Sosok

PROFIL Komjen Suyudi Ario Seto yang Kini Menjabat Kepala BNN, Berikut Rekam Jejaknya

Kepala BNN Suyudi Ario Seto naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen Pol. Kenaikan pangkat ini bersamaan dengan Komjen Pol Karyoto. 

IG/suyudiarioseto.official
NAIK PANGKAT- Mengenal sosok Perwira Tinggi (Pati) Polri Kepala BNN, Suyudi Ario Seto yang kini naik pangkat menjadi Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol). 

TRIBUN-MEDAN.com - Kepala BNN Suyudi Ario Seto naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen Pol. Kenaikan pangkat ini bersamaan dengan Komjen Pol Karyoto. 

Kenaikan pangkat Komjen Suyudi Ario Seto ini dilakukan dalam upacara kenaikan pangkat di Rupattama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (12/9/2025).

Kenaikan pangkat tersebut juga dilakukan pada 25 personel Polri lainnya, di mana tujuh personel naik pangkat menjadi Irjen Pol, sementara 18 personel lainnya pecah bintang ke pangkat Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol).

Selain Suyudi, mantan Kapolda Metro Jaya, Komjen Pol Karyoto, S.I.K.
 
Komjen Pol Karyoto saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri, mengutip polri.go.id.

Sementara Komjen Pol Suyudi Ario Seto menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

 

Profil Komjen Suyudi Ario Seto

Komjen Pol Suyudi Ario Seto saat ini menjabat sebagai Kepala BNN.

Jabatan tersebut dikukuhkan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Senin, 25 Agustus 2025.

Pria kelahiran 14 Juli 1973 ini adalah seorang Pati Polri lulusan Akpol 1994, berpengalaman spesialis di dalam bidang reserse.

Dia memulai kiprah kepemimpinannya menjadi Kapolsek Metro Pasar Minggu, lalu Kapolsek Metro Tanah Abang, dan Kapolsek Metro Penjaringan.

Ia juga pernah menjabat Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang Kota, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, dan Kanit Resmob Bareskrim Polri.

Jenderal bintang dua ini juga pernah menduduki jabatan sebagai Kapolres Majalengka tahun 2014.

Setahun kemudian Suyudi menjabat Kapolres Bogor, lalu menjadi Wakapolres Metro Jakarta Barat.

Pada 2016, Suyudi kembali lagi ke Jawa Barat menjadi Kapolresta Bogor Kota.
 
Tahun 2017, Suyudi menjadi Kapolres Metro Jakarta Pusat, dan lalu diangkat sebagai analis kebijakan Madya Bidang Pidum Bareskrim Polri.
 
Setelah dua tahun dipercaya menjabat Dirreskrimum Polda Metro Jaya, ia kemudian diangkat menjadi Wakapolda Metro Jaya.

Menjelang pelaksanaan Pilkada 2024, Suyudi dilantik menjadi Kapolda Banten menggantikan Irjen Pol Abdul Karim yang dimutasi sebagai Kadiv Propam.

Dirinya juga memiliki banyak riwayat jabatan strategis di Korps Bhayangkara yakni Wakapolda Metro Jaya (2023).

 

Prestasi Suyudi 

Suyudi pernah mengungkap sejumlah perkara besar selama memimpin Polda Banten. 

Salah satunya kasus pemerasan PT Chandra Asri Alkali yang menjerat petinggi Kadin Cilegon. 

Ia juga melahirkan inisiatif dalam program-program inovatif yang membantu pemerintah di Provinsi Banten menekan angka pengangguran. 

Program yang diinisiasi Suyudi untuk membantu masyarakat Banten adalah Polisi Peduli Pengangguran (Poliran).
 
Polda Banten sampai membangun balai untuk melatih pengangguran usia produktif, korban PHK, hingga mantan warga binaan pemasyarakatan agar menjadi warga negara yang mandiri dan produktif.

Program Poliran dinilai menyentuh akar masalah sosial di Banten melalui pendekatan tiga sektor, industri (pelatihan kerja dan soft skill), ketahanan pangan (pertanian, peternakan, perikanan), dan lingkungan hidup (pengelolaan sampah dan limbah).


 
Mencuat Isu Pergantian Kapolri

Pelantikan Suyudi sebagai Kepala BNN bertepatan dengan mencuatnya isu reshuffle di tubuh Polri. 

Presiden Prabowo dikabarkan telah mengirimkan surat ke DPR untuk mengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Meski isu ini masih berproses, banyak pengamat melihat bahwa langkah Prabowo menempatkan Suyudi di BNN tidak terlepas dari kebutuhan menata ulang struktur kepolisian. 

Desakan untuk dilakukan pergantian Kapolri sebelumnya telah dilayangkan berbagai pihak, mulai pengamat hingga mahasiswa, terkait insiden tertabraknya pengemudi ojok online, Affan Kurniawan, oleh anggota Brimob, akhir Agustus lalu.

Oleh para "penuntutnya", Jenderal Listyo juga dinilai gagal mengamankan unjuk rasa di akhir Agustus-awal September di Jakarta dan sejumlah daerah yang menewaskan setidaknya 10 orang.

Namun, info di kalangan wartawan menyebut, diperkirakan akhir pekan atau awal pekan depan bakal ada pengumuman dari Istana terkait isu Polri ini.  

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

 

Artikel sudah tayang di tribun-sumsel

 

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved