Berita Viral

Pengakuan BKM Masjid Agung Sibolga, Arjuna Tamaraya Difitnah Penjual Sate: Dia yang Memprovokasi

Ibnu menyebut, salah satu pelaku yang menjadi provokator berinisial ZPA merupakan warga sekitar yang dikenal sering keluar masuk penjara.

|
Kolase/Facebook
SEMPAT DIFITNAH ; Arjuna Tamaraya musafir istirahat di masjid agung Sibolga ternyata sempat difitnah curi kotak infak sebelum akhirnya dikeroyok dan tewas sabtu lalu (1/11/2025) 

TRIBUN-MEDAN.com - Ketua Badan Kenaziran Masjid (BKM) Agung Sibolga akhirnya buka suara atas pengeroyokan hingga tewas Musafir Arjuna Tamaraya.

Ketua BKM Masjid Agung Sibolga, Ibnu Tasnim Tampubolon menegaskan tidak mengenal kelima pelaku.

Bahkan ia juga berani menyebut kelima pelaku bukan pengurus masjid.

Ia juga memastikan bahwa para pelaku tidak dikenal sebagai jamaah tetap, dan selama ini tidak pernah terlihat mengikuti salat berjamaah di Masjid Agung Sibolga

"Pelaku bukan pengurus masjid, dan kami tidak pernah melihat mereka ikut salat di sini," ujar Ibnu Tasnim , Selasa (4/11/2025). 

Ibnu menyebut, salah satu pelaku yang menjadi provokator berinisial ZPA merupakan warga sekitar yang dikenal sering keluar masuk penjara.

Diketahui ZPA merupakan penjual sate di belakang Masjid Agung Sibolga saat kejadian.

Dari mulutnya keluar ucapan fitnah. Menuduh Arjuna Tamaraya mencuri kotak infak.

Pelaku disebut memicu aksi brutal dengan menuduh korban mencuri uang dari kotak infak masjid tuduhan yang belum terbukti kebenarannya.

"Kami tahu ZPA ini memang sering buat onar. Dialah yang memprovokasi warga dengan alasan korban mengambil uang di kotak infak," ungkapnya.

Masjid Tak Pernah Larang Siapa Pun untuk Tidur

Ibnu menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah melarang siapa pun untuk tidur atau beristirahat di area masjid, apalagi bagi musafir atau masyarakat luar kota yang membutuhkan tempat singgah.

"Sejak dulu, tidak pernah sekalipun kami melarang orang tidur di masjid. Kalau ada musafir datang malam hari, silakan saja beristirahat di sini," ujarnya.

Ia menjelaskan, pengurus masjid bahkan telah menitipkan kunci masjid kepada petugas kebersihan agar jamaah atau musafir tetap bisa masuk jika pintu tertutup malam hari.

"Kalau ada orang mau salat, buang hajat, atau istirahat, petugas kami siap membukakan pintu," jelasnya.

Namun, Ibnu mengakui pihaknya belum bisa membuka masjid selama 24 jam penuh karena faktor keamanan.

"Sebenarnya kami ingin Masjid Agung ini buka 24 jam, tapi karena ada kejadian yang tidak baik dari sekelompok orang, jadi belum bisa. Kalau dibuka penuh, malah bisa tambah kacau," tambahnya.

Masjid Adalah Tempat Ibadah Ummat Islam Bukan Tempat Kekerasan

Ketua BKM kembali menegaskan bahwa Masjid Agung Sibolga merupakan tempat yang terbuka untuk semua umat Islam.

"Apalagi ini masjid pemerintah. Semua umat berhak beribadah dan beristirahat di sini. Kalau ada keperluan, silakan hubungi kami, insyaallah kami bantu," pungkasnya.

Sosok Arjuna Tamaraya

Kepergian Arjuna meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga, pamar korban Kausar Amin mengatakan, bahwa keponakannya merupakan pribadi yang dikenal baik dan santun. 

Arjuna sosok abang bagi adiknya yang kini sedang berkuliah di Banda Aceh.

Arjuna sendiri merupakan anak yatim. Ibunya kini menetap di Simeulue.  

Arjuna sendiri merupakan anak kedua dari empat bersaudara. 

Ia memiliki tiga saudari yang mana dua di antaranya berada di Banda Aceh sedang menempuh pendidikan.

Dikatakan Kausar, ia mengetahui kabar kematian Arjuna dari aplikasi Facebook pada Sabtu (1/11/2025) pagi. 

Kausar sendiri kini sudah menetap di Sibolga dan berprofesi sebagai nelayan.

"Saya adik kandung dari ayah korban. Saat ini jenazah sudah kami semayamkan di Sibolga pada Sabtu kemarin. Keluarga dari Simeulue tidak ada yang berangkat ke Sibolga. Jenazah korban ditangani oleh keluarga yang di sini,” kata Kausar saat dihubungi Serambi di Banda Aceh, Senin (3/11/2025).

Di sana ia menceritakan sebelum peristiwa pengeroyokan itu terjadi, sebelumnya seminggu sebelum kembali dari laut, Arjuna menghubunginya melalui aplikasi messenger. 

Di sana korban mengatakan dalam waktu dekat ia akan berangkat melaut.

Sekembalinya dari melaut, ia kemudian menghubungi adik korban Cahaya di Banda Aceh. 

Di sana adik korban mengatakan bahwa Arjuna kini telah berangkat pergi melaut seminggu sebelumnya.

Namun, tiga hari setelah ia mendapat kabar bahwa korban sudah pergi melaut, dirinya mendapat informasi dari facebook bahwa warga Simeulue menjadi korban pengeroyokan di Sibolga melalui Facebook.

“Dia memang sudah lama di Sibolga. Korban sendiri sebelumnya baru saja kembali berangkat dari laut setelah dua bulan lamanya. Lalu dia rencananya akan kembali berangkat pada Sabtu paginya,” ujarnya.

Biasanya kata Kausar, jika korban mengetahui bahwa dirinya sudah kembali dari melaut, biasanya korban akan menemuinya terlebih dahulu. 

“Karena dia nggak tau kalau saya sudah pulang, sembari menunggu kapal tempat ia bekerja berangkat. Arjuna saat ini istirahat sebentar di Masjid Agung Sibolga,” ucapnya.

Berdasarkan informasi yang ia terima peristiwa pengeroyokan itu terjadi pada pukul 02.00 Wib, Sabtu (1/11/2025) dini hari. 

Atas peristiwa pengeroyokan yang menimpa keponakannya, ia menuntut para pelaku pengeroyokan itu dihukum seberat-beratnya.

“Kalau bisa hukuman mati. Kemarin juga kami baru kembali dari Polres setempat menanyakan kelanjutan kasus ini. Pihak polisi kini sudah ditangani dan sudah dibuat laporan,” ujarnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved