Berita Viral

PUSAT DATA NASIONAL Disandera Hacker, Minta Tebusan Rp 131 M, Kemenkumham Pindahkan Data ke Amazon

Akibat serangan siber ini, data imigrasi Kemenkumham dipindahkan ke Amazon Web Service (AWS) untuk sementara.

Editor: AbdiTumanggor
Capture Youtube KompasTV
Menkumham Yasonna Laoly mengatakan, untuk sementara ini data Imigrasi dipindahkan ke Amazon menunggu PDN pulih kembali. 

"Ya kita terpaksa migrasi dulu ke apa, AWS, jadi menunggu PDN baik, kita harus emergency (darurat), solusi emergency. Jadi kita pakai yang Amazon dulu," kata Yasonna di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (24/6/2024).  

Sementara, Dirjen Aplikasi Informatika Kemkominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, sejumlah layanan imigrasi telah kembali beroperasi. Beberapa yang sudah pulih di antaranya layanan paspor dan visa. 

Berdasarkan sistem resmi Kemkominfo, PDN merupakan fasilitas untuk sistem elektronik dan komponen lain. Kegunaannya untuk menyimpan, menempatkan, mengolah, dan memulihkan data kementerian/lembaga. 

PDN sebelumnya juga pernah menjadi sorotan, ketika terjadi kasus dugaan kebocoran 34 juta data paspor Indonesia. Data tersebut diduga diperjualbelikan di situs daring pada 2023 silam.

Apakah serangan siber ini ada hubungannya dengan perang melawan situs-situs judi online?

Serangan hacker ini bertepatan pula di tengah pemerintah sedang gencar-gencarnya memerangi judi online.

Baru-baru ini, mabes Polri mengungkapkan persoalan judi online (Judol) merupakan kejahatan lintas negara atau transnational organized crime.

Kepala (Kadiv) Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Irjen Krishna Murti mengatakan, mayoritas bandar judi online mengoperasikan kejahatannya dari wilayah Mekong Raya, yakni Thailand, Myanmar, Kamboja, Vietnam dan Laos.

“Ini merupakan transnational organized crime, para pelakunya adalah para kelompok-kelompok organized crime yang mengoperasikan perjudian online ini dari Mekong Region Countries,” kata Irjen Krishna di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/6/2024).

“Mekong Region countries itu adalah Cambodia, Laos, dan Myanmar,” sambung dia.

Menurut dia, persoalan judi online tak hanya menimpa Indonesia, melainkan negara tetangga di Asia Tenggara lainnya. 

Krishna menjelaskan, judi online semakin marak sejak masa pandemi Covid-19 karena para penjudi di wilayah Mekong Raya mengalami pembatasan mobilisasi.

"Karena adanya limited of movement, para travelers tidak bisa berjudi, mereka mengembangkan judi online. Sejak itu judi online makin berkembang ke seluruh wilayah-wilayah, bahkan sampai ke Amerika," tutur dia.

Para bandar judi online di Mekong Raya pun merekrut para operator-operatornya dari negara yang menjadi pasar perjudian tersebut.

Krishna mencontohkan, jika para bandar ingin mengembangkan judi online ke Indonesia, maka akan merekrut orang-orang Indonesia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved