Kisah Kota Besar Paling Kejam/Jahat Port Royal Jamaika Dihukum Tuhan, Dua Per Tiga Kotanya Terkubur
Namun pada akhir abad ke-17 reputasinya Port Royal begitu buruk sehingga dianggap sebagai tempat paling kejam/berdosa di muka bumi.
Kerakusan bajak laut dan pesta pora menjadi legenda tempat ini.
Ketenaran Port Royal akhirnya mengundang pelaut terkenal zaman itu untuk berlabuh, salah satunya Kapten Henry Morgan.
Mereka menyerang dan menjarah pelabuhan Spanyol yang tidak dipertahankan dengan baik di wilayah itu.
Setelah menjarah, para pelaut dengan cepat menghabiskan keuntungan mereka lewat gaya hidup hedonistik yang absurd.
"Para bajak laut ini bebas melakukan yang mereka suka karena mereka dianggap membela kepentingan Jamaika. Pihak berwenang tidak punya pilihan selain membiarkan mereka," kata sejarawan lokal, Peter Gordon.
"Bayangkan sebuah kota penuh emas dengan orang-orang yang karakternya dipertanyakan dan bebas melakukan apa yang mereka inginkan. Jumlah rumah bordil, bar, dan gereja di tempat itu sama. Anda dapat bayangkan betapa keras suasana Port Royal kala itu," kata Gordon.
Lebih dari 100 tahun kemudian, Charles Leslie menulis tentang Port Royal pada 1660-an: "Anggur dan wanita menjadi pelampiasan [bajak laut] menghabiskan kekayaan mereka ... beberapa dari mereka menjadi pengemis. Mereka menghabiskan 2 atau 3.000 keping dolar Spanyol (disebut pieces of eight) dalam satu malam. "
"Mereka biasa membeli sebotol anggur, meletakkannya di jalan, dan mewajibkan semua orang yang lewat untuk minum," tulisnya dalam bukunya tahun 1793 A New and Exact History of Jamaica.
Beberapa literatur menyebut saat itu, Port Royal merupakan kota pelabuhan terbesar di belahan Amerika dan Amerika Latin setelah Boston.
Kejayaan Port Royal berakhir pada 7 Juni 1692, ketika gempa bumi besar dan tsunami, yang digambarkan oleh tokoh agama sebagai hukuman Tuhan, menenggelamkan sebagian besar kota ke laut, menewaskan 2.000 orang.
Port Royal yang muncul setelah bencana itu tidak akan pernah sama dengan sebelumnya.
"Gempa bumi menghancurkan Port Royal dan daratannya, yang luasnya sekitar 52 hektare," kata Selvenious Walters, direktur teknis arkeologi di Yayasan Cagar Budaya Nasional Jamaika.
"Sekitar dua pertiganya hancur dan tenggelam di Pelabuhan Kingston. Gempa bumi menghancurkan bangunan. Banyak orang meninggal karena dinding yang runtuh. Jumlah yang tewas kira-kira lebih dari setengah populasi," ujar Walters.
Citra buruk Port Royal yang tidak diketahui orang-orang di luar Jamaika agak mengejutkan.
Namun belakangan, sisa-sisa air bawah tanah bekas kota bajak laut itulah yang membuat eks lokasi Port Royal menakjubkan.
