Bully di SMAN 1 Stabat
Aksi Bully Dua Siswi Diduga Anak Keluarga Pejabat, Kepala SMAN 1 Stabat akan Panggil Semua Orang Tua
Seorang siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat menjadi korban bully teman satu sekolahnya.
TRIBUN-MEDAN.com, LANGKAT - Seorang siswi SMA Negeri 1 Stabat, Kabupaten Langkat menjadi korban bully teman satu sekolahnya.
Aksi bully yang menimpang korban berinisal A itu pun viral di media sosial.
Baca juga: TERKUAK, Ternyata Korban Bully Mahasiswi Bercadar di UIN Jambi Disuruh Minta Maaf Karena Video Viral
Amatan Tribun Medan, korban diganggu atau dibully oleh temah satu sekolahnya dengan cara mengolok-ngoloknya.
Tak hanya itu, jilbab korban yang sudah bagus diperbaiki, ditarik oleh salah satu terduga pelaku bullying berinisial BNQ.
Ironisnya, BNQ diduga sudah sering membully korban. Dan disebut-sebut terduga pelaku merupakan keponakan Anggota DPRD Langkat berinisial P.
Parahnya lagi, dalam video yang beredar, BNQ menyentuh atau memegang daerah sensitif perempuan di bagian dada.
Padahal, BNQ dan korban berjenis kelamin yang sama, yaitu perempuan.
Aksi bully tersebut diduga direkam oleh FDM yang kemudian disebarluaskan ke media sosial dan akhirnya beredar viral.
Tak hanya itu, FDM juga berstatus anak aparat kepolisian.
Meski ada pelajar lain saat aksi bully terjadi, tapi tak ada seorang pun yang melerai hingga mencegahnya.
Orangtua korban pun akhirnya mengetahui peristiwa yang membuat malu anaknya.
Video viral ini juga sudah diketahui oleh sejumlah guru di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri di Kabupaten Langkat.
Diketahui aksi bully itu terjadi di dalam ruang kelas seusai jam mengajar guru, Jum'at (13/10/2023).
Orang tua korban berinisial W sendiri menyebut, aksi bully yang menimpa anaknya diketahui pada siang harinya, setelah mendengar keterangan dari teman korban.
"Pada Sabtu (14/10/2023) pagi, guru sekolah mendatangi rumah kami menjelaskan hal ini. Saya tidak dapat menerima kelakuan anak-anak itu (pelaku) terhadap anak saya (korban)," ujar orang tua korban berinisial W, Minggu (15/10/2023).
W tak habis pikir melihat tingkah laku anak-anak zaman sekarang. W menambahkan, orangtua beserta anak-anak yang melakukan bully terhadap anaknya juga sudah datang ke rumahnya, Sabtu (14/10/2023) malam.
"Mereka datang baik-baik, ya kami terima. Cuma saya bilang, kejadian ini terjadi di sekolah dan selesainya tidak di rumah ini," ujar W.
Kemudian, W menegaskan persoalan tersebut harus diselesaikan di sekolah, karena aksi bully terjadi di ruang kelas.
W berharap agar ketiga pelaku yang melakukan bully terhadap anaknya dapat dikeluarkan dari sekolah.
"Anak saya (korban) sudah saya larang sementara untuk sekolah karena ngedrop pada Sabtu (14/10/2023). Namun guru menyuruh untuk tetap datang," ujar W.
"Saya berharap anak-anak itu (para terduga pelaku perundungan) harus dikeluarkan dari sekolah. Jangan dibiarkan, nanti bisa jadi penyakit, dapat memberi contoh kepada anak-anak lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau tidak dikeluarkan, tidak akan menjadi efek jera kepada yang lain dan kejadian seperti ini dapat terulang kembali," sambungnya.
Namun demikian, pascaviral video aksi bully tersebut, beredar video klarifikasi yang dibacakan oleh FDM. Namun sayang, video klarifikasi tersebut hanya dilakukan sepihak.
Ditanya soal video klarifikasi, W mengaku sudah mengetahuinya. Namun langkah tersebut tidak dilakukan di hadapan para orangtua, baik itu korban maupun pelaku perundungan.
"Tidak bisa seperti itu (melakukan klarifikasi), saya tidak ada di situ. Intinya saya tidak terima anak saya diginikan (menjadi korban perundungan)," ujar W.
Kepala SMAN 1 Stabat Panggil Semua Orang Tua
Terpisah, Kepala SMAN 1 Stabat, Nano Prihatin mengakui, adanya aksi bully yang dilakukan anak-anak didiknya.
Menurutnya, saat ini pihaknya tengah berupaya melakukan penyelesaian terkait aksi bully itu.
"Masih dalam proses penyelesaian, besok (16/10/2023) semua orang tua dipanggil ke sekolah," ujar Nano.
Baca juga: MIRIS Oknum Guru Diduga Bully Siswa, Sebut Hanya Anak Petani, Murid Lainnya Langsung Bereaksi
Disoal video klarifikasi disebut sepihak yang hanya dilakukan sekolah, Nano menyebut, hanya permintaan maaf saja dari pelaku.
"Itu hanya permintaan maaf dari pelaku, proses tetap berjalan dengan melibatkan orang tua siswa," tutup Nano.
Mahasiswi Bercadar Dibully
Sementara itu sebuah video yang memperlihatkan mahasiswi bercadar jadi korban perundungan sejumlah mahasiswa di kampus viral di media sosial
Adapun korban dan pelaku perundungan tersebut merupakan sama-sama mahasiswa di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Momen saat sejumlah mahasiswa melakukan perundungan tersebut direkam oleh korban yang diketahui bernama Cintria.
Video itu kini beredar luas di media sosial setelah diunggah ke akun TikTok miliknya @30_juli_2004.
Dalam video tersebut, terlihat momen ketika Cintria, muslimah yang mengenakan cadar, mengalami perundungan.
Pada awalnya, Cintria dan teman wanitanya yang memakai kerudung cokelat terlihat berada di dalam lift, hendak pergi ke lantai bawah.
Namun, pintu lift terus-menerus ditekan oleh sekelompok mahasiswa laki-laki di luar lift.
Tak hanya berulang kali menekan tombol agar pintu lift tetap terbuka, tetapi mereka juga tampak mencemooh dan menertawakan Cintria serta temannya.
Salah satu mahasiswa bahkan berusaha untuk memasukkan tong sampah berwarna kuning ke dalam lift.
Di luar lift, sekelompok pemuda tersebut tak berhenti tertawa dengan aksi yang mereka lakukan.
Ketika pintu lift hendak tertutup, lagi-lagi sekelompok pria itu membuka pintu lift tersebut.
"Terbully," teriak salah satu pelaku sambil tertawa.
"Ingat yang bully namanya Raja," timpal pelaku lainnya.
Ketika insiden tersebut terjadi, teman Cintria mencoba untuk meredakan situasi dengan mengatakan, "Sudahlah."
Tetapi lagi-lagi pelaku membuka lift tersebut.
Setelah video tersebut menjadi viral, pihak kampus disebut akan segera mengambil langkah untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
Baca juga: TEGAS! Keluarga Korban Bully SMP Cilacap Maafkan Pelaku Tapi Tolak Diversi: Hukum Tetap Berlanjut!
Hari ini, pada Jumat, 13 Oktober 2023, para pelaku dijadwalkan untuk bertemu dengan Cintria sebagai korban.
Pihak kampus juga berkomitmen untuk menyediakan saksi-saksi yang tegas terkait tindakan para pelaku.
“Dari pihak kampus dari pihak UIN sudah memberikan tanggapan terhadap video tersebut. Dan besok pagi saya akan dipertemukan dengan pelaku yang ada di video tersebut.
Pihak UIN tidak membiarkan adanya tindakan bully. Mereka akan memberikan sanksi sesuai dengan perbuatan tindakan yang dilakukan anak-anak dalam video tersebut,” ucap Cintria dalam video terbarunya.
Video yang memperlihatkan aksi tak terpuji sekelompok mahasiswa itupun menuai ragam komentar dari warganet.
Tak sedikit yang geram dan menyayangkan tindakan para pelaku yang merupakan seorang mahasiswa.
“Apakah semua mahasiswa itu gx pantas sekali sikapnya diskriminasi tegur kampusnya gx pnya adab mahasiswanya,” tulis @dendry_sp.
“Nggk pantes jadi pelajar.. balik lagi tk sana !! Kelakuan mendesak!! Masih ada kampus yg terima orang2 kerdil ini... kasiiaaannnn,” tulis @d14n0309.
“Ganti rok pake lu tong ,gemess pen tak lempar sepatu itu muka2nya,” tulis @pratiwi_esa.
“Ada ya cowok2 begini berani sama cewek cemen lu keroyokan pula,” tulis @nenk_yoenie69.
(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter
aksi bullying
korban bully SMAN 1 Stabat
SMAN 1 Stabat
Kabupaten Langkat
Tribun Medan
keluarga pejabat
ViralLokal
Anaknya Dikeluarkan Akibat Bully Teman, Oknum Perwira Polisi di Langkat Harap Jadi Pelajaran Bersama |
![]() |
---|
SEDERET Fakta Perundungan di Langkat, 3 Siswi Dikeluarkan dari Sekolah, Pelaku Keluarga Pejabat |
![]() |
---|
Anaknya Dikeluarkan dari Sekolah Karena Bully Teman di SMAN 1 Stabat, Ini Tanggapan Iptu Boirin |
![]() |
---|
INI 7 Fakta Bullying di SMAN 1 Stabat, Tiga Siswi Akhirnya Dikeluarkan dari Sekolah |
![]() |
---|
Anaknya Dikeluarkan dari Sekolah Karena Bully Teman di SMA N 1 Stabat, Begini Tanggapan Iptu Boirin |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.