Berita Viral

Jual Bakso Babi Tapi tak Dilabeli Non Halal di Bantul Apakah Bisa Dipidana?

Penjual makanan non halal yang tidak menyertakan informasi bisa dijerat  Pasal 93 dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014.

Editor: Array A Argus
TRIBUNJOGJA.COM/ Neti Istimewa Rukmana
BAKSO BABI- Keberadaan warung bakso babi di Bantul, Yogyakarta viral karena selama ini tidak memberi informasi produk yang dijual. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Masyarakat di Kelurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta lagi heboh soal penjualan bakso babi yang sempat tidak menyertakan informasi non halal.

Karena informasi ini, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Ngestiharjo kemudian turun tangan.

Mereka lantas memasang spanduk berisi informasi seputar ketidakhalalan makanan tersebut.

Menurut informasi, pedagang bakso babi ini sudah berjualan selama puluhan tahun.

Baca juga: Behel Gigi Melda Safitri Kena Nyinyir Warganet, Akui Cuma Untuk Gaya, Sudah Dipasang Sejak 2016

Namun, pemiliknya tidak menyertakan informasi yang jelas.

Sehingga, beberapa pengunjung yang datang dari luar daerah Ngestiharjo tidak tahu, bahwa bakso yang dijual adalah bakso babi.

Beberapa waktu lalu, bahkan ada saksi yang melihat, jika pelanggan berkerudung datang ke sana.

Sehingga, pihak terkait yang merasa resah kemudian meminta agar si pedagang bakso memasang informasi, bahwa makanan yang ia jual itu tidak halal.

"Nah, kami baru masuk pembahasan kepengurusan dan diskusi di organisasi DMI sekitar Desember 2024 atau awal Januari 2025. Lalu muncul isu keresahan di wilayah Ngestiharjo ada penjual bakso non halal yang tidak mencantumkan informasi bahwa produk bakso itu non halal," kata Sekjen DMI Ngestiharjo, Ahmad Bukhori, dikonfirmasi Tribunjogja.com, Senin (27/10/2025).

Baca juga: Kompol Yogi Piting Brigadir Nurhadi di Kolam, Ini Peran Misri dan Ipda Haris Chandra

Atas hal itu, DMI kemudian memasang spanduk informasi mengenai ketidakhalalan bakso tersebut.

Tujuannya agar umat muslim tidak terkecoh saat akan membeli makanan di warung tersebut.

"Beberapa orang yang tinggal di daerah sana ada yang tahu kalau itu bakso memiliki kandungan non halal. Tapi, kadang orang di sana bisa memberitahu dan kadang tidak bisa memberitahu ke pelanggan," tuturnya. 

Soal Ancaman Pidana

Sekjen DMI Ngestiharjo, Ahmad Bukhori mengatakan bahwa pedagang yang tidak memberi informasi ketidakhalalan makanan dagangannya tentu dianggap melanggar hukum.

Pedagang tersebut melanggar Pasal 93 dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.

Baca juga: Nasib Anggota Polisi Terbukti Memeras 12 Kepsek 4,7 Miliar di Nias, Oknum Polda Sumut Memalukan

Pasal 93 dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal mengatur kewajiban pelaku usaha yang memproduksi produk yang berasal dari bahan yang diharamkan untuk mencantumkan keterangan tidak halal pada produk tersebut.

Keterangan tidak halal ini harus berupa gambar, tanda, dan/atau tulisan yang dicantumkan pada kemasan produk, bagian tertentu dari produk, dan/atau tempat tertentu pada produk.

Pencantuman keterangan tersebut harus dilakukan dengan warna yang berbeda pada komposisi bahan, misalnya dengan warna merah, serta harus mudah dilihat, dibaca, dan tidak mudah dihapus, dilepas, atau dirusak.

Baca juga: PENGAKUAN Ammar Zoni Dapat Pesan WA Misterius, Tawarkan Hentikan Kasus Tapi Bayar Rp 300 Juta

Ketentuan ini bertujuan memberikan perlindungan dan kemudahan bagi konsumen dengan memastikan bahwa produk yang tidak halal jelas identifikasinya sehingga konsumen dapat membuat keputusan yang tepat saat membeli produk tersebut.

Oleh sebab itu, kata Bukhori, dari sisi keagamaan DMI memiliki tanggung jawab moral untuk melindungi umat, dan langsung memasang spanduk label non halal agar masyarakat terutama umat Muslim menghindari produk makanan yang diolah dengan bahan baku non-halal.

Sosok Penjual Bakso Babi

Bambang Handoko, Ketua RT 4, Padukuhan Dukuh IV Cungkuk, Kalurahan Ngestiharjo, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta mengatakan bahwa pedagang bakso babi yang viral itu berinisial S.

Sosok S merupakan warga Cebongan, Kalurahan Ngestiharjo.

Dari lokasi tempat S berdagang, rumahnya hanya berjarak sekitar 300 meter.

Baca juga: SATU Tahun Prabowo-Gibran, Aliansi Mahasiswa Nusantara Sorot Kebijakan dan Harapan Program ke Depan

Selama ini, S menyewa tempat tersebut.

Yang mengejutkan, S ini ternyata memeluk agama Islam sebagaimana informasi yang tertera di KTP miliknya.

Saat dikonfirmasi, S menolak memberikan keterangan. 

"Enggak mau (beri tanggapan). Enggak. Takut salah," ucap saudara ipar S.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved