Perang Hamas vs Israel

PECAHNYA Perang Hamas Palestina-Israel untuk Memecah Konstentrasi AS terhadap Ukraina hingga Taiwan?

Pecahnya perang antara pejuang Hamas Palestina dengan Israel ini disinyalir untuk memecah konstentrasi Amerika Serikat terhadap Ukraina hingga Taiwan

|
Editor: AbdiTumanggor
ho
China kini kuasai dunia Arab (Timur Tengah). 

TRIBUN-MEDAN.COM - Pecahnya perang antara pejuang Hamas Palestina dengan Israel ini disinyalir untuk memecah konstentrasi Amerika Serikat terhadap Ukraina, Taiwan, Laut China Selatan, hingga Afrika Tengah. Pertempuran yang mendadak terjadi pada Sabtu (7/10/2023) pagi itu merupakan perang terhebat dalam kurun waktu 50 tahun terakhir antara Palestina-Israel.

Rentetan serangan roket Hamas hingga 5.000 buah diikuti serangan dari darat membuat Israel kewalahan. Seribuan pejuang Hamas menyerang Israel dari darat, laut, dan udara. Korban tertinggi dialami Israel. Hingga pada Selasa (10/10/2023) pagi, korban tewas dari pihak Israel mencapai 917 orang dan terluka 2.303 orang. Para korban terbanyak di Israel bagian selatan yang banyak dihuni suku Yehuda beserta suku Benyamin, serta korban warga Israel yang berjumlah sedikit di Tepi Barat yang beberapa tahun belakangan ini diduduki.

Sementara, korban dari pihak Palestina di Jalur Gaza mencapai 687 orang tewas dan 3.800 terluka. Maka total sementara korban tewas perang Hamas Palestina-Israel sebanyak 1.604 orang dan luka-luka sebanyak 4.594 orang per Selasa (10/10/2023) pagi, dilansir dari AlJazeera.

Siapa yang terlibat di belakang serangan mendadak Hamas ini?

Pertanyaan tentang keterlibatan Iran musuh bebuyutan Israel mengemuka tak lama setelah serangan mendadak dan mematikan yang dilakukan kelompok Hamas terhadap warga Israel di sekitar Jalur Gaza Palestina. Sebuah laporan yang diterbitkan surat kabar Wall Street Journal mengutip anggota Hamas yang tidak disebutkan namanya dan gerakan gerilya Hizbullah di Lebanon yang mengatakan bahwa Iran memberi lampu hijau pada serangan itu sepekan lalu. Namun seorang pejabat senior bidang pertahanan di Washington, Amerika Serikat (AS) kemudian mengatakan bahwa AS “saat ini tidak memiliki informasi” untuk menguatkan tuduhan spesifik mengenai peran Iran dalam serangan tersebut.

Kekompakan Iran, Rusia, Korea Utara, China serta sejumlah negara Arab lainnya terlihat saat meletusnya perang di Ukraina. Terlepas dari itu, taruhan atas kebenaran keterlibatan Iran dalam serangan itu sangatlah besar. Jika ternyata Iran berada di balik serangan tersebut, hal ini berpotensi memperluas konflik menjadi konfrontasi regional. Konflik Hamas-Israel ini akan memecah konsentrasi Amerika Serikat dan sekutunya di Ukraina dan juga di belahan dunia lainnya, seperti di Asia dan Afrika Tengah yang beberapa tahun belakangan ini kerap memanas.

Meski para pemimpin Iran merayakan dan memuji serangan Hamas tersebut, mereka dengan cepat menyangkal keterlibatannya. “Tuduhan terkait dengan peran Iran… didasarkan pada alasan politik,” kata Kementerian Luar Negeri Iran, dikutip dari BBC, Senin (10/10/2023). "Iran tidak melakukan intervensi "dalam pengambilan keputusan negara lain,"tambahnya.

Namun semua ini tidak berarti Iran tidak terlibat. Ghazi Ahmad, juru bicara Hamas, berkata pada BBC bahwa kelompok itu mendapat dukungan langsung dari Iran – yang berjanji untuk "berdiri bersama pejuang Palestina hingga pembebasan Palestina dan Jerusalem – untuk melakukan serangan. Amerika Serikat menyebut negara itu "belum" mendapat bukti bahwa Iran berada di balik serangan. Akan tetapi, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menegaskan bahwa memang "ada hubungan jangka panjang" antara Iran dan Hamas.

Iran adalah salah satu sponsor Hamas

Bukan rahasia lagi, Teheran telah menjadi sponsor utama Hamas selama bertahun-tahun, menyokong kelompok milisi itu dengan dukungan finansial dan persenjataan , termasuk roket, dalam jumlah besar. Selama bertahun-tahun Israel telah mencoba menghalau pasokan Iran ke Gaza, yang melintasi Sudan, Yaman, kapal di Laut Merah dan penyelundup Bedouin di Semenanjung Sinai. Sebagai salah satu musuh bebuyutan Israel, Iran terang-terangan berminat melihat Israel menderita. “Jadi menurut saya, tidak berlebihan jika berasumsi bahwa Iran terlibat,” kata Haim Tomer, mantan perwira senior di badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, kepada BBC.

“Ini adalah respons Iran terhadap laporan bahwa perjanjian damai akan terjadi antara Israel dan Arab Saudi,”sambungnya.

Akan tetapi, Tomer menganggap dugaan bahwa Iran sebenarnya memerintahkan serangan hari Sabtu itu "agak rumit".

“Ya, memang benar bahwa Iran adalah penyedia peralatan nomor satu bagi Hamas,” katanya, “dan mereka melatih peralatan tersebut di Suriah dan bahkan, kabarnya, di Iran.”

Israel, kata Tomer, telah mengawasi pergerakan para pemimpin Hamas selama beberapa bulan terakhir.

“Kami melihat orang-orang seperti Saleh al-Arouri (kepala sayap militer organisasi tersebut) dan para pemimpin Hamas lainnya terbang bolak-balik antara Lebanon dan Iran, mengadakan pertemuan, termasuk dengan (Pemimpin Tertinggi Ayatollah) Khamenei sendiri.”

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved