Herna Pardede, Tak Pernah Takut Mencoba Hal Baru
Dari tribun stadion, ia belajar arti solidaritas dan strategi. Dua hal yang kelak sangat berguna dalam memimpin organisasi besar.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Eti Wahyuni
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Siapa sangka, tangan yang dulu terbiasa merangkai bunga kini justru menata arah langkah ratusan karyawan di salah satu hotel paling bersejarah di Kota Medan. Dialah Herna Pardede, perempuan berjiwa kreatif yang kini menjabat sebagai Direktur Hotel Danau Toba Indonesia (HDTI).
Perjalanan Herna tidak dimulai dari ruang rapat berpendingin udara, melainkan dari balik panggung dekorasi acara. Ia terbiasa menata bunga, menyiapkan ruangan pesta, bahkan menyapu sendiri lantai tempat ia bekerja.
“Saya bahkan pernah jadi tukang sapu saat menyiapkan acara. Dari situ saya belajar arti ketekunan, integritas, dan kerja keras,” tutur Herna saat ditemui Tribun Medan di sela sebuah fashion show di Medan, baru-baru ini.
Dari pengalaman sederhana itu, Herna menanamkan prinsip kuat, tidak ada pekerjaan kecil jika dilakukan dengan hati besar.
Lahir di Medan, Herna tumbuh di lingkungan yang menghargai kerja keras dan pendidikan. Ia menempuh sekolah menengah di Sacred Heart College, Western Australia, lalu melanjutkan kuliah di Notre Dame University, Australia.
Baca juga: Sejarah Bangunan Balai Kota Lama Medan yang Kini Jadi Hotel Grand City Hall Medan
Awal kariernya tak langsung bersinggungan dengan perhotelan. Ia mengawali langkah di dunia pariwisata dan dekorasi acara, bekerja sebagai Sales Manager PT Mutiara Holidays Medan (1997–2000). Dari situ, ia menapaki jalan panjang yang berliku namun sarat makna.
Pada tahun 2000, Herna dipercaya menjadi General Manager Johns Pardede International Hotel Jakarta. Dari posisi itu, ia mulai memahami kompleksitas dunia perhotelan dari manajemen sumber daya manusia hingga strategi menjaga kualitas layanan.
Meski telah memegang jabatan penting, Herna tak pernah berhenti menantang dirinya. Dunia profesionalnya berkembang pesat, melintasi beragam bidang: pernah menjadi advokat di Robertson Hayles Lawyers Perth, Line Producer film ‘Love in Perth’ (MD Pictures, 2009), hingga Project Officer bidang olahraga di PSSI (2010–2011).
“Saya tidak pernah takut mencoba hal baru. Semua bidang yang saya jalani memberi pelajaran berharga, terutama tentang komunikasi dan kepemimpinan,” ujarnya.
Kini, tanggung jawab Herna jauh lebih besar. Dari yang dulu hanya mengelola tiga pegawai, kini ia memimpin hampir 500 karyawan di HDTI hotel yang berdiri sejak era 1970-an dan menjadi ikon kejayaan pariwisata Medan.
“Memang tantangannya banyak sekali. Saya harus belajar manajemen lebih dalam. Tapi saya melihatnya sebagai amanah yang harus dijalankan sebaik mungkin,” katanya.
Sebagai direktur, ia tidak hanya mengurusi laporan keuangan atau rapat bisnis. Ia ingin membangun budaya kerja yang manusiawi, terbuka, dan berbasis integritas.
Baginya, menjadi pemimpin bukan sekadar memerintah, tapi memberi teladan. Ia bahkan masih sesekali meninjau langsung ruang kebersihan, dapur, hingga lobi untuk memastikan semua berjalan sesuai nilai yang ia tanamkan sejak dulu yakni kerja keras, disiplin, dan perhatian pada detail.
Herna tak ingin HDTI berhenti pada romantika masa lalu. Ia membawa semangat baru untuk menjadikan hotel ini lebih terbuka bagi investor dan kolaborasi industri kreatif.
“Sudah ada beberapa investor yang menjajaki kerja sama, meski belum yang besar. Harapannya, Danau Toba bisa semakin berkembang dan memberi manfaat, bukan hanya untuk hotel tapi juga Kota Medan,” jelasnya.
Selain itu, Herna ingin menghadirkan konsep hospitality yang lebih inklusif. Ia bertekad menjadikan HDTI sebagai ruang pertemuan budaya, tempat di mana nuansa Batak berpadu dengan modernitas tanpa kehilangan akar lokalnya.
Salah satu ide inovatifnya adalah menghubungkan sektor perhotelan dengan industri kreatif, terutama di bidang pernikahan, seni, dan pariwisata budaya. Ia menyadari, generasi muda kini mencari konsep acara yang estetik namun tetap terjangkau.
“Kami ingin menunjukkan bahwa menikah di hotel tidak selalu mahal. Ada opsi yang tetap mewah tapi lebih terjangkau,” kata Herna.
Dari Tribun Stadion ke Kursi Direktur
Sebelum dikenal sebagai pengusaha dan profesional perhotelan, Herna dikenal aktif di dunia sepak bola. Ia pernah menjadi Presiden Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan FC (2006–2008).
Dari tribun stadion, ia belajar arti solidaritas dan strategi. Dua hal yang kelak sangat berguna dalam memimpin organisasi besar.
Jejak kariernya pun berlanjut ke berbagai bidang, mulai dari Wakil Direktur RS Grand Herna Medan (2011–2019), Dosen Hukum di Universitas Darma Agung Medan, hingga Pendiri Hertasha Citra Lawyers dan Hertasha Citra Alliance Sports & Entertainment Agency.
Ragam pengalaman lintas sektor itulah yang membentuk kepribadiannya, fleksibel, kuat, dan berorientasi solusi.
Sebagai putri dari (alm) Johny Pardede dan Dr Sri Theresia Bangun, Herna mewarisi semangat keluarga yang dikenal gigih dalam bisnis dan pelayanan publik. Namun, ia memilih jalan kepemimpinan dengan sentuhan berbeda, lebih hangat dan penuh empati.
Selain memimpin HDTI, ia juga aktif sebagai Direktur PT Johny Surya Sakti dan Bendahara Gedung Mutiara Suara Nafiri (2024-sekarang). Hobinya dalam desain dan seni dekorasi masih terus ia jalankan, sering kali menjadi sumber ide dalam menata suasana hotel agar tetap elegan dan berkarakter.
Kini, Herna menatap masa depan dengan optimistis. Ia ingin HDTI bukan sekadar tempat menginap, melainkan simbol kebanggaan warga Medan.
“Harapannya, HDTI bisa jadi pilihan utama masyarakat, baik wisatawan, acara budaya, mau pun momen pernikahan yang berkesan,” pungkasnya dengan senyum.
Sosok Herna Pardede, Dari Dekorasi hingga Direktur Hotel Legendaris |
![]() |
---|
Gugatan Kepengurusan Hotel Danau Toba di PN Medan, PH : Hati-hati Jalin Kerjasama |
![]() |
---|
Hotel Danau Toba Medan Terbakar, Asap Tebal Membumbung Tinggi |
![]() |
---|
Hotel Danau Toba Internasional Medan Terbakar, Damkar: Berawal dari Ruangan Kondominium |
![]() |
---|
Bersama Conrad7_project, Herna Pardede Hadirkan Layanan Dekorasi Pernikahan Amanah dan Terjangkau |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.