Berita Viral

CURHAT Kepsek SMAN di Bengkulu, Guru Digaji Rp 12 Ribu Per Jam Dari Urunan Wali Murid

Kepala Sekolah SMAN 12 Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu mengungkapkan kesedihan karena mendapatkan gaji kecil.  

Dok.pribadi/Usin Abdisyah Putra Sembiring
Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring (kemeja hitam) berbincang dengan siswa SMA Negeri 12 Kabupaten Kaur, Jumat (31/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Kepala Sekolah SMAN 12 Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu mengungkapkan kesedihan karena mendapatkan gaji kecil.  

Curhatan itu disampaikan kepsek kepada rombongan komisi IV DPRD provinsi yang tiba di sekolah mereka, Jumat (31/10/2025). 

Diketahui SMA Negeri 12 terletak di Desa Bukit Indah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, Bengkulu.

Akses menuju SMA tersebut cukup sulit, karena jalan berbukit dan jalanan rusak.

Sekolah ini mendadak mencuat tatkala 153 siswanya membentangkan karton bertuliskan permintaan agar gubernur dan presiden membangun gedung sekolah mereka lalu diunggah ke media sosial usai memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025.

Tak lama kemudian, Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, berkunjung ke sekolah tersebut.

Selama ini siswa SMA Negeri 12 menumpang tiga ruangan milik SMP Negeri 22 di Kecamatan Nasal.

Plt Kepala Sekolah SMA Negeri 12, Japilus mengatakan, pertemuan dengan DPRD sudah lama mereka nantikan.

"Ini pertemuan yang sudah lama kami harapkan sebagai bentuk kepedulian. Saya sudah satu tahun lebih menjadi Plt Kepsek," kata Japilus.

Japilus merupakan guru tetap di SMK Negeri 4 Kaur. Ia diperbantukan menjadi Plt Kepala Sekolah di SMA Negeri 12.

Ia bercerita, kebanyakan murid SMA Negeri 12 Kaur tinggal di pedalaman dan perbukitan.

"Sekolah ini sudah jauh dan berada di perbukitan. Nah, anak-anak itu tempat tinggalnya lebih jauh lagi ke sekolah jalan kaki menempuh jalan ekstrim, becek, dan berlumpur," beber dia.

Baca juga: 100 Perkara Perdata dan Pidana Ringan Diselesaikan Melalui Program Prestice Pemprov Sumut Tahun Ini

Baca juga: Marak Bangunan llegal, Satpol PP Medan Hentikan Paksa Proyek Bangunan dan Ruko hingga Disegel

Baca juga: Pengedar Narkoba Diciduk di Kediamannya, Kerabat Sempat Halangi Tim Satresnarkoba Polres Tanah Karo

Ia merupakan guru induk bersertifikasi namun karena ditugaskan menjadi Plt Kepsek ternyata tidak ada jam mengajar.

Ia mengisahkan, tiga tahun lalu awal mendirikan sekolah, siswa berjumlah 51 orang.

"Saat itu hanya murid yang ada, guru tidak ada, administrasi tidak ada, biaya juga tidak ada tapi untuk pendidikan saya siap," ujarnya mengisahkan.

Lambat laun, Japilus mengumpulkan para sarjana di Kabupaten Kaur yang bersedia mengajar tanpa dibayar.

"Saya sampaikan pada para sarjana yang mau mengajar bahwa tidak ada dana untuk menggaji mereka ikhlas," kenangnya.

Perlahan murid mulai bertambah. 

Saat ini ada 28 guru honor digaji sebesar Rp 12.000 per jam.

Uang gaji guru berasal urunan wali murid yang disepakati.

"Para guru digaji Rp 12 ribu per jam dari urunan (iuran) wali murid," ujarnya.

Harapkan gedung sekolah

Japilus melanjutkan, selain sekolah menumpang di gedung SMP, mereka juga tidak mempunyai meja dan kursi untuk belajar.

"Anak-anak membawa meja dan kursi dari rumah masing-masing untuk belajar," kata dia.

Untuk kebutuhan administrasi, Japilus menyiasati memanfaatkan komputer lawas yang dirakit.

Bila ingin mencetak dokumen, sekolah meminjam printer SMP.

"Saya bersyukur dibantu para guru honorer sehingga kegiatan belajar tetap berjalan," katanya.

Selanjutnya, pihak sekolah mengajukan proposal ke dinas pendidikan provinsi untuk usulan membangun gedung baru.

Ketua Komisi IV, D0RD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, dalam kunjungan ke lokasi mengatakan akan mengawal usulan para guru dan siswa agar mereka mendapatkan unit sekolah baru (USB).

"Kami sudah koordinasi dengan dinas, usulan USB sudah disampaikan ke kementerian pendidikan dan kebudayaan. Kami akan kawal agar SMA ini mendapat ruang baru dan permanen," janjinya.

Ia melanjutkan, apabila SMA Negeri 12 memiliki gedung baru maka sekitar sembilan desa terdekat dapat menyekolahkan anak-anak tidak perlu jauh.

"Ada sembilan desa anak-anaknya bisa sekolah di SMA Negeri 12 kalau gedung barunya tersedia," kata Usin.

DPRD, kata dia, akan mengawal usulan USB ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelesaikan hibah tanah gedung dan pematangan lahan.

Pada kunjungan tersebut DPRD memberikan seperangkat komputer dan printer.

"Selama ini para guru menggunakan monitor komputer lawas dan CPU rusak yang mereka rakit sendiri untuk memenuhi kebutuhan adninistrasi sekolah," tutup Usin.

Baca juga: MEMANAS Bakhtiar Sibarani vs Masinton Pasaribu: Kontroversi Proyek Kantor Bupati dan Bentrokan Massa

Baca juga: Lirik Lagu Karo Rudang Rudang Sienggo Melus By Kristen Sitepu

(*/tribun-medan.com)

Artikel sudah tayang di tribun-jatim

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved