Kisruh Keraton Solo
Perebutan Takhta Keraton Solo Kembali Memanas, KGPH Hangabehi Dinobatkan Sebagai Pakubuwono XIV
Perebutan takhta Keraton Solo kembali mememanas. Kini KGPH Hangabehi dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV.
Ringkasan Berita:
- Perebutan takhta Keraton Solo kembali memanas pasca wafatnya Pakubuwono XIII
- Putra PB XIII dari istri ketiga, KGPH Purbaya, lebih dulu mengikrarkan diri sebagai Pakubuwono XIV saat prosesi pemakaman pada 5 November 2025
- Seminggu kemudian, Lembaga Dewan Adat (LDA) justru menobatkan anak tertua PB XIII, KGPH Hangabehi, sebagai Pakubuwono XIV pada 13 November 2025
- Penobatan versi LDA ini memperkuat isu bahwa Keraton Solo tengah dilanda konflik internal terkait suksesi
TRIBUN-MEDAN.COM,- Kisruh perebutan takhta di Keraton Solo kembali memanas.
Setelah Pakubuwono XIII wafat, kasak-kusuk mengenai penerus sang Raja Keraton Solo terus bergulir.
Di sela prosesi pemakaman Sinuhun Pakubuwono XIII, putranya dari istri ketiga, Kanjeng Gusti Pangeran Harya Adipati Anom Hamangkunegoro Sudibyo Rajaputra, yang akrab dipanggil Gusti Purbaya atau KGPH Puruboyo sempat mengikrarkan diri sebagai Pakubuwono XIV.
Baca juga: LDA Dapuk KGPH Hangabehi sebagai Pakubuwono XIV, Dualisme di Keraton Solo
Hamangkunagoro membacakan ikrar kesetiaan dan kesanggupan untuk meneruskan tahta Kasunanan pada Rabu, 5 November 2025, bertepatan dengan upacara pelepasan jenazah PB XIII dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menuju tempat peristirahatan terakhir Imogiri, Bantul, Yogyakarta.
Namun, setelah sepekan mengklaim sebagai Raja Keraton Solo yang baru, kini anak tertua PB XIII Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi tiba-tiba dinobatkan sebagai Pakubuwono XIV.
Penobatan tersebut dilakukan oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) pada Kamis (13/11/2025).
Baca juga: Sosok KGPH Purbaya, Putra Mahkota Keraton Solo yang Tabrak Pemotor, Ini Alasan Pergi dari TKP
Sontak, penunjukan dan penobatan KGPH Hangabehi ini kembali memunculkan isu, bahwa situasi Keraton Solo sedang tidak baik-baik saja.
Setelah penobatan berlangsung, kakak dari Gusti Purbaya, GKR Timoer Rumbay mendatangi lokasi penobatan.
Ia murka, dan menyebut bahwa adiknya telah 'mengikhianati kesepakatan'.
Penjelasan Perwakilan Keluarga
GKR Koes Moertiyah Wandansari atau Gusti Moeng mengatakan, penobatan KGPH Hangabehi sebagai Pakubowono XIV berdasarkan paugeran dan rapat keluarga.
Menurut dia, apabila tidak ada permaisuri, maka penerus selanjutnya Raja Keraton Surakarta adalah anak laki-laki tertua.
Pihaknya juga mempertanyakan surat wasiat dan sabda dalem terkait penerus PB XIII.
"Gusti Behi yang sekarang PB XIV kan tidak minta kepada Allah untuk dilahirkan lebih tua dari Purboyo. Itu sudah ditekankan, dijadikan acuan, paugeran bahwa kalau tidak punya permaisuri ya sudah anak laki-laki tertua. Tapi memang kan direkayasa seakan-akan ada permaisuri, ada surat wasiat, pengangkatan Adipati Anom sebelumnya baru akan kita kaji secara hukum," kata Gusti Moeng, dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Profil Heimir Hallgrimsson, Dokter Gigi yang Kabarnya Jadi Incaran PSSI untuk Timnas Indonesia
Mengenai rencana jumenengan atau upacara kenaikan takhta KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo sebagai PB XIV yang diselenggarakan pada Sabtu (15/11/2025), Gusti Moeng tidak mempermasalahkan.
Pihaknya masih akan menunggu setelah 40 hingga 100 hari wafatnya PB XIII.
"Biar saja mau jalan. Saya tetap akan berpegang pada 40 hari atau 100 hari," ungkap dia.
Gusti Moeng juga menyatakan bahwa dirinya dan KGPH Hangabehi tidak akan ikut hadir dalam jumenengan KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo sebagai PB XIV.
"Iya tidak mungkin. Kita tidak akan menghadiri. Hasil yang hari ini pun itu langsung dibawa oleh Panembahan untuk disampaikan kepada pemerintah," ujar dia.
Baca juga: Ribka Tjiptaning, Penulis Buku Aku Bangga Jadi Anak PKI Sebut Soeharto Pembunuh Dilaporkan ke Polisi
Putra laki-laki tertua PB XIII, KGPH Hangabehi, enggan menanggapi penobatannya sebagai PB XIV dalam rapat keluarga besar Keraton Surakarta.
"Pokoknya nanti tunggu saja. Secepatnya nanti ada pemberitahuan dari keraton," kata dia.
KGPH Hangabehi juga enggan menanggapi terkait rencana jumenengan KGPAA Hamengkunegoro atau Gusti Purboyo sebagai PB XIV. "Nanti tunggu saja," katanya.
Gelar KGPH Hangabehi
Sosok Kanjeng Gusti Pangeran Harya Hangabehi atau KGPH Hangabehi adalah putra tertua dari Pakubuwono XIII.
Sebelumnya, ia memiliki gelar KGPH Mangkoeboemi.
Namun, gelar KGPH Mangkoeboemi itu diganti menjadi KGPH Hangabehi.
Gelar KGPH adalah gelar kebangsawanan Jawa yang diberikan kepada keturunan ningrat, khususnya putra Sultan yang lahir dari permaisuri dan telah diangkat sebagai pangeran dewasa.
Baca juga: Kericuhan di Keraton Solo, Cucu Pakubuwono XIII Ditodong Pistol, Polisi Upayakan Mediasi Keluarga
Gelar ini digunakan dalam tradisi kerajaan Jawa, terutama di keraton pewaris Mataram seperti Surakarta dan Yogyakarta.
Penambahan kata "Kanjeng" merupakan bentuk penghormatan tambahan.
Jadi, KGPH menunjukkan status bangsawan tinggi dari kalangan keluarga keraton dan biasanya disandang oleh putra-putra Sultan yang telah dewasa dan mendapat posisi resmi dalam struktur keraton.
Ketika momen Pakubuwono XIII wafat, sosok KGPH Hangabehi ikut mencuri perhatian.
Kala itu, ia yang tak kuasa melihat kepergian sang ayah nyaris jatuh pingsan.
Baca juga: SOSOK Pakubuwana XIV, Raja Jawa dari Solo Masih 22 Tahun, Tempuh S2 UGM
KGPH Hangabehi terpaksa digotong oleh prajurit TNI.
Dalam video yang beredar, KGPH Hangabehi tampak menangis sesenggukan.
Ia tak mampu berdiri dengan tegak ketika mengiringi jenazah ayahnya.
Profil KGPH Hangabehi
KGPH Hangabehi adalah putra tertua dari Pakubuwono XIII, dari istri kedua Winari Sri Haryani atau KRAy Winari.
Ia lahir pada 5 Februari 1985 dengan nama kecil Gusti Raden Mas Soerjo Soeharto.
KGPH Hangabehi sebelumnya bergelar KGPH Mangkoeboemi.
Namun, gelar itu kemudian diganti pada 24 Desember 2022.
Baca juga: Momen Polisi Malaysia Kaget Tahu Robi Darwis Anggota TNI, Sempat Ingin Tilang Kendaraan
Pergantian gelar tersebut sebagai bagian dari dinamika dan penolakan atas penobatan putra mahkota lain, KGPH Purbaya.
KGPH Purbaya adalah anak dari Kanjeng Ratu Asih atau GKR Pakubuwana Pradapaningsih, istri ketiga Pakubuwono XIII yang diangkat menjadi permaisuri atau ratu keraton.
Penggantian nama menjadi KGPH Hangabehi terjadi sebagai bentuk penolakan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo atas pengangkatan KGPH Purbaya menjadi putra mahkota.
Baca juga: SOSOK Briptu Yuli Setyabudi, Polisi Konten Viral Lagi, Kini Diduga Terlibat Penggelapan Mobil Rental
Dikutip dari Tribun Solo, KGPH Purbaya dinobatkan sebagai putra mahkota Keraton Solo oleh Pakubuwono XIII pada 27 Februari 2022, ketika Tinggaldalem Jumenengan SKKS Pakubuwana XIII ke-18.
Penobatan itu sekaligus memberi gelar baru kepada KGPH Purbaya, yaitu Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibyo Rojo Putra Narendra ing Mataram atau KGPAA Hamangkunegoro.
Biodata KGPH Hangabehi
- Nama Lengkap: Gusti Raden Mas Soerjo Soeharto
- Nama/Gelar Saat Ini: Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi
- Nama/Gelar Sebelumnya: KGPH Mangkoeboemi
- Tanggal Lahir: 5 Februari 1985
- Orangtua: Putra tertua Pakubuwono XIII dari istri kedua, Winari Sri Haryani (KRAy Winari)
- Perubahan Gelar: Berganti menjadi KGPH Hangabehi pada 24 Desember 2022
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/KGPH-Hangabehi-Pakubowono-XIV.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.