Polres Dairi

Terancam, Sempat Ngungsi ke Polres Dairi, Warga Parbuluan VI Akhirnya Pulang dan Didamaikan Polisi

Petugas Polres Dairi menerima kedatangan warga Parbuluan VI yang mencari perlindungan sementara. Di tengah malam yang menegang

|
Editor: Arjuna Bakkara
IST
Petugas Polres Dairi menerima kedatangan warga Parbuluan VI yang mencari perlindungan sementara. Di tengah malam yang menegang, hangatnya sambutan polisi menjadi jeda aman bagi mereka, sebelum kemudian polisi berhasil menengahi hingga tercapai perdamaian. 

Di tempat sederhana itu, dua kelompok yang sebelumnya berada di ujung konflik akhirnya duduk bersama dalam pertemuan yang diinisiasi dan dipimpin oleh Polres Dairi.

Kasat Binmas Polres Dairi, Iptu G. Limbong, membuka mediasi dengan tegas namun penuh kehangatan.

"Tujuan kita satu," ujarnya, "mengakhiri konflik sosial yang sudah terlalu lama membeban masyarakat Parbuluan VI".

Dalam suasana yang awalnya tegang namun perlahan mencair, Kelompok Tani Pangihutan Sijabat mengambil langkah berani mereka menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada keluarga Kepala Desa Parasian Nadeak atas kejadian yang menimpa mereka.

Perwakilan Kelompok Pangihutan Sijabat dan keluarga Parasian Nadeak kembali kompak seperti semula usai mediasi yang difasilitasi Polres Dairi di Dusun Hite Hoting, Sabtu (15/11/2025). Kedua kelompok warga yang sebelumnya berselisih kini menunjukkan kekompakan dan bersepakat menjaga situasi tetap aman.
Perwakilan Kelompok Pangihutan Sijabat dan keluarga Parasian Nadeak kembali kompak seperti semula usai mediasi yang difasilitasi Polres Dairi di Dusun Hite Hoting, Sabtu (15/11/2025). Kedua kelompok warga yang sebelumnya berselisih kini menunjukkan kekompakan dan bersepakat menjaga situasi tetap aman. (IST)

Momen itu menjadi titik balik.
Parasian Nadeak menerima permintaan maaf tersebut dengan lapang dada.

Namun ia menegaskan, layaknya seorang pemimpin desa yang bijak, bahwa proses hukum tetap harus dihormati, agar kejadian serupa tidak terulang.

Suasana pun berubah. Ketegangan yang beberapa hari sebelumnya mencekik pernapasan warga, kini luluh di bawah kesejukan dialog.

Baca Selanjutnya: Dinamika pt gruti polisi berdarah darah tahan serangan massa di dairi kepala bocor kuping koyak

Tanpa tepuk tangan, tanpa seremonial, namun dengan keikhlasan yang benar-benar terasa.

Pertemuan ditutup dengan damai. Tidak ada suara tinggi, tidak ada perdebatan hanya harapan baru yang bersemi di antara dua kelompok yang sebelumnya berseberangan.

"Situasi berjalan aman dan khidmat," kata Iptu G. Limbong.

Personel Polres Dairi memediasi antara Kelompok Pangihutan Sijabat dan keluarga Parasian Nadeak di Dusun Hite Hoting, Sabtu (15/11/2025). Kehadiran polisi memastikan dialog berlangsung aman dan membantu kedua pihak mencapai kesepahaman.
Personel Polres Dairi memediasi antara Kelompok Pangihutan Sijabat dan keluarga Parasian Nadeak di Dusun Hite Hoting, Sabtu (15/11/2025). Kehadiran polisi memastikan dialog berlangsung aman dan membantu kedua pihak mencapai kesepahaman. (IST)

"Semoga tidak ada lagi konflik yang terjadi,"tambahnya lagi.

Dari malam kelam penuh ancaman hingga pertemuan damai yang teduh, perjalanan Desa Parbuluan VI membuktikan satu hal, ketika konflik memanas, kehadiran aparat yang tegas dan adil mampu mengembalikan ketertiban dan memberi ruang bagi rekonsiliasi.

Warga kini berharap, perdamaian yang terjalin bukan hanya meredakan konflik sesaat, tetapi menjadi fondasi untuk membangun kembali rasa saling percaya.

Baca Selanjutnya: Akademisi serukan menahan diri polres dairi berhasil rekatkan dua kelompok pascaketegangan pt gruti

Dan Polres Dairi, sekali lagi, menunjukkan perannya sebagai penjaga ketertiban sekaligus penuntun menuju jalan damai.(Jun-tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved