Perang Hamas vs Israel
KETAKUTAN Warga Lebanon Jika Terjadi Perang dengan Israel: Kami tak Mampu untuk Bertahan Hidup
Kekhawatiran akan perang dengan Israel meningkat di antara masyarakat Lebanon setelah perang Hamas-Israel pecah sejak Sabtu (7/10/2023).
TRIBUN-MEDAN.COM - Peran Hizbullah terhadap Hamas Palestina hingga mengundang kekhawatiran warga Lebanon.
Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada 1982, memiliki hubungan dekat dengan kelompok militan Hamas yang memerangi Israel. Kelompok tersebut juga telah menyuarakan dukungannya terhadap Palestina, dengan mengatakan “senjata dan roketnya” ada di tangan mereka.
Hizbullah mengklaim telah menembaki lokasi yang disengketakan di sepanjang perbatasan dan dua pos militer lainnya di Israel pada Senin (9/10/2023). Namun, faksi Syiah yang bersenjata lengkap sejauh ini belum melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel.
Kekhawatiran akan perang dengan Israel meningkat di antara masyarakat Lebanon setelah perang Hamas-Israel pecah sejak Sabtu (7/10/2023).
Di Lebanon, masyarakat bagaimanapun sudah tidak asing lagi dengan konflik. "Jika harus ada perang, maka akan ada perang. Tahukah Anda berapa banyak perang yang telah kami lalui sejak saya masih hidup? Kami sudah terbiasa dengan itu," kata Ahmed Ali (55) kepada Al Jazeera di sebuah pusat transportasi di ibu kota Lebanon, Beirut.
Hanya dalam masa hidupnya, Lebanon telah mengalami perang saudara yang menghancurkan, konflik dengan Israel, pertempuran internal antara faksi-faksi bersenjata, dan limpahan dari perang di negara tetangganya, Suriah.
Namun, sejak kelompok Palestina Hamas melancarkan operasi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada akhir pekan lalu, penduduk di Lebanon telah melihat dengan waswas. Negara kecil di Levant yang berpenduduk hanya 6 juta jiwa ini berada di ambang konflik menyusul meningkatnya kekerasan lintas batas dengan Israel.
"Sebagian besar tetangga dari kerabat saya telah meninggalkan rumah mereka (karena berhati-hati)," kata Zein Abdeen (21) kepada Al Jazeera.
"Mereka yang memiliki anak kecil segera pergi, tetapi para pemuda yang tinggal sendirian tetap tinggal. Mereka tidak takut," tambahnya.
"Saya takut akan kemungkinan bahwa kita akan berperang. Di masa lalu, ada banyak orang yang membantu Lebanon. Tapi sekarang, siapa yang akan membantu kami?" tanya Abu George.
Namun, tidak semua orang di Lebanon memiliki ketakutan yang sama terhadap apa yang akan terjadi jika perang pecah.
Rasa frustrasi terhadap situasi ekonomi Lebanon membuat beberapa orang Lebanon berpikir bahwa keadaan tidak bisa menjadi lebih buruk lagi.
Pada 2021, Bank Dunia mengklasifikasikan ledakan ekonomi Lebanon sebagai salah satu krisis terburuk sejak abad ke-19.
Pada bulan Juni tahun lalu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa "kepentingan pribadi" berada di balik kelas politik Lebanon yang menolak reformasi ekonomi yang krusial.
Sejak tahun 2019, mata uang Lebanon telah kehilangan sekitar 98 persen nilainya sementara produk domestik bruto (PDB) telah menyusut sebesar 40 persen.
"Siapa yang peduli dengan perang?" ujar Mohamad Aziz ketika ia menunggu di sebuah pusat transportasi di Beirut.
"Kami tidak mampu untuk hidup, makan, atau minum," tambahnya.
Baca juga: Presiden Ukraina Singgung Keterlibatan Rusia di Balik Pecahnya Perang Hamas-Israel
Presiden Ukraina Menduga Rusia Terlibat di Balik Pecahnya Perang Hamas-Israel
Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan tanggapan atas pecahnya perang antara Israel dengan pejuang Hamas Palestina.
Presiden Putin dalam pernyataannya menyuarakan keprihatinannya atas jatuhnya korban sipil di Israel dan Gaza.
Tak hanya itu, ia menyebut pembentukan negara Palestina sangat diperlukan.
Bahkan, Putin juga menyinggung kegagalan kebijakan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah.
Menanggapi pernyataan Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Moskow telah mendukung Hamas.
"Kami yakin Rusia mendukung, dengan satu atau lain cara, operasi Hamas," kata Zelensky, dikutip dari The Times of Israel.
"Krisis yang terjadi saat ini menjadi saksi fakta bahwa Rusia benar-benar berupaya melakukan tindakan destabilisasi di seluruh dunia," lanjutnya.
Perlu diketahui, hubungan Moksow dengan Yerusalem dulunya merupakan sekutu dekat.
Namun, hubungan keduanya rusak setelah Rusia menginvasi Ukraina dan Israel mengirimkan bantuan ke Kyiv.
Zelensky mengeluarkan pembelaan penuh terhadap Israel pada saat serangan kejutan Hamas terhadap komunitas Israel.
"Hak Israel atas pertahanan ini tidak dapat disangkal," ucap Zelensky.
Baca juga: Apakah Iran dan Rusia Berada di Balik Serangan Mendadak Hamas Palestina terhadap Israel?
Badan Intelijen AS Cari Bukti Keterlibatan Iran
Sementara, Badan intelijen AS saat ini tengah mencari bukti keterlibatan Iran dalam serangan mendadak Hamas ke Israel.
Meskipun AS yakin Iran "terlibat" dalam serangan tersebut, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan bahwa pemerintah masih belum memiliki bukti langsung yang menghubungkan Teheran dengan perencanaan dan pelaksanaan serangan tersebut.
"Kami sedang mencari informasi intelijen lebih lanjut," kata Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih, dikutip dari CNN. "Tetapi ketika saya berdiri di sini hari ini, sementara Iran memainkan peran yang luas dalam hal serangan mengerikan pada tanggal 7 Oktober, saat ini kita tidak memiliki bukti tersebut," lanjutnya.
Intelijen Israel juga memeriksa bukti-bukti sebelumnya, kata seorang pejabat senior Israel kepada CNN. "Saya ragu Iran tidak memiliki pengetahuan apa pun," kata pejabat itu.
"Kami telah melihat pertemuan-pertemuan dan kami telah melihat koordinasi yang erat di antara mereka," lanjutnya.
Intelijen AS dan Israel tidak memiliki peringatan dini mengenai serangan tersebut – sesuatu yang menurut para pejabat AS sangat mengejutkan mengingat skala serangan tersebut – dan kini, pemerintahan Biden mengambil tindakan dengan hati-hati.
Pimpinan Hizbullah dan Hamas Bertemu
Pimpinan kelompok pejuang Hamas Palestina dan kelompok Hizbullah yang berbasis di Lebanon bertemu di Beirut untuk membahas perlawanan terhadap Israel.
Hizbullah Lebanon membantu pejuang Hamas Palestina dan telah menembakkan peluru kendali ke tank Israel pada Selasa (10/10/2023) dan Israel mengatakan mereka membalasnya dengan menyerang pos pengamatan milik kelompok yang didukung Iran tersebut.
Sejauh ini, tentara Israel mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam serangan Hizbullah pada Selasa (10/10/2023). Meski begitu, tiga pejuang Hizbullah tewas pada Senin (9/10/2023 ) dalam baku tembak tersebut.
“Kami membalas serangan roket Hamas dengan tembakan artileri yang datang dari wilayah Lebanon. Dikatakan sekitar 15 roket diluncurkan dari Lebanon, empat di antaranya dicegat dan 10 jatuh di ruang terbuka,” kata seorang militer Israel.
Pasukan penjaga perdamaian sementara PBB di Libanon selatan, yang dikenal sebagai UNIFIL, mengatakan pihaknya mendeteksi peluncuran roket di selatan Tirus sekitar pukul 17.30 waktu setempat dan mendesak semua pihak menahan diri. Juru bicaranya mengatakan unit UNIFIL dikirim ke tempat perlindungan bawah tanah di daerah tempat roket diluncurkan.
Baca juga: PECAHNYA Perang Hamas Palestina-Israel untuk Memecah Konstentrasi AS terhadap Ukraina hingga Taiwan?
Baca juga: KETIKA Intelijen Israel Tertidur dan Asyik Bertiktok - Kini Pertempuran Sengit di Jalur Gaza
Baca juga: Ucapan Hendropriyono Kenyataan: Intelijen Israel Sama Saja, Tak Jago-jago Amat, Bisa Kecolongan Juga
Israel Ancam Akan Kembalikan Lebanon ke Zaman Batu
Dengan keterlibatan faksi Hizbullah Lebanon membantu Hamas Palestina, Israel pada Selasa (8/8/2023) mengancam akan mengembalikan Lebanon ke zaman batu.
"Jika terjadi perang dengan Hezbollah."
"Jangan membuat kesalahan. Kami tidak menginginkan perang. Namun kami siap untuk melindungi warga sipil, tentara dan kedaulatan kami," kata Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan yang ditujukan kepada Hizbullah, dilansir dari Reuters.
Retorika semacam itu telah terdengar dari kedua belah pihak sejak perang Israel-Hizbullah terakhir, pada tahun 2006.
Namun, hal ini menjadi lebih tajam sejak sebuah bom pinggir jalan di Israel pada bulan Maret, yang dituduhkan kepada penyusup Hizbullah.
Beberapa minggu terakhir ini telah terjadi baku tembak antara warga sipil Lebanon.
Setidaknya satu kelompok Hizbullah dan pasukan Israel berada di sepanjang perbatasan yang dibentengi.
Sebelumnya para pemimpin gerakan bersenjata Hezbollah dan Hamas telah bertemu di Beirut untuk membahas kesiapan poros perlawanan melawan Israel sejak pecah pada Sabtu (7/10/2023). Hal itu diungkap oleh pihak Hizbullah dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Minggu (9/4/2023). Namun, tidak disebutkan secara jelas kapan kedua pemimpin kelompok tersebut telah bertemu. Ismail Haniyeh, kepala gerakan Islam Palestina Hamas dilaporkan telah berada di ibu kota Lebanon, Beirut.
Jumlah korban perang Hamas Palestina-Israel
Jumlah korban tewas dalam perang Hamas-Israel naik lagi menjadi 1.908 orang.
Sebelumnya, korban tewas yang dilaporkan di kedua sisi mencapai kurang dari 1.500 orang.
Kedutaan Besar Israel di AS pada Selasa (10/10/2023) mengumumkan, ada lebih dari 1.000 orang tewas akibat serangan Hamas terhadap Israel yang dimulai sejak akhir pekan lalu.
Sementara, korban terluka di Israel yang dilaporkan oleh Kedutaan tersebut yakni mencapai lebih dari 3.000 orang.
“Jumlah korban tewas kini mencapai 1.008 orang, dengan sedikitnya 3.418 orang terluka,” kata Kedutaan Besar Israel di AS di X, platform media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Namun, sebagaimana dilaporkan CNN, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan pihaknya “tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal” laporan dari kedutaan tersebut.
Seorang juru bicara IDF mengatakan kepada CNN bahwa mereka mengetahui lebih dari 900 kematian.
Korban di Jalur Gaza
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina pada Selasa menyampaikan, jumlah korban di Gaza meningkat menjadi 900 orang tewas dan 4.500 orang terluka akibat serangan balasan Israel. Serangan udara Israel dimulai sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas pada Sabtu pagi.
Kementerian tersebut menyampaikan, mereka yang tewas termasuk 260 anak-anak dan 230 perempuan, termasuk 22 keluarga yang terbunuh secara keseluruhan.
"Sebanyak 15 paramedis dan 20 jurnalis juga terluka," kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Dengan ini, jumlah korban tewas dalam perang Hamas-Israel di kedua sisi berdasarkan laporan Kedutaan Besar Israel di AS dan Kementerian Kesehatan Palestina total mencapai 1.908 orang dan korban luka mencapai 7.928 orang.
Jumlah ini belum termasuk dengan klaim Militer Israel yang mengatakan telah menemukan sekitar 1.500 jasad pasukan Hamas di wilayah Israel.
Angka itu belum terkonfirmasi langsung dari pihak Hamas.
(*/tribun-medan.com)
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
Baca juga: Israel Terus Bombardir Gaza, Kini Hamas Bicara Kemungkinan Gencatan Senjata, Ancam Eksekusi Sandera
Baca juga: IDENTIFIKASI Warga dan Tentara Israel yang Disandera Hamas, Terungkap Lokasi Para Tawanan
Baca juga: Ucapan Hendropriyono Kenyataan: Intelijen Israel Sama Saja, Tak Jago-jago Amat, Bisa Kecolongan Juga
Baca juga: PUTIN Rayakan Ultah saat Ribuan Roket Hamas Meluncur di Langit Israel, Ini Pesan Pemimpin Chechnya
Baca juga: Perbandingan Harga Roket Hamas dengan Rudal Pertahanan Udara Iron Dome Israel, Bisa Bikin Bangkrut
Baca juga: KENAPA Roket Hamas yang Harganya Murah Bisa Menembus Kota Israel? Ternyata Ini Penyebabnya
Baca juga: Jurnalis Israel Haaretz: Israel Dipermalukan Serangan Hamas, Ungkap Dua Kelengahan Israel Kali Ini
| KENAPA Hamas Minta Jusuf Kalla Jadi Mediator Perang Palestina vs Israel? Ini Sederet Pengalaman JK |
|
|---|
| Serangan Hizbullah Rudal Fasilitas Militer Israel, Klaim Semua Tentara IDF Tewas di Tempat |
|
|---|
| Mati Konyol, 2 Tentara Israel Tewas Tertembak Tanknya Sendiri, IDF: Tak Sengaja, Dikira Hamas |
|
|---|
| Dirilis Militer Israel, Inilah Foto dan Video Terowongan Hamas di Gaza, Diklaim Jadi Tempat Sandera |
|
|---|
| Baru Ketahuan, 4.000 Tentara Bayaran Israel Warga Prancis, Bukannya Perang Malah Terancam Penjara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.