Berita Viral

Fakta Terbaru Penganiayaan hingga Tewas Arjuna di Masjid Agung Sibolga, Wali Kota Sampaikan Duka

Ini terungkap saat Polres Sibolga melakuan konferensi pers terkait sudah ditangkapnya kelima pelaku, Senin (3/11/2025).

Kolase Tribun Medan
DITANGKAP - Lima Pelaku penganiayaan hingga tewas Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga ditangkap, Senin (4/11/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com - Dua dari lima pelaku akhirnya berhasil ditangkap dalam kasus penganiayaan hingga tewas Arya Tamaraya di Masjid Agung Sibolga pada Jumat (31/10/2025) kemarin.

Sebelumnya, Polres Sibolga sudah menangkap tiga pelaku dalam kasus ini.

Kini sudah lengkap lima pelaku diamankan dalam waktu kurang dari tiga hari setelah kejadian.

Ini terungkap saat Polres Sibolga melakuan konferensi pers terkait sudah ditangkapnya kelima pelaku, Senin (3/11/2025).

PEMBUNUHAN DI MASJID - Wakil Ketua DPRD Sibolga, H. Muhammad Jamil Zeb Tumori, tampak sedih saat memberi keterangan kepada wartawan terkait tewasnya Arjuna Tamaraya akibat pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Jumat (31/10/2025)
PEMBUNUHAN DI MASJID - Wakil Ketua DPRD Sibolga, H. Muhammad Jamil Zeb Tumori, tampak sedih saat memberi keterangan kepada wartawan terkait tewasnya Arjuna Tamaraya akibat pengeroyokan di Masjid Agung Sibolga, Jumat (31/10/2025) (Istimewa)

Tim gabungan Satreskrim Polres Sibolga, Satintelkam, dan Polsek Sibolga Sambas bergerak cepat dan berhasil mengamankan dua tersangka pertama, ZPA dan HBK, tidak lama setelah kejadian.

Tiga tersangka lainnya, SSJ, REC, dan CLI, juga berhasil diringkus di wilayah Sibolga dan sekitarnya.

Empat tersangka (ZPA, HBK, REC, dan CLI) dijerat Pasal 338 subsider Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pembunuhan atau kekerasan bersama yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Tersangka SSJ dijerat Pasal 365 ayat (3) subsider Pasal 338 subsider Pasal 170 ayat (3) KUHP tentang pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman yang sama.

Wali Kota Sampaikan Duka

Wali Kota Sibolga Akhmad Syukri Nazry Penarik, menyampaian rasa duka yang mendalam atas apa yang dialami Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga.

"Kami mengutuk tindakan kelima pelaku yang sudah menghilangkan nyawa Almarhum Arjuna Tamaraya," katanya, Senin (4/11/2025).

Ia juga mendoakan Arjuna Tamaraya semoga menjadi husnul khotimah.

"Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," ujarnya.

Fakta-fakta Tewasnya Arjuna

1. Berawal Niat Istirahat di Masjid

Kasat Reskrim Polres Sibolga AKP Rustam Silaban menjelaskan bahwa korban adalah seorang musafir yang hendak beristirahat di masjid.

Namun, seorang pelaku berinisial ZP alias A (57) melarang korban tidur di sana. 

Arjuna tetap ingin beristirahat sehingga memicu kemarahan ZP yang kemudian memanggil empat kawannya, termasuk HB alias K (46) dan SS alias J (40).

2. Kepala Korban Dibentur hingga Diinjak

Kelima pelaku kemudian menyeret dan memukuli korban hingga keluar masjid. Dalam proses itu, kepala korban membentur anak tangga dan diinjak-injak oleh pelaku.

Salah satu pelaku bahkan melemparkan buah kelapa ke arah kepala korban hingga mengalami luka parah.

“Korban dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala,” kata AKP Rustam Silaban, Minggu (2/11/2025), dikutip dari Tribun Medan.

Korban lalu ditinggalkan di pinggir jalan hingga ditemukan oleh warga yang melintas beberapa jam kemudian.

Setelah mengetahui adanya kerumunan di sekitar masjid lewat CCTV, marbot masjid, Alwis Janasfin Pasaribu (23), segera menuju lokasi dan membawa korban ke RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga. Namun, nyawa Arjuna tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia pukul 05.55 WIB.

3. Korban Sudah Minta Izin Istirahat

Saat kejadian kata Kausar, paman Arjuna mengatakan bahwa sebelumnya korban berhenti di masjid tersebut. 

Di halaman masjid itu terdapat seorang ibu-ibu penjual nasi goreng. 

Usai menyantap makan malam berupa nasi goreng, korban kemudian menanyakan kepada si penjual apakah ia bisa istirahat untuk tidur di masjid sebentar.

"Ibu itu kemudian bilang bisa, karenakan ini rumah Allah, kata si ibu. Korban kemudian istirahat ke dalam masjid,” ucapnya.

Tak lama setelah korban terlelap, datang seorang tukang sate yang juga berjualan di sekitar masjid dan mengusir korban, dengan mengatakan tidak bisa tidur di masjid. 

Namun ia beranggapan karena korban sudah sangat lelah, ia tidak mengacuhkah imbauan pria tersebut.

Melihat tegurannya tak diacuhkan, tukang sate tersebut kemudian memanggil empat temannya dan langsung menghajar korban. 

Akibat pengeroyokan itu, korban mengalami luka di bagian kepala akibat dipukul pakai batok kelapa.

"Penyebab kematian itu akibat ada gumpalan darah akibat pukulan di belakang kepalanya. Dia juga dipukul pakai batok kelapa,” jelasnya.

4. Korban Anak Yatim

Kepergian Arjuna meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, pamar korban Kausar Amin mengatakan, bahwa keponakannya merupakan pribadi yang dikenal baik dan santun. 

Arjuna sosok abang bagi adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.

Arjuna sendiri merupakan anak yatim. Ibunya kini menetap di Simeulue.  

Arjuna sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara. 

Ia memiliki tiga saudari yang mana dua di antaranya berada di Banda Aceh sedang menempuh pendidikan.

Dikatakan Kausar, ia mengetahui kabar kematian Arjuna dari aplikasi Facebook pada Sabtu (1/11/2025) pagi. 

Kausar sendiri kini sudah menetap di Sibolga dan berprofesi sebagai nelayan.

"Saya adik kandung dari ayah korban. Saat ini jenazah sudah kami semayamkan di Sibolga pada Sabtu kemarin. Keluarga dari Simeulue tidak ada yang berangkat ke Sibolga. Jenazah korban ditangani oleh keluarga yang di sini,” kata Kausar saat dihubungi Serambi di Banda Aceh, Senin (3/11/2025).

Di sana ia menceritakan sebelum peristiwa pengeroyokan itu terjadi, sebelumnya seminggu sebelum kembali dari laut, Arjuna menghubunginya melalui aplikasi messenger. 

Di sana korban mengatakan dalam waktu dekat ia akan berangkat melaut.

Sekembalinya dari melaut, ia kemudian menghubungi adik korban Cahaya di Banda Aceh. 

Di sana adik korban mengatakan bahwa Arjuna kini telah berangkat pergi melaut seminggu sebelumnya.

Namun, tiga hari setelah ia mendapat kabar bahwa korban sudah pergi melaut, dirinya mendapat informasi dari facebook bahwa warga Simeulue menjadi korban pengeroyokan di Sibolga melalui Facebook.

“Dia memang sudah lama di Sibolga. Korban sendiri sebelumnya baru saja kembali berangkat dari laut setelah dua bulan lamanya. Lalu dia rencananya akan kembali berangkat pada Sabtu paginya,” ujarnya.

Biasanya kata Kausar, jika korban mengetahui bahwa dirinya sudah kembali dari melaut, biasanya korban akan menemuinya terlebih dahulu. 

“Karena dia nggak tau kalau saya sudah pulang, sembari menunggu kapal tempat ia bekerja berangkat. Arjuna saat ini istirahat sebentar di Masjid Agung Sibolga,” ucapnya.

5. Keluarga Minta Pelaku Dituntut Hukuman Mati

Atas peristiwa pengeroyokan yang menimpa keponakannya, ia menuntut para pelaku pengeroyokan itu dihukum seberat-beratnya.

“Kalau bisa hukuman mati. Kemarin juga kami baru kembali dari Polres setempat menanyakan kelanjutan kasus ini. Pihak polisi kini sudah ditangani dan sudah dibuat laporan,” ujarnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved