Perang Hamas vs Israel
CERITA PILU Remaja Berusia 16 Tahun Ini Saksikan Ayah dan Ibunya Dibunuh Pejuang Hamas di Rumahnya
Lusinan pejuang Hamas melepaskan tembakan demi tembakan ke setiap rumah ke rumah di Kibbutz Re'im Israel.
TRIBUN-MEDAN.COM - Ketika lusinan pejuang Hamas dengan senjata lengkap menyerbu Kibbutz Re'im Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi, seorang remaja berusia 16 tahun, Rotem Mathias, turut membantu kedua orangtuanya membarikade pintu rumah dengan apa pun yang mereka temukan -- kasur dan meja. Tapi itu tidak cukup.
Kibbutz Re'im adalah jenis pemukiman di Israel yang terbilang unik dan indah. Sebab, orang-orang yang menetap di sana tergabung dalam komunitas kolektif atau agraris secara tradisional.
Para pejuang Hamas melepaskan tembakan demi tembakan ke setiap rumah di Kibbutz Re'im.
Rotem Mathias mengatakan pejuang Hamas menembakkan peluru melalui jendela.
Kedua orangtua Mathias, Shlomi dan Deborah, dibunuh di depan matanya.
“Para teroris mendobrak pintu,” kenang Mathias dalam wawancara dengan ABC News, Rabu.
“Mereka melempar granat atau sesuatu yang meledak,” lanjutnya.
Saat pejuang Hamas meninggalkan rumahnya, ibu dan ayahnya masih bernafas sedikit-sedikit.
Mathias mengatakan, ayahnya kehilangan lengan saat meninggal.
"Kemudian ibuku meninggal di atasku,"ujar Mathias dengan menahan tangis.
Mathias pun turut berlumuran darah.
Kedua orangtua Mathias termasuk di antara 1.200 orang yang tewas warga Israel sejak pejuang Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel dari udara, darat dan laut pada Sabtu (7/10/2023) lalu. Sementara, pihak berwenang Palestina mengatakan sedikitnya 1.055 orang tewas dan 5.184 lainnya terluka di Gaza sejak Sabtu (7/10/2023).
Kenapa Mathias selamat?
Kembali ke Kibbutz Re'im, Mathias selamat setelah ibu dan ayahnya menyuruhnya sembunyi.
Mathias terbaring diam sambil bersembunyi di bawah kain yang berlumuran darah selama berjam-jam. Karena Hamas masih kembali untuk memburu korban yang selamat.
Dia berhasil mengirim pesan teks singkat kepada anggota keluarga besarnya, menulis: "Orang tua meninggal. Maaf."
“Saya baru saja menghentikan pernapasan saya, saya mengirimkannya sebanyak mungkin,” kata Mathias kepada ABC News.
"Saya tidak bergerak. Saya ketakutan. Saya tidak membuat suara apa pun. Dan saya berdoa kepada Tuhan mana pun -- saya tidak terlalu peduli Tuhan yang mana -- saya hanya berdoa kepada Tuhan agar mereka tidak menemukan saya,"ujarnya kemudian.
Perjuangan Mathias bukan hanya bertahan dan diam di bawah kain-kain yang berlumuran darah dari ibunya, tetapi para militan juga membakar rumah Mathias dan rumah lainnya di Kibbutz Re'im.
Setelah dibakar, Hamas pergi menjauh dari rumahnya. Di saat itulah Mathias perlahan-perlahn keluar pergi dan sembunyi di luar.
Dia akhirnya ditemukan dan diselamatkan oleh pasukan Israel atau IDF.
Mathias kini dirawat di sebuah rumah sakit di kota Be'er Sheva, Israel selatan.
Ia duduk gemetar di samping kakak perempuannya, yang juga selamat karena bersembunyi di ruang aman.
Kakak beradik yatim piatu ini kini bergantung pada kakek mereka, Ilan (78), yang peka terhadap sejarah.
“Mereka kembali dan – ini sangat penting – mereka ingin memverifikasi bahwa mereka telah membunuh semua orang,” kata Ilan kepada ABC News tentang militan Hamas.
"Mereka menyalakan api dan -- ini adalah cerita yang berasal dari Holocaust -- mereka menyalakan api untuk memastikan bahwa jika ada yang selamat, mereka akan keluar dan membunuh mereka,"jelasnya kemudian.
Terlepas dari kejadian yang tak terkatakan yang dialami Mathias dan keluarganya dalam beberapa hari terakhir, ikatan mereka tetap tak terpatahkan dan cinta mereka terhadap satu sama lain sangat kuat.
Pejuang Hamas Masih Sembunyi di Komunitas di Israel
Pejuang Hamas diyakini masih bersembunyi di beberapa komunitas di Israel selatan bahkan setelah militer Israel mengambil kembali kendali, menurut juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Mayor Doron Spielman.
“Kami mengendalikan masyarakat, namun kami sebenarnya berasumsi bahwa ada teroris Hamas yang masih bersembunyi di wilayah ini, termasuk di jalan tempat kami berada sekarang,” kata Spielman kepada ABC News di Sderot, Israel.
“Di semua komunitas ini, kami melihat teroris keluar dari persembunyiannya. Baru kemarin, mereka mengambil alih ambulans.”
“Kami masih sangat, sangat berhati-hati,” tambahnya. “Ini adalah zona perang dengan teroris aktif yang beroperasi di sini,”lanjutnya.
Sderot adalah kota di barat daya Israel yang terletak dekat perbatasan dengan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.
Sebuah kantor polisi di sana diserbu oleh pejuang Hamas pada hari Sabtu sebagai bagian dari serangan kelompok militan yang lebih luas, menyebabkan sedikitnya enam petugas polisi Israel tewas. IDF kemudian mengebom kantor polisi polisi tersebut yang telah ditempati pejuang Hamas.
Pejuang Hamas dan militan Palestina lainnya “menyerang lokasi strategis” di sepanjang pagar perbatasan, sehingga mereka dapat melewatinya dengan truk pickup, kata Spielman.
Warga sipil di beberapa komunitas lokal telah diperintahkan untuk mengungsi, sementara yang lain pergi secara sukarela, menurut Spielman.
"Kami punya banyak pasukan darat di kawasan ini. Kami punya banyak tank. Selain itu, kami punya artileri. Dan kami selalu siap menghadapi apa pun," katanya.
“Dan jika itu terjadi, tahap berikutnya, itu akan terjadi di sini karena ini adalah area yang menjadi titik nyala dan ini adalah area di mana kami akan tampil dan menyelesaikan pertempuran ini. Tentu saja, kami tidak punya pilihan lain, tapi untuk menyelesaikannya."
Ketika ditanya tentang meningkatnya korban warga sipil Palestina di Gaza akibat serangan udara balasan IDF, Spielman mengatakan: "Kami selalu berusaha menghindari korban sipil. Namun, menurut saya ini adalah perang dan prioritas pertama kami di sini adalah menghancurkan Hamas."
Jumlah Korban Tewas Meningkat Melebihi 2.700 Orang
Setidaknya 2.700 orang tewas dalam perang Hamas dan Israel.
Dari sisi Israel misalnya, sebanyak 1.200 warga tewas dengan lebih dari 2.700 terluka sejak dimulainya konflik Israel-Hamas.
Sementara itu, dari sisi warga Palestina, sekitar 900 orang tewas di Jalur Gaza dan 19 orang lainnya tewas di Tepi Barat.
Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat mengingat serangan kedua belah pihak masih terjadi.
Israel Sebut 1.000 Penyusup Gaza Tewas
Sementara, Pasukan Pertahanan Israel mengklaim, telah membunuh 1.000 penyusup dari Jalur Gaza sejak serangan kelompok Hamas akhir pekan.
Hal ini disampaikan seorang juru bicara militer yang dikutip lembaga penyiaran publik Israel Kan.
"Kami menghitung ada 1.000 jenazah teroris, masih ada ratusan lagi yang menunggu. Ini menunjukkan skala serangan, mereka tidak merencanakan serangan dan mundur, melainkan pendudukan. Pada hari terakhir, terjadi pertemuan dengan 18 teroris di Jalur Gaza dan Ashkelon," kata juru bicara yang tidak disebutkan namanya.
Dalam laporan yang sama, juru bicara tersebut menambahkan bahwa Israel melakukan serangan terhadap lebih dari 450 sasaran di Jalur Gaza di lokasi yang diyakini sebagai markas Hamas.
Selain Hamas, Hizbullah dan Israel Saling Baku Tembak
Kelompok militan Lebanon, Hizbullah, mengklaim menyerang Israel dengan rudal di perbatasan. Ini memicu serangan balasan dari Israel. "Serangan ini adalah respons yang menentukan atas agresi yang menewaskan tiga pejuang Hizbullah," kata kelompok tersebut, seperti dilaporkan outlet media al-Manar yang berafiliasi dengan Hizbullah.
Kelompok militan tersebut mengatakan mereka tegas dalam membalas serangan Israel di Lebanon. Terutama ketika para martir tewas dalam serangan tersebut.
Sebelumnya Angkatan Pertahanan Israel juga melaporkan rudal anti-tank meluncur dari Lebanon menuju pos militer yang berdekatan dengan komunitas Al-Aramshe di perbatasan Lebanon dalam sebuah postingan media sosial Telegram.
Militer Israel menyebut bahwa saat ini melakukan serangan di wilayah Lebanon, tanpa mengungkapkan wilayah spesifik yang menjadi sasaran. Lebanon dan Israel telah berulang kali saling baku tembak sejak serangan yang dilakukan oleh kelompok Hamas pada Sabtu. Situasi ini mengobarkan kembali ketegangan di Timur Tengah.
Banyak Warga Negara Asing Tewas dan Hilang
Dilansir dari berita AFP, Rabu (11/10/2023), sejumlah warga dari berbagai negara yang turut tewas, terluka dan hilang usai serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10) lalu.
Presiden Joe Biden mengkonfirmasi bahwa sejumlah warga negara asing, di antaranya orang Amerika termasuk di antara para sandera Hamas.
“Kami sekarang tahu bahwa warga Amerika termasuk di antara mereka yang ditahan oleh Hamas,” kata Biden di Gedung Putih.
“Saya telah mengarahkan tim saya untuk berbagi intelijen dan mengerahkan ahli tambahan dari seluruh pemerintahan Amerika Serikat untuk berkonsultasi dan memberi nasihat kepada rekan-rekan Israel mengenai upaya pemulihan sandera karena sebagai presiden, saya tidak memiliki prioritas lebih tinggi daripada keselamatan warga Amerika yang disandera,"ujarnya.
Sementara, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan, setidaknya 20 atau lebih orang Amerika masih belum ditemukan.
"Belum merinci jumlah orang Amerika yang masih hilang. Untuk sementara diperkirakan 20. Namun, Kami belum mengetahui kondisi mereka, dan kami tidak dapat memastikan jumlah pasti warga Amerika,” kata Sullivan tentang para sandera. Meski jumlahnya belum dipastikan, Sullivan menekankan, bagaimanapun, seluruh para sandera harus dibebaskan.
Daftar sementara, per Rabu (11/10/2023), warga negara asing yang tewas dan hilang saat pecahnya perang Hamas-Israel:
- Thailand: 18 tewas, 11 hilang
Sedikitnya 18 warga Thailand tewas dalam konflik antara Israel dan Hamas, kata pemerintah Thailand pada Selasa, (10/10/2023). Jakkapong Sangmanee, Wakil Menteri Luar Negeri Thailand, memberikan jumlah korban terbaru tersebut, dan mengatakan pemerintah sedang berupaya mengevakuasi ribuan warga Thailand dari Israel.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan secara terpisah, bahwa 9 warga Thailand terluka dan 11 orang disandera Hamas. Menteri Tenaga Kerja Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan ada sekitar 5.000 pekerja Thailand yang bekerja di daerah-daerah yang terkena dampak konflik dan dipindahkan ke tempat yang aman.
- AS: 11 tewas, 20 lainnya hilang
Amerika Serikat mengonfirmasi kematian sedikitnya 11 warga AS dan mengatakan "kemungkinan besar" warga Amerika termasuk di antara sandera yang ditahan oleh Hamas.
"Sedihnya, kami sekarang mengetahui bahwa setidaknya 11 warga negara Amerika termasuk di antara mereka yang tewas - banyak di antaranya telah menetap di rumah kedua di Israel," kata Presiden Joe Biden dalam sebuah pernyataan.
- Nepal: 10 orang tewas , 4 luka-luka, 5 hilang
Sedikitnya 10 warga Nepal tewas di Kibbutz, salah satu titik rawan serangan Hamas, kata kedutaan besar Nepal di Tel Aviv. Sementara, 4 orang lainnya dirawat di rumah sakit. Sementara pencarian orang kelima sedang dilakukan, imbuh kedutaan.
- Argentina: 7 tewas, 15 hilang
Kementerian Luar Negeri Argentina mengonfirmasi bahwa 7 warga negaranya tewas dan 15 lainnya hilang.
- Ukraina: 2 tewas
Dua wanita Ukraina yang telah tinggal di Israel selama bertahun-tahun, tewas dalam serangan Hamas, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko pada Minggu.
- Prancis: 2 tewas, 14 hilang
Dua warga Prancis tewas, kata pemerintah Prancis. Seorang anak berusia 12 tahun termasuk di antara 14 warga negaranya yang hilang setelah Hamas melancarkan serangan mematikan ke Israel, kata Kementerian Luar Negeri Prancis. "Berdasarkan informasi yang kami miliki, kami menganggap kemungkinan besar beberapa dari mereka telah diculik," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan bahwa jumlah ini masih dapat berubah.
- Rusia: 1 tewas, 4 hilang
Setidaknya satu warga Rusia tewas dan 4 lainnya hilang, demikian pengumuman kedutaan Rusia di Tel Aviv pada Senin, yang dikutip oleh kantor berita Rusia.
- Inggris: 1 tewas, 1 hilang
Duta Besar Israel untuk Inggris mengatakan ada satu warga negara Inggris berusia 26 tahun yang hilang, tanpa menyebutkan nama orang tersebut. Seorang pria Inggris yang bertugas di militer Israel, Nathanel Young, 20, juga tewas dalam pertempuran dengan Hamas, kata keluarganya.
- Kanada: 1 tewas, 3 hilang
Pemerintah Kanada mengatakan bahwa satu orang warga Kanada telah meninggal dan tiga lainnya hilang.
- Kamboja: 1 tewas
Sementara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet mengatakan seorang mahasiswa Kamboja tewas dalam serangan Hamas tersebut.
- Jerman: ada tewas dan beberapa sandera
Beberapa warga negara Jerman-Israel ada tewas dan diculik, kata sumber Kementerian Luar Negeri Jerman. Tapi belum bisa dipastikan jumlahnya.
Sementara, Ibu dari Shani Louk yang berusia 22 tahun, mengatakan kepada outlet berita Der Spiegel bahwa dia mengenali putrinya dalam video yang beredar online tentang seorang wanita setengah telanjang yang berbaring telungkup di bagian belakang truk pick-up di Gaza dengan para pria bersenjata duduk di sekelilingnya. Perempuan itu merupakan warga negara Jerman.
- Brasil: 3 hilang
Kementerian Luar Negeri Brasil mengatakan bahwa tiga orang berkewarganegaraan ganda Brasil-Israel hilang setelah menghadiri festival musik di Israel pada Sabtu lalu.
- Chili: 2 hilang
Kementerian Luar Negeri Chile pada Senin mengonfirmasi bahwa dua warga negaranya hilang. Pasangan itu tinggal di sebuah kibbutz tidak jauh dari perbatasan Israel dengan Gaza.
- Italia: 2 hilang
Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengatakan dua warga Israel-Italia hilang. "Mereka belum ditemukan dan tidak menjawab panggilan telepon," katanya.
- Paraguay: 2 hilang
Dua warga negara Paraguay yang tinggal di Israel hilang, kata pemerintah Paraguay, tanpa memberikan rincian.
- Peru: 2 hilang
Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan dua warga negaranya hilang, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
- Tanzania: 2 hilang
Duta Besar Tanzania untuk Israel mengatakan kepada AFP bahwa dua warga negara Tanzania hilang.
- Meksiko: 2 hilang
Menteri Luar Negeri Meksiko Alicia Barcena menulis di X (Twitter), bahwa dua warga Meksiko, seorang pria dan seorang wanita, telah disandera, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
- Kolombia: 2 hilang
Dua warga Kolombia yang menghadiri festival musik Supernova hilang, tulis duta besar Israel untuk Kolombia di X. Pemerintah Kolombia mengonfirmasi bahwa dua warga Kolombia berada di pesta musik itu dan mengatakan pihaknya sedang berusaha membantu menemukan mereka.
- Panama: 1 hilang
Pemerintah Panama mengatakan satu warga negaranya, Daryelis Denises Saez Batista, hilang.
- Irlandia: 1 hilang
Seorang wanita Irlandia-Israel telah dipastikan hilang oleh pemerintah Irlandia.
Baca juga: PECAHNYA Perang Hamas Palestina-Israel untuk Memecah Konstentrasi AS terhadap Ukraina hingga Taiwan?
Baca juga: Presiden Ukraina Singgung Keterlibatan Rusia di Balik Pecahnya Perang Hamas-Israel
Paus Fransiskus: Upayakan Perdamaian, Bebaskan Sandera
Sementara, Paus Fransiskus mendesak kelompok Hamas Palestina untuk segera membebaskan semua sandera yang ditangkap.
Ia juga mengatakan, sangat mengkhawatirkan dengan pengepungan total Israel di Jalur Gaza. "Saya berdoa bagi keluarga-keluarga yang telah melihat hari perayaan berubah menjadi hari berkabung dan meminta pembebasan segera para sandera," kata Paus Fransiskus dalam audiensi mingguannya, menurut Vatican News.
"Keprihatinan saya mengenai pengepungan total yang dihadapi warga Palestina di Gaza, di mana terdapat banyak korban tak berdosa."
"Timur Tengah tidak membutuhkan perang melainkan perdamaian, perdamaian yang dibangun atas dasar keadilan, dialog, dan keberanian persaudaraan,"tambahnya.
Baca juga: Paus Fransiskus: Segera Hentikan, Saya Terus Mengikuti dengan Rasa Sakit Perang Israel-Palestina
Baca juga: 4 Pekerja PBB dan 2 Petinggi Hamas Tewas di Gaza, Ini Risiko-risiko Politiknya di Indonesia
Rusia Akan Bertemu Arab Saudi
Di sisi lain, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan perang yang terjadi saat ini antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas dapat mempengaruhi pasar minyak.
Novak mewakili Moskow dalam diskusi dan penetapan kebijakan yang dilakukan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+.
Ia mengaku akan segera bertemu dengan Menteri Energi Arab Saudi dan pemimpin de facto OPEC, Abdulaziz bin Salman, untuk berkonsultasi mengenai pasar minyak mentah.
"Tentu saja kami sedang mendiskusikan masalah ini. Peristiwa semacam itu di dunia, dalam satu atau lain cara, dapat mempengaruhi situasi konsumsi sumber daya energi dalam satu arah atau lainnya," kata Novak seperti dimuat oleh outlet berita Rusia TASS.
Rusia dan Arab Saudi adalah produsen OPEC+ terbesar dan biasanya menentukan arah strategi produksi aliansi dan langkah produksi sukarela yang dilakukan oleh beberapa anggota.
Harga minyak mentah didukung oleh ketidakstabilan di Timur Tengah. Pada akhir pekan lalu, serangan Hamas melanda Israel pada peringatan 50 tahun perang Arab-Israel tahun 1973, yang mengguncang pasar minyak melalui embargo minyak Arab terhadap Amerika Serikat (AS).
AS Bicara ke Mesir
AS telah mengisyaratkan upaya untuk menengahi koridor kemanusiaan dengan Mesir.
Ini akan dilakukan bagi warga sipil yang terdampar di tengah baku tembak di Jalur Gaza yang terkepung.
"Ini adalah sesuatu yang juga telah kami diskusikan dengan rekan-rekan kami di Israel dan dengan rekan-rekan kami di Mesir," kata Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan.
"Dan tanpa membahas secara spesifik mengenai jalur aman bagi warga sipil dan sebagainya, saya akan mengatakan bahwa ini adalah sesuatu yang dilihat oleh pemerintah AS... dalam mendukung cara kami melakukan hal tersebut secara operasional. Namun rinciannya masih sedang didiskusikan."
Namun dia menolak memberikan rincian lebih lanjut, dan hanya menekankan bahwa konsultasi sedang berlangsung.
Rekaman Video: Hamas gunakan roket dari Korea Utara
Para ahli mengatakan bahwa kelompok Hamas Palestina kemungkinan besar menggunakan senjata dari Korea Utara (Korut).
Pernyataan ini muncul setelah adanya rekaman seorang pasukan Hamas membawa peluncur roket yang diduga berasal dari negara komunis tersebut.
Video tersebut diketahui direkam tak lama setelah serangan mematikan terhadap Israel dimulai akhir pekan lalu. Ini pun dibagikan secara luas di media sosial.
Seorang blogger militer dan senjata dengan nama pengguna War Noir, dalam sebuah postingan di media sosial X, juga mengidentifikasinya.
Ia berujar sebuah peluncur roket yang dipegang oleh salah pejuang Hamas berasal dari Korea Utara (Korut). "Sebuah video baru-baru ini yang direkam hari ini menunjukkan anggota Brigade Al-Qassam (HAMAS) di Jalur Gaza," tulis War Noir pada 7 Oktober, seperti dikutip Radio Free Asia (RFA), Rabu (11/10/2023).
"Salah satu anggota terlihat membawa roket F-7 HE-Frag yang tidak biasa, awalnya diproduksi di Korea Utara," ujarnya.
Para ahli mengatakan bahwa warga Palestina secara historis menggunakan senjata Korut, yang mungkin pertama kali dibeli oleh Iran atau Suriah.
Senjata itu kemudian diselundupkan ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Cara ini biasanya dilakukan untuk menghindari embargo Israel-Mesir. Embargo telah berlaku sejak tahun 2005 silam.
"Rakyat Suriah banyak berurusan dengan Hizbullah dan Hizbullah banyak berurusan dengan Hamas," kata mantan perwira intelijen di Badan Intelijen Pertahanan AS, Bruce E. Bechtol Jr.
"Sebagian besar perdagangan yang dilakukan Korea Utara dengan Hamas dan Hizbullah adalah kesepakatan yang mereka buat melalui IRGC, Korps Garda Republik Iran," ujarnya.
Namun, ada menduga, senjata Korea Utara ini, hasil dari kerja sama Korea Utara dengan Rusia dan Iran. Diketahui, Iran sebelumnya telah menjalin kerja sama pertahanan militer dengan Korea Utara. Begitu juga dengan Rusia, baru-baru ini telah melakukan pertemuan dengan Presiden Valdimir Putin.
Bahkan, dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengunjungi pameran senjata di Pyongyang, Korea Utara pada 26 Juli 2023 lalu.
Berdasarkan rekam jejak, hubungan Iran-Korut dalam kerja sama pertahanan berlangsung sejak 1980-an. Iran tercatat ikut mendanai program pengadaan rudal balistik Korut pada 1980-an. Sebagai timbal balik, Iran mendapatkan rudal balistik tersebut beserta teknologinya jika Korut sukses memproduksinya.
Iran kemudian mendapat pasokan pertama rudal scud versi Korut pada 1987. Hanya dalam hitungan bulan, Iran saat itu berhasil mendapat pasokan sekitar 100 rudal dari Korut. Keberhasilan Iran mendapat banyak pasokan rudal scud dari Korut itu mengubah jalannya perang Iran-Irak yang masih berkecamuk saat itu.
Bermodal teknologi rudal dari Korut tersebut, Iran kemudian berhasil terus mengembangkan rudal balistik hingga memiliki armada rudal balistik terkuat di Timur Tengah saat ini.
Iran berhasil mengembangkan rudal balistik dengan jangkauan tembak hingga lebih dari 2.000 kilometer, seperti rudal balistik Shahab-3 dan Sejil, yang mampu menjangkau wilayah Israel. Ini yang membuat Iran sebagai ancaman bagi Israel. Apalagi Iran kini berambisi untuk terus mengembangkan rudal balistik konvensionalnya tersebut menjadi rudal hipersonik.
Sebelumnya The Jerusalem Post edisi 4 Januari 2022 juga melansir bahwa Iran sedang menjalani misi khusus membangun komunikasi dengan Rusia dan China untuk belajar tentang teknologi rudal hipersonik.
Senjata dari Korea Utara dan Uni Soviet
Sementara itu, direktur konsultan intelijen Layanan Penelitian Persenjataan (ARES) N.R. Jenzen-Jones mengatakan dalam serangannya terhadap Israel, Hamas menggunakan senjata yang berasal dari berbagai negara. Bukan hanya Korut tapi ada juga Uni Soviet.
Namun memang analisis awal terhadap gambar-gambar yang ditinjau oleh konsultan ini menunjukkan seorang militan yang dipersenjatai dengan senjata recoilless tipe RPG-7 yang ditembakkan dari bahu. Ini dilengkapi dengan amunisi fragmentasi bahan peledak tinggi (HE-FRAG) seri F-7, yang diproduksi di Korut.
Gambar lain menunjukkan pasukan Hamas lainnya menggunakan apa yang tampaknya merupakan senapan self-loading Type 58 milik Korut.
Senjata itu merupakan turunan dari seri AK yang terkenal. "Hal ini sebelumnya telah didokumentasikan di wilayah tersebut, termasuk di Suriah, Irak, dan Jalur Gaza," kata Jenzen-Jones.
"Senjata-senjata Korut sebelumnya telah didokumentasikan di antara pasokan-pasokan terlarang yang diberikan oleh Iran kepada kelompok-kelompok militan, dan ini diyakini sebagai cara utama senjata-senjata Korea Utara sampai ke tangan para militan Palestina," jelasnya lagi.
"Senjata Korea Utara sebelumnya telah diidentifikasi berada di tangan faksi militan Hamas, Jihad Islam Palestina, Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina, dan kelompok lainnya," tambahnya.
Sementara Bechtol mengatakan bahwa pengiriman senjata Korea Utara dicegat di Thailand pada tahun 2009. Panel ahli PBB menetapkan bahwa 35 ton senjata konvensional dan amunisi ditujukan ke Iran dan intelijen Israel yakin bahwa pengiriman tersebut pada akhirnya ditujukan ke Hamas dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
Bechtol mengatakan kiriman itu berisi granat berpeluncur roket, roket yang lebih besar, dan F-7.
Sementara itu, media Korut menyalahkan kekerasan sebagai akibat dari tindakan kriminal yang tiada henti yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut laporan di surat kabar Rodong Sinmun yang dikelola pemerintah pada Selasa, konflik bersenjata berskala besar terjadi antara gerakan perlawanan Islam Palestina dan Israel.
Hamas dituduh memperkosa perempuan dan mengeksekusi anak-anak di depan orang tua mereka
Sementara, dikutip dari edisi khusus "20/20" pukul 10 malam, Rabu, 11 Oktober, di ABC News membahas kehidupan yang terancam di Israel dan Gaza dan bagaimana serangan ini berbeda dari apa yang pernah dilihat di wilayah ini di masa lalu.Pejuang Hamas menyusup ke Israel dari laut, udara dan darat pada hari Sabtu pagi.
Kelompok Hamas meluncurkan rentetan roket ke Israel, lalu menggeledah dari rumah ke rumah dan menembak warga dari jarak dekat dan sebagian disandera ke Gaza, kata para pejabat Israel. Ada juga laporan bahwa pejuang Hamas memperkosa perempuan dan mengeksekusi anak-anak di depan orang tua mereka – menjadikan hari Sabtu sebagai hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust, demikian dilaporkan ABC News, Rabu.
Sebagai respons terhadap meningkatnya sentimen antisemit menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada hari Sabtu lalu, Komunitas Yahudi meningkatkan keamanan. “Kami terus menerima email demi email, hampir 50 sinagoga telah menghubungi kami,” Evan Bernstein, CEO dan Direktur Nasional Layanan Keamanan Komunitas, mengatakan kepada ABC News.
Bernstein mengatakan jumlah ini pasti akan bertambah menyusul meningkatnya sentimen antisemit pasca peristiwa akhir pekan ini.
Community Security Service (CSS), menurut situsnya, adalah organisasi sukarelawan Yahudi terkemuka dan misinya adalah untuk "melindungi kehidupan Yahudi dan cara hidup Yahudi."
Hanya berjumlah 2,4 persen dari populasi Amerika Serikat, orang-orang Yahudi menghadapi lebih dari 50 persen kejahatan kebencian yang bermotif agama, menurut laporan Statistik Kejahatan Kebencian FBI tahun 2021.
“Kami memiliki lebih dari 3.000 relawan aktif yang melakukan shift kerja dan melakukan shift keamanan di sinagoga-sinagoga mereka di seluruh negeri, bekerja sama dengan penegak hukum dan polisi yang sedang tidak bertugas serta keamanan swasta untuk membantu memperkuat kekuatan, dan benar-benar membantu membuat target lebih sulit. " kata Bernstein.
“Orang-orang Yahudi telah melalui tantangan-tantangan seperti ini sebelumnya, sejarah kita penuh dengan tantangan, atau tantangan yang sulit,” katanya.
“Namun kami di sini kuat. Kami di sini dengan ketahanan, dan kami di sini dengan bangga dalam memenuhi misi kami,”sambungnya.
Perang di Hamas-Israel “kemungkinan akan menghasilkan tindakan timbal balik tambahan berupa kekerasan yang ditargetkan dalam waktu dekat dan akan dieksploitasi secara besar-besaran dalam propaganda ekstremis kekerasan di seluruh spektrum ideologi,” menurut penilaian baru mengenai konflik yang diperoleh ABC News.
Sementara, Biro Kontra Terorisme dan Intelijen NYPD, mengatakan bahwa kemungkinan kelompok-kelompok ekstremis akan memanfaatkan konflik Hamas dan Israel ini, sehingga memerlukan peningkatan kewaspadaan dari aparat penegak hukum, personel keamanan, dan masyarakat."
(*/tribun-medan.com/abcnews)
Baca juga: Presiden Ukraina Singgung Keterlibatan Rusia di Balik Pecahnya Perang Hamas-Israel
Baca juga: Hizbullah Bantu Hamas Palestina, Israel Ancam Kembalikan Lebanon ke Zaman Batu
Baca juga: Kadyrov Kirim Pasukan Chechnya ke Palestina di Tengah Konflik Israel vs Hamas
remaja israel
saksikan ayah dan ibunya dibunuh hamas
hamas dobrak masuk ke rumah
Hamas
Israel
Palestina
Tribun-medan.com
Viral Medsos
Berita Viral
| KENAPA Hamas Minta Jusuf Kalla Jadi Mediator Perang Palestina vs Israel? Ini Sederet Pengalaman JK |
|
|---|
| Serangan Hizbullah Rudal Fasilitas Militer Israel, Klaim Semua Tentara IDF Tewas di Tempat |
|
|---|
| Mati Konyol, 2 Tentara Israel Tewas Tertembak Tanknya Sendiri, IDF: Tak Sengaja, Dikira Hamas |
|
|---|
| Dirilis Militer Israel, Inilah Foto dan Video Terowongan Hamas di Gaza, Diklaim Jadi Tempat Sandera |
|
|---|
| Baru Ketahuan, 4.000 Tentara Bayaran Israel Warga Prancis, Bukannya Perang Malah Terancam Penjara |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.