dia harusnya masuk tanggal 2, dia baru masuk tanggal 3, yang kemudian kapal yang harusnya masuk tanggal 4, jadi masuk tanggal 5. Yang terakhir, kapal yang harusnya masuk tanggal 10, ini baru masuk tanggal 12.

"Jadi inilah yang membuat kami harus mengatur stok. Jangan sampai kami menyalurkan seperti biasa, kapal belum sampai, BBMnya sudah habis. Itukan lebih berbahaya, jadi kami bertahan untuk mengaturnya minimal sampai kapal itu sampai," ucapnya.

Diakui Asep, keterlambatan kapal ini membuat pihak Pertamina melakukan pembatasan stok yang mendadak lantaran juga mendapat info keterlambatan yang juga mendadak.

Namun begitu, ia juga turut meminta maaf kepada masyarakat atas keterlambatan ini dan memastikan stok BBM akan berangsur normal mulai Minggu (16/10/2021) besok.

"Insha Allah tidak terjadi lagi, kami mohon maaf kepada masyarakat Medan atas ketidaknyamanan ini. Memang perlu waktu untuk menormalisasi ini, mungkin hari ini atau besok baru bisa normal kembali," tutupnya.

KAPOLSEK Percut Seituan Resmi Dicopot setelah Korban Premanisme malah Dijadikan Tersangka

OKNUM Pejabat yang Diduga Berselingkuh Ditangkap saat Berada di Dalam Mobil

KETUA Ormas di Sergai Ditangkap karena Lakukan Pemerasan, Korban Alami Kerugian hingga Rp 6 Juta

TIGA Pembunuh Bapak Kos Lolos dari Hukuman Seumur Hidup, Keluarga Korban Tidak Terima

2 Pelaku Pengerusakan di Rumah Sakit HKBP Balige Ditangkap, Begini Kondisinya Kini

LESTI Kejora Bongkar Kebiasaan Suami setelah Menikah, Rizky Billar: Orang Pikirannya Kemana-mana

Polda Sumut Selidiki Indikasi Penimbunan Minyak di Balik Kelangkaan BBM di Medan

Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumut melakukan pertemuan dengan PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Sabtu (16/10/2021).

Pertemuan yang dilakukan di Polda Sumut untuk mengetahui persoalan yang menyebabkan kelangkaan BBM di Medan dan sekitarnya.

REMAJA 16 Tahun Dibawa ke Hotel dan Dirudapaksa, Polisi Sudah Amankan 2 Pelaku

SOPIR Angkot Kepergok Warga saat Coba Merudapaksa Penumpangnya di Karo, Begini Kronologi Kejadian

OKNUM Polisi Berpangkat Brigadir Digerebek Pesta Sabu di Siantar, 13 Paket Narkotika Disita

3 Kapolsek Percut Seituan Dicopot dalam Kurun Waktu Setahun, Ini Penyebabnya

PELAKU Pembunuhan Hotel Hawai dan Korban Baru Tiga Kali Bertemu, Habisi Nyawa Korban saat Tidur

KRONOLOGI Pria 35 Tahun Bunuh dan Rudapaksa Nenek 74 Tahun di Samosir

Angkutan umum jenis bus antre mengisi BBM di SPBU 14211209 Parluasan, Jumat (15/10/2021). (TRIBUN MEDAN/ALIJA MAGRIBI)

Usai pertemuan, Direktur Kriminal Khusus Polda Sumut, Kombes Pol, John Carles Edison Nababan mengaku adanya kelangkaan BBM di Medan dan sekitarnya akibat permasalahan teknis.

Adapun permasalahan yang diakui Pertamina ialah soal keterlambatan kapal tanker pengangkut minyak yang melebihi jadwal kedatangan dari Singapura ke Pelabuhan Belawan.

BREAKING NEWS Dua Tersangka Penganiaya Pedagang Pasar Gambir Akhirnya Menyerahkan Diri

BREAKING NEWS Pengendara Antre demi Dapatkan BBM di SPBU Selayang, Keluhkan Sulit Dapat Minyak

BBM Langka, Pertamina Sudah Dua Kali Dipanggil Polda Sumut, Ini Alasannya

KIWIL Dihujat karena Alasannya Berpoligami, Mantan Suami Rohimah: Yang Penting Trending Topic

TERSANGKA Pembunuh Guru di Indekos Terungkap, Ini Motif Pelaku hingga Nekat Bunuh Korban

BAJING Loncat yang Viral di Media Sosial Akhirnya Diamankan, Pelaku Sempat Menyamar Jadi Wanita

"Jadi ada beberapa penyebabnya karena teknis di lapangan keterlambatan pengiriman kapal tanker ke Belawan. Ada tiga kapal yang mengalami keterlambatan Bintang Samudera, kapal Champion dan kapal Rosadini," kata Direktur Kriminal Khusus Polda Sumut, Kombes Pol John Carles Edison Nababan, Sabtu (16/10/2021).

Akibat keterlambatan tersebut membuat PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut melakukan pembatasan minyak kepada stasiun pengisian bahan bakar atau SPBU.

Meski demikian, Polda Sumut tetap akan melakukan penyelidikan terkait indikasi penimbunan BBM yang dilakukan oknum untuk meraup keuntungan dibalik kelangkaan BBM ini.

KAPOLSEK Percut Seituan Resmi Dicopot setelah Korban Premanisme malah Dijadikan Tersangka

OKNUM Pejabat yang Diduga Berselingkuh Ditangkap saat Berada di Dalam Mobil

KETUA Ormas di Sergai Ditangkap karena Lakukan Pemerasan, Korban Alami Kerugian hingga Rp 6 Juta

TIGA Pembunuh Bapak Kos Lolos dari Hukuman Seumur Hidup, Keluarga Korban Tidak Terima

2 Pelaku Pengerusakan di Rumah Sakit HKBP Balige Ditangkap, Begini Kondisinya Kini

LESTI Kejora Bongkar Kebiasaan Suami setelah Menikah, Rizky Billar: Orang Pikirannya Kemana-mana

"Sudah, sudah kita lihat ke Depot Belawan. Tetapi tentunya kita akan tetap melakukan penyelidikan," ucapnya.

Dengan adanya pemanggilan Manajemen PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut kepolisian pun berharap agar Pertamina mengantisipasi adanya kelangkaan seperti belakangan terjadi.

Apalagi, kelangkaan BBM membuat masyarakat kesulitan dan dikhawatirkan membuat situasi tak kondusif.

"Tentunya kita mengharapkan hal seperti ini ada langkah dari Pertamina supaya cepat mengambil langkah mengantisipasi suoay tidak ada kelangkaan BBM di lapangan," tutupnya.

SULIT Dapat BBM, Pengendara Keluhkan Kendaraan Mati di Tengah Jalan hingga Harus Lakukan Ini

Kurun waktu seminggu ini, Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk kendaraan di kota Medan dikabarkan sulit untuk di dapatkan. 

Hal itu pun diakui oleh sopir mobil penumpang lintas Dairi - Kota Medan, Samri Manalu saat sedang mengantri untuk mengisi solar di SPBU Selayang, Jalan Setia Budi, Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (16/10/2021). 

"Sulit ini dapatkan solar. Mulai dari Sidikalang ke Medan langka minyak.  Makanya ini saya sampai bawa jeriken," ujarnya kepada Tribun Medan saat diwawancara di lokasi. 

"Kalau tidak kubawa jeriken, penumpang jadi sengsara. Tadi jam 04.00 WIB kami sampai di Kota Medan. Padahal sudah berangkat dari Pakpak Bharat sudah dari jam 17.00 WIB semalam," sambungnya. 

Dikatakannya, biasanya ia bisa mengantarkan penumpang dari Pakpak Bharat tiba di kota Medan sekitar pukul 23.00 WIB malam. 

Ia pun menceritakan saat membawa penumpang semalam karena tidak ada BBM sempat mengalami mati mesin karena kehabisan bensin. 

Terpaksa ia pun memanggil becak untuk membeli minyak eceran yang ada di sekitar lokasi.

Ia pun heran kenapa terjadi kelangkaan BBM di SPBU sementara di eceran masih ada.

Diduganya sedang terjadi penimbunan. 

"Maunya jangan ada penimbunan. Karena kenapa eceran ada dijual sementara di SPBU tidak ada. Padahal yang perseorangan kok bisa ada. Berarti per jeriken minyak diambil," bebernya. 

"Saya perhatikan banyak orang ngambil minyak untuk dijual di Sidikalang. Jadi kami tidak dapat. Sementara harga orang itu lebih mahal dari pada di SPBU," tambahnya. 

Ada pun terkait kemelut ini, dugaan adanya penimbunan, Tribun Medan sudah coba mengkonfirmasi kepada pihak Pertamina. 

Namun setelah dihubungi berkali - kali, pihak Pertamina masih tetap bungkam. 

Pertamina Sudah Dua Kali Dipanggil Polda Sumut, Ini Alasannya

Manager Communication, Relation, dan CSR Regional Sumbagut, Taufikurachman akhirnya angkat bicara terkait isu kelangkaan BBM di Sumut.

Ada pun sampai saat ini pihak PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut sudah dua kali memenuhi panggilan Polda Sumut.

Saat ini, ia pun masih berada di kantor Polda Sumut untuk rapat terkait kelangkaan BBM dengan pihak Dirkrimsus Polda Sumut.

"Saya sedang berada di Polda Sumut untuk melakukan press konferensi bersama terkait kelangkaan BBM," katanya kepada Tribun Medan melalui saluran telepon, Sabtu (16/10/2021).

"Jadi kita mau rilis, bahwa stok masih aman ke depan," sambungnya.

Ia pun mengaku stok BBM sekarang sudah normal. Ia pun beralasan, mobil pengangkut minyak sedang dalam perjalanan sehingga terjadi kelangkaan di beberapa titik SPBU.

"Kan kita sekarang sudah normalisasi agar kebutuhan masyarakat terpenuhi," sebutnya.

Ia akui semalam juga dipanggil ke Polda Sumut terkait kelangkaan BBM. Setelah itu pihaknya pun langsung cek ke pelabuhan Belawan.

Amatan Tribun Medan sampai saat ini pihak Pertamina dan Polda Sumut masih rapat perihal persoalan tersebut.

6 Hari Beruntun Kesulitan Dapat BBM, Pengendara Ini Duga Ada Mafia Minyak dan Penimbunan

Pengendara mobil pengangkut sampah, R. Sitepu mengaku sudah enam hari ini sulit mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kota Medan.

"Sudah enam hari ini solar susah didapatkan," kata R. Sitepu sembari ngantri di SPBU Selayang, Jalan Setia Budi, kepada Tribun Medan, Sabtu (16/10/2021).

Ia menuturkan setiap harinya mengitari 7 galon tetapi tidak mendapat solar. Padahal, ia kerja tiap hari dan sangat membutuhkan BBM.

"Jadi, pertanyaan kemana BBM-nya ini. Saya petugas kebersihan dari swasta untuk mengangkat sampah," sebutnya.

Tidak hanya di SPBU, rupanya di eceran juga terjadi kelangkaan. Padahal menurutnya jika membeli minyak eceran merugikan pengendara.

"Kalau di eceran kan mahal. Satu botol Aqua itu sudah Rp 10 ribu. Sekarang justru tidak ada barang. Sebenarnya rugi kalau beli eceran," tuturnya.

"Kalau kita beli Rp 50 ribu, paling dapat 7 liter di eceran. Kalau di galon kan sampai 10 liter. Kemungkinan ada penimbunan atau dijual ke mafia minyak," tambahnya.

Ia pun berharap ke depan bahan bakar lancar. Sehingga pekerja serupa dirinya bisa bekerja dengan lancar.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah pengendara memadati arus lalu lintas arah Karo - Medan yang mau melintasi SPBU Selayang.

Hal itu dikarenakan para pengendara mengantri untuk mendapatkan BBM solar. Hampir seluruh pengendara mengeluh beberapa hari belakangan sulit mendapatkan BBM di kota Medan.

Organda akan Geruduk Pertamina Bila Tak Mampu Selesaikan Kelangkaan BBM di Sumut

Kekosongan Bahan Bakar Minyak (BBM) di beberapa SPBU Sumut turut berdampak bagi para sopir angkutan umum.

DPD Organda Sumatera Utara (Sumut), Haposan Siallagan mengungkapkan jika Organda akan segera menyurati pihak Pertamina mengenai kekosongan BBM jenis premium, pertalite, solar, dexlite di sejumlah SPBU di Kota Medan. "Kita tidak tau politik apa yang sedang dipermainkan tapi sebagai pengusaha kita tidak mau ikut campur yang penting kebutuhan BBM kita dipenuhi.

Kita bertanya yang kita konsumsi inikan biosolar dan premium jadi jika ada keinginan pemerintah mengalihkan ke jenis dexlite dan pertalite mestinya kita diundang dan kita sesuaikan tarifnya tapi ini kita belum diundang," ungkap Haposan, Jumat (15/10/2021).

Ia juga berharap masalahnya keterlambatan pasokan bukan karena mau dinaikkan harga BBM.

Maka pada Pemerintah segeralah memberikan kebutuhan BBM ini agar tidak terjadi kekosongan di SPBU. 

"Kita tunggu beberapa hari ini. Karena Pertamina juga sudah coba kita hubungi dan keterlambatan yang menjadi alasan mereka.

Harapan kita tidak lama keterlambatan ini karena kita sudah terganggu. Seperti angkutan truk yang di Pelabuhan Belawan hampir 5 ribu unit sudah terkendala mencari solar. 

Angkot juga sudah keliling mencari premium bahkan sudah antri di SPBU, begitu juga bus lintas sumatera juga supaya sampai ke tujuan maka diisi dulu pakai BBM dexlite. Akhirnya membuat setoran menjadi minus," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Ketua DPC Organda Medan, Mont Gomery Munthe menuturkan bila 2×24 jam kekosongan BBM masih terjadi di Kota Medan maka akan ada aksi dari ribuan anggota Organda turun ke Pertamina."Apalagi kita tau Pertamina itu sudah pengalaman dan penguasa tunggal lagi, jadi ada apa dengan ini. Saya harapkan ada transparan kepada masyarakat jangan ada tujuan yang tersembunyi.

Kita sudah sengsara jangan ditambah lagi. Kalau ini terus berlanjut kita akan bergabung dengan Kesper akan mengadakan aksi di Pertamina. Dan kita akan akan bersama sama menghentikan operasional kendaraan," kata Mont.

Lanjutnya, Ketua DPC Organda Deliserdang, Frans Simbolon bahwa kekosongan BBM ini merupakan momok berat bagi angkutan orang terutama di wilayah Deliserdang. 

"Wilayah Deliserdang inikan luas membuat angkutan kita kocar kacir mencari BBM premium apalagi hampir di semua SPBU tidak ditemukan. Oleh sebab itu, ini pukulan yang berat bagi kami terutama supir kita yang di lapangan. Kami minta pemerintah agar segera mencari solusi sebelum akan melakukan aksi," ucap Frans.

(cr8/tribun-medan.com)

Berita Terkini