Sumut Terkini
Angka Kelahiran di Sumut Alami Penurunan, Dinas PPAKB: Jangan Sampai Seperti di Jepang
Dikatakannya, sementara berdasarkan angka nasional batas penurunan angka kelahiran harus 2,1 persen
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Kadis PPPAKB) mencatat, tren angka kelahiran di Sumut mengalami penurunan.
Secara nasional, menunjukkan angka positif. Namun, bisa menjadi berbahaya.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (PPPAKB) Sumut Laura Ance Sinaga mengatakan, berdasarkan indikator Age Specific Fertility Rate (ASFR), angka kelahiran pada kelompok usia 15–19 tahun menurun menjadi 17,3 per 1.000 perempuan pada tahun 2024.
Dikatakannya, sementara berdasarkan angka nasional batas penurunan angka kelahiran harus 2,1 persen.
Angka itu, tidak boleh turun atau lebih.
"Kita berhasil menurunkan angka kelahiran di Sumut. Tapi kita juga harus berfikir keras bagaimana mengendalikan kelahiran seimbang. Karena jika terus alami penurunan takutnya, akan terjadi seperti Jepang dan beberapa negara yang angka kelahirannya minim," jelasnya, Selasa (18/11/2025).
Diterangkannya, ada tiga kabupaten/kota Sumut yang angka kelahiran rendah dan cukup mengkhawatirkan.
"Tiga kabupaten itu, Medan, Deliserdang dan Binjai (angka kelahiran dibawah target nasional). Untuk Medan itu 2,1 persen. Deliserdang dan Binjai 1,89 persen," ucapnya.
Menurutnya, saat ini banyak anak-anak muda yang sudah menikah memilih program Childfree (tidak punya anak) meningkat di Sumut.
"Untuk itu, saat ini kita membuaat program siaga kependudukan. Dalam program ini para anak muda yang telah menikah diberikan pengetahuan pentingnya mengendalikan kelahiran dengan baik," jelasnya.
Laura juga merincikan angka kelahiran di Sumut terhitung sejak tahun 1971 tercatat 129 kelahiran usia dini per 1.000 perempuan.
Angkanya terus mengalami penurunan pada tahun 2021 yang tercatat sebanyak 22 kelahiran, hingga tahun 2024 yang turun menjadi 17.
“Angka kelahiran pada usia dini di Sumut lebih baik dibanding angka nasional yang mencapai 18 per 1.000 perempuan. Ada pergeseran pola pikir yang menunjukkan kesadaran akan pentingnya kemandirian ekonomi dan persiapan yang matang sebelum membangun keluarga bagi perempuan saat ini,” ucapnya.
Sementara berbicara tentang KB, lanjut Laura, berdasar sensus penduduk tahun 2020 program KB di Sumut berada di angka 2,48. Sementara pada tahun 2024 angkanya menurun menjadi 2,36.
Laura mengartikan bahwa Total Fertility Rate atau rata-rata seorang wanita usia subur 15-45 tahun di Sumut mempunyai 2-3 anak.
| Misteri Kerangka Manusia dalam Pohon Aren di Sergai Terungkap, Pemuda yang Hilang sejak 2 Tahun Lalu |
|
|---|
| Misteri Kerangka Manusia Dalam Pohon Aren Terungkap, Pemuda yang Hilang Sejak 2 Tahun Lalu |
|
|---|
| Penjaga Ternak Babi di Hamparan Perak Ditemukan Tewas dan Sudah Membusuk, Ada Riwayat Sakit |
|
|---|
| Pemkab Asahan Mulai Melakukan Tahapan Seleksi 4 Kepala Dinas |
|
|---|
| 13 Kab/Kota di Sumut, Ini Paling Banyak Sumbang Kasus TPPO, Kadis: Alami Peningkatan Tahun Ini |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/ilustrasi-bayi-dak.jpg)