Berita Viral

POLEMIK Biaya Proyek Kereta Cepat Whoosh: Setara 5 Burj Khalifa, Menara Tertinggi di Dunia

Polemik biaya yang membengkak dan kerugian besar yang harus ditanggung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Editor: AbdiTumanggor
Kolase Istimewa
Perbandingan biaya proyek kereta cepat whoosh dan menara tertinggi di dunia Burj Khalifa. 

Polemik biaya proyek kereta cepat whoosh:

Ringkasan Berita:
  • Setara Membangun 5 Burj Khalifa, Menara Tertinggi di Dunia.
  • Proyek kereta cepat sejak awal sudah menuai kritik.
  • Singapura dan Malaysia pernah membatalkan proyek kereta cepat mereka meskipun konstruksi sudah berjalan sebagian.
  • Alasan utama pembatalan tersebut adalah biaya yang dianggap memboroskan anggaran negara

 

TRIBUN-MEDAN.Com - Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), yang juga dikenal dengan sebutan "Whoosh", belakangan ini terus menjadi sorotan publik akibat polemik biaya yang membengkak dan kerugian besar yang harus ditanggung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terlibat dalam proyek ini.

Berbagai pihak mengemukakan pro dan kontra terkait kelanjutan dan pembiayaan proyek ini, yang menimbulkan perdebatan sengit di kalangan pemerhati ekonomi dan publik.

Kerugian Triliunan Rupiah yang Membebani BUMN

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa di sebelumnya secara tegas menyatakan penolakannya terhadap usulan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membantu pembayaran utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Pernyataan ini muncul sebagai respons terhadap usulan dari Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, yang meminta pemerintah untuk membantu pelunasan utang perusahaan tersebut.

Bahkan, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), sebagai pemegang saham mayoritas di PT KCIC, mencatatkan kerugian hingga Rp 4,195 triliun sepanjang tahun 2024. Tren kerugian ini berlanjut pada tahun 2025, di mana dalam enam bulan pertama saja, PSBI mengalami tambahan kerugian sebesar Rp 1,625 triliun.

Angka kerugian yang besar ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak finansial yang lebih luas bagi BUMN dan pemerintah.

Kritik Sejak Perencanaan: Biaya Mahal dan Rute Pendek

Proyek KCJB sejak awal sudah menuai kritik, terutama terkait biaya investasi yang dianggap terlalu mahal untuk rute yang relatif pendek.

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak negara di dunia enggan mengembangkan proyek kereta cepat, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Sebagai contoh, negara tetangga Indonesia, yaitu Singapura dan Malaysia, bahkan membatalkan proyek kereta cepat mereka meskipun konstruksi sudah berjalan sebagian.

Alasan utama pembatalan tersebut adalah biaya yang dianggap memboroskan anggaran negara.

Baca juga: MENKEU Purbaya Mendadak Setuju Pernyataan Jokowi: Kereta Cepat Whoosh Misi Regional Development

Pembengkakan Biaya Proyek yang Signifikan

Dalam kasus KCJB, kedua pihak, Indonesia dan China, telah menyepakati adanya pembengkakan biaya atau cost overrun proyek.

Setelah dilakukan audit menyeluruh, ditemukan bahwa proyek ini mengalami pembengkakan biaya sebesar 1,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,96 triliun (dengan kurs Rp 16.600 per dollar AS).

Dengan demikian, total biaya investasi proyek KCJB setelah pembengkakan mencapai 7,27 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 120,95 triliun.

Angka ini jauh melampaui tawaran investasi dari Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) yang sebelumnya menawarkan proyek dengan biaya 6,2 miliar dollar AS dan bunga 0,1 persen.

Perbandingan dengan Proyek Internasional: Setara Membangun 5 Burj Khalifa

Untuk memberikan gambaran skala biaya proyek KCJB, angka 7,27 miliar dollar AS tersebut hampir setara dengan biaya pembangunan lima menara atau gedung Burj Khalifa, gedung pencakar langit tertinggi di dunia yang terletak di Dubai, Uni Emirat Arab.

Burj Khalifa memiliki tinggi 828 meter dan telah menjadi ikon arsitektur dunia sejak selesai dibangun pada tahun 2009.

Gedung ini dirancang oleh arsitek ternama Adrian Smith dan memiliki fungsi utama sebagai hunian, perkantoran, serta hotel.

Biaya konstruksi Burj Khalifa dilaporkan mencapai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 24,95 triliun.

Dengan demikian, total biaya proyek KCJB yang mencapai Rp 120,95 triliun setara dengan membangun lima Burj Khalifa sekaligus.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar dan paling kontroversial di Indonesia saat ini.

Dengan kerugian triliunan rupiah yang harus ditanggung BUMN dan pembengkakan biaya yang mencapai hampir 20 triliun rupiah, proyek ini menjadi sorotan tajam dari berbagai kalangan.

Spesifikasi Kereta Cepat Whoosh

Kereta Cepat Whoosh memiliki kecepatan maksimum 350 km/jam dan menempuh rute Jakarta–Bandung dalam waktu sekitar 45–54 menit.

Kereta ini merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, mengusung teknologi tinggi dari Tiongkok.

Berikut adalah spesifikasi teknis dan operasional Kereta Cepat Whoosh (KCIC400AF/Fuxing CR400AF) yang perlu diketahui: 

Spesifikasi Umum

- Jenis kereta: KCIC400AF, berbasis Fuxing CR400AF buatan Tiongkok.

- Kecepatan maksimum: 350 km/jam.

- Kecepatan operasional: 300 km/jam

Waktu tempuh:

- 47 menit (tanpa berhenti di Karawang)

- 54 menit (dengan berhenti di Karawang)

- Jarak tempuh: 142,3 km antara Stasiun Halim (Jakarta) dan Tegalluar (Bandung)

Rute dan Stasiun

- Stasiun awal: Tegalluar

- Stasiun akhir: Halim

- Stasiun pemberhentian: Karawang, Padalarang, dan Summarecon Bekasi (rencana)

- Jumlah perjalanan: 62 kali pulang-pergi per hari (31 arah Jakarta, 31 arah Bandung)

Fasilitas Penumpang

Kelas layanan:

- First Class

- Business Class

- Premium Economy

Pengaturan tempat duduk:

- First Class: 2+2

- Business Class: 2+1

- Premium Economy: 3+2

- Fasilitas onboard: Wi-Fi, toilet modern, layar informasi digital, dan sistem keamanan canggih

Teknologi dan Infrastruktur

Jenis rel: Rel berat khusus untuk kecepatan tinggi

Sistem operasi: Otomatis dan terintegrasi dengan sistem pengendalian modern

Operator: PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC)

Makna Nama “Whoosh”

Nama “Whoosh” merupakan singkatan dari:

- Waktu Hemat

- Operasi Optimal

- Sistem Hebat 

Nama ini juga terinspirasi dari suara kereta cepat yang melesat

(*/Tribun-medan.com)

Artikel telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved