Dukun Pengganda Uang

Modus Mbah Slamet, Dukun Pengganda Uang Janji Antar Korban Naik Macan Putih

satu per satu identitas korban Mbah Slamet Tohari dukun pengganda uang asal Banjarnegara mulai terungkap.

KOMPAS.com FADLAN MUKHTAR ZAIN/DOK. Polda Jateng
Mbah Slamet (45) dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang membunuh korbannya dengan cara diracun (kiri). Lokasi Mbah Slamet menguburkan korbannya di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara (kanan). 

Pesan ke Anak

Pasutri asal Lampung korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara memberi pesan terakhir 2 tahun lalu.

Pesan itu disampaikan kepada keluarga dan anak-anak korban.

Korban yang bernama Isryad (44) dan istrinya, Wahyu Tri Ningsih (41) saat itu berpesan akan ke Jawa untuk bekerja.

Pasang suami istri tersebut tercatat sebagai warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Tanjung Rejo, Negeri Katon, Pesawaran, Sanjaya membenarkan warganya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.

Pihak desa dan juga keluarga saat ini masih menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian.

“Sehingga kami masih menunggu hasilnya seperti apa,” ujarnya kepada Tribun Lampung.

Sanjaya menyebut, ia telah diberikan kabar secara langsung oleh Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona terkait peristiwa tersebut.

“Saya sudah mendapat telfon dari beliau dan membenarkan kabar tersebut dan memastikan hal itu benar,” ucap dia.

Dilansir dari tribunjakarta.com, dari 12 korban yang dihabisi Tohari alias Mbah Slamet dukun pengganda uang asal Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, adalah pasangan suami istri asal Lampung.

Keduanya adalah Irsad (44) dan Wahyu Tri Ningsih (41). Mereka tercatat sebagai warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran. Mayat keduanya ditemukan di satu liang pada Selasa (4/4/2023).

Selain jago urusan janji-menjanjikan, rupanya Mbah Slamet mampu menghipnotis korbannya dengan bualan yang tak masuk akal, yaitu mengantar pulang korban naik Macan Putih.

Cerita itu disampaikan anak kandung korban yang tak ingin namanya disebut via sambungan telepon pada Rabu (5/4/2023). Ia mengaku suatu hari pernah mendengar komunikasi orangtuanya dengan Mbah Slamet.

Mbah Slamet sempat meminta Wahyu Tri Ningsih untuk datang ke sebuah alamat. Saat itu ibunya menolak permintaan Mbah Slamet, tapi akhirnya bersedia mendatangi alamat yang dimaksud.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved