Berita Viral
Foto Mayat Anaknya yang Membusuk Ditunjukkan di Persidangan, Wanita Ini Muntah dan Merasa Tak Salah
Seorang ibu tega membiarkan anaknya di dalam lemari hingga tewas membusuk. Anaknya yang merupakan disabilitas dibiarkan membusuk oleh Shanda Vander Ar
TRIBUN-MEDAN.com - Seorang ibu tega membiarkan anaknya di dalam lemari hingga tewas membusuk. Anaknya yang merupakan disabilitas dibiarkan membusuk oleh Shanda Vander Ark (44).
Bahkan Shanda bukannya sedih ketika melihat mayat anaknya tetapi memilih berbalik dan muntah.
Shanda tengah menjalani persidangan terkait kasus ini.
Dalam persidangan terungkap bahwa anaknya dibunuh dan dibiarkan membusuk di lemari.
Shanda pun muntah dan membuat persidangan ditunda sementara.
Dilansir dari UniLad pada Minggu, (17/12/2023), Shanda, yang berasal dari Michigan, Amerika Serikat diadili pada hari Jumat, (15/12/2023) atas kasus penelantaran, pembunuhan, dan penyiksaan terhadap anak difabel yang bernama Timothy Ferguson.
Timothy Ferguson meninggal karena kelaparan, kekurangan gizi, dan hipotermia, menurut laporan otopsi.
Baca juga: Daftar Kabupaten Kota yang Diprediksi Bakal Dilanda Cuaca Buruk 31 Desember 2023
Saat persidangan, Shanda mengaku bahwa dia sempat memandikan putranya dengan air hangat pada malam kematiannya.
Namun hal tersebut dibantah langsung oleh kakak dari Timothy, Paul Ferguson (20).
Awal kasus kematian tragis Timothy Ferguson
Timothy Ferguson ditemukan tewas pada Juli 2022 lalu di dalam lemari dan ditutupi dengan terpal.
Saat pengadilan, jaksa Matt Roberts menanyakan Shanda soal pengakuan palsunya terkait Timothy yang dimandikan air hangat.
Lalu jaksa menunjukkan foto tubuh Timothy yang disebut begitu kurus kering dan diduga mati kelaparan itu.
Jaksa pun bertanya apakah seperti ini tubuh Timothy saat Shanda memasukkannya ke dalam bak mandi.
Lalu Shanda menutup mulutnya dan mulai muntah ke dalam keranjang yang ada di bawah.
Baca juga: Warga Desa Kuala Hilir Labura Rela Berdesakan Ikuti Sosialisasi KTP Sakti dari Ketua DPD PDIP Sumut
Shanda pun langsung meminta maaf dan terus muntah akibat melihat kondisi memilukan anaknya saat meninggal.
Hakim kemudian meminta ruang sidang untuk dikosongkan.
Ketika persidangan dimulai kembali, Shanda tidak kembali ke ruang sidang dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan anak kandung.
Dia akan dijatuhi hukuman secara detil pada 29 Januari 2024 mendatang, dan terancam hukuman penjara seumur hidup.
Paul Ferguson, kakak dari Timothy yang juga menghadapi tuduhan pembunuhan dan diduga terlibat dalam kejahatan Shanda.
Paul pun mengaku kepada penyelidik bahwa dia memandikan Timothy dengan air es saat pembunuhan atas instruksi ibunya.
Paul mengaku bahwa dia telah meninggalkan tubuh Timothy di dalam air es selama empat jam.
Timothy dimandikan air es sebagai bagian dari dugaan penyiksaan yang dilakukan oleh ibu dan sang kakak.
Selain pembunuhan dan mati kelaparan, Timothy juga mengalami penyekapan, tangan yang diikat dengan tali, serta dilarang tidur.
Disebutkan juga bahwa Shanda memaksa Timothy untuk minum saus pedas, dan meminta Paul mengejek Timothy dengan makanan di depannya.
“Menurut saya, saya memiliki Sindrom Stockholm,” kata Paul ketika mau disuruh-suruh sang ibunda.
“Saya ingin menemukan panutan, karena harga diri saya yang rendah, saya akan melakukan apa saja untuk membuat mereka bangga pada saya,” tutup Paul.
Baca juga: KELAKUAN Caleg Bikin Malu, Pasang Baliho Tutup Usaha Warga, Dhifla Wiyani: Tiang Itu Punya Aku
Baca juga: Top Skor Sada Sumut FC Faisal Ramadoni Kena Sanksi Larangan 2 Kali Bertanding dan Denda Rp 5 Juta
(*/tribun-medan.com)
| AKHIRNYA Jokowi Angkat Bicara Soal Polemik Biaya Proyek Kereta Cepat Whoosh: Bukan Cari Untung |
|
|---|
| KEPSEK Syamhudi Baru Bayar Rp 3 Miliar dari Biaya Ganti Rugi Rp 25 Miliar, Hartanya Terancam Disita |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Blak-blakan Bicara Jual Beli Jabatan, Respons Wali Kota Ini tak Disangka |
|
|---|
| BALASAN Menkeu Purbaya ke Hasan Nasbi, Pamer Hasil Survei, Jawab Kritikan Gaya Komunikasinya Buruk |
|
|---|
| Gadis 17 Tahun Viral Terkapar di Trotoar di Depok, Kabur dari Rumah, Bilangnya ke Sekolah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.