Berita Viral
KISAH PILU Wendra Pemuda 19 Tahun di Padang Masih Merangkak, Alami Hal Aneh Saat Usia 3 Tahun
Wendra Gustiadi seorang pemuda 19 tahun yang masih merangkak. Ia mengalami suatu penyakit yang unik sejak usia 3,5 tahun.
TRIBUN-MEDAN.com - Wendra Gustiadi seorang pemuda 19 tahun yang masih merangkak. Ia mengalami suatu penyakit yang unik sejak usia 3,5 tahun.
Wendra Gustiadi tinggal bersama ibunya di Jalan Purus V Padang, Sumatera Barat.
Sang ibu, Noviandri mengungkapkan awal mula wendra mengalami hal yang aneh.
"Ini sudah lama. Anak saya seperti ini sejak dari kecil," kata Noviandri (45), sang ibu, melansir dari Kompas.com, Selasa (13/8/2024).
Noviandri bercerita, awalnya anak sulungnya itu saat lahir tidak ada gejala aneh-aneh.
"Saat ibunya mengandung tak ada masalah. Lahir pun normal," cerita Noviandri.
Namun petaka datang saat Wendra berumur 3,5 tahun.
Saat itu, Wendra mengalami demam dan kejang-kejang.
Kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Yos Sudarso.
Satu hari di RS Yos Sudarso, Wendra dirujuk ke RSUP M Djamil Padang untuk perawatan intensif.
"Saat itu kami benar-benar tak ada biaya. Maklum, kami hanya pedagang kecil-kecilan di Tepi Laut Padang," ucap Noviandri.
Baca juga: Pascapenetapan DPS, KPUD Samosir Dapatkan Jumlah Pemilih Sebanyak 101 Ribu Orang
Baca juga: Puluhan Calon Jemaah Umroh di Kota Binjai Geruduk PT Anugerah Makkah, Diduga Ditipu
Tapi beruntung, ada yang menguruskan BPJS sehingga biaya pengobatan yang dikeluarkan bisa diatasi.
Namun, saat di RSUP M Djamil Padang, pihak keluarga tidak mendapatkan jawaban yang pasti terkait penyakit anaknya.
Akhirnya setelah satu bulan, Wendra dibawa ke rumah.
Hampir satu tahun, kondisi Wendra hanya berada di tempat tidur tidak bisa apa-apa.
Menurut Noviandri, secercah harapan muncul ketika ada seseorang yang menunjukkan tempat tabib untuk berobat.
"Saat itu ada yang mengatakan ke saya untuk berobat ke Solok Selatan. Karena ingin mencoba, akhirnya kami datangi," jelas Noviandri.
Saat diobati, Wendra diurut oleh tabib itu di sekujur badannya. Hasilnya, esok hari Wendra bisa turun dari tempat tidur dan jalan merangkak.
"Kami sangat gembira waktu itu. Wendra bisa merangkak," ujar Noviandri.
Noviandri bersama istrinya Mirawati pun bertekad kembali mendatangi tabib itu.
"Tapi ketika kami datangi lagi, ternyata bapaknya sudah meninggal dunia. Kami sangat sedih sekali," jelas Noviandri.
Hingga sekarang, Wendra hanya bisa berjalan dengan kedua tangan dan kaki serta kepala ditegakkan.
Bahkan, Wendra tidak bisa berbicara dan selalu membuka pakaiannya jika dipasangkan.
"Inilah kondisinya sekarang. Telanjang dan berjalan dengan kedua tangan dan kakinya," kata Noviandri.
Hanya saja, setelah berobat ke tabib itu, kondisi Wendra membaik dan tidak pernah sakit.
"Kalau sakit hanya demam biasa saja. Dia makannya banyak dan kadang-kadang bisa keluar rumah. Berjalan cukup jauh," jelas Noviandri.
Baca juga: Mundur dari Caleg DPRD Terpilih, Ronald Tampubolon Jadi Wakil Susanti di Pilkada Siantar
Baca juga: Bentrok 2 OKP di Langkat, Kepala Desa Elvius Sembiring Ditangkap Polisi karena Ikut Membacok Orang
Noviandri berharap anaknya bisa normal kembali, namun dirinya tidak bisa berbuat banyak.
Penghasilannya tidak seberapa dari hasil jualan kerupuk dan makanan ringan di tepi pantai Padang.
Apalagi, pasangan Noviandri dan Mirawati ini memiliki 4 anak lainnya selain Wendra.
"Siapa yang tak ingin lihat anaknya bisa normal. Tapi saya hanya bisa berdoa dan berharap saja. Semoga saja ada keajaiban ada yang membantu," kata Noviandri.
Kasus ini menarik perhatian pemerhati kesehatan Faarhan Abdullah, seorang dokter terkenal di Padang.
Faarhan menyebutkan, awalnya dia pernah melihat Wendra sekitar 3 tahun lalu, namun setelah itu tidak ada lagi.
"Sekitar 3 tahun lalu saya sempat lihat, tapi setelah itu tidak ada lagi karena saya pindah ke Sumatera Utara," kata Faarhan.
Tapi setelah balik lagi ke Padang, Farahan terkejut karena menemui Wendra lagi dan berjalan di trotoar.
"Saya terkejut. Ternyata masih ada anaknya. Saya rekam lalu saya kirim ke Pak Menteri Kesehatan," jelas Faarhan.
Menurut Faarhan, anak dengan penyakit langka dan merupakan kaum dhuafa harusnya mendapatkan perhatian negara sesuai dengan pasal 34 UUD 1945.
Menurut Faarhan, respons Menkes sangat cepat dan diminta mencari alamat anak tersebut.
"Alhamdulillah saya dapati rumahnya. Tim RSUP M Djamil pun sudah datang ke rumahnya," kata Faarhan.
Faarhan mengatakan, apa yang dialami Wendra merupakan suatu yang langka. Apa diagnosanya pun belum tahu sehingga harus ada pemeriksaan dokter ahli.
"Kita tidak tahu apa yang dialami Wendra ini. Apa diagnosanya dan apa bisa disembuhkan. Ini harus diperiksa," tutur Faarhan.
Menurut Faarhan, kasus Wendra hampir mirip dengan penyakit sindrom Uner Tan yang ada di Turki.
"Sindrom Uner Tan itu penyakit langka di mana penderitanya berjalan dengan kedua tangan dan kaki," jelas Faarhan.
Faarhan berharap Wendra bisa mendapatkan penanganan dokter ahli secepatnya.
"Kasihan kita. Hampir 15 tahun dia menderita seperti itu. Kita berharap adanya perhatian pemerintah," pungkas Faarhan.
Sebelumnya juga viral kisah satu keluarga yang menderita ODGJ menjadi perhatian publik.
Keluarga ini terdiri dari empat orang, yaitu seorang nenek, dua anak, dan satu cucu.
Satu keluarga yang menderita ODGJ ini berada di Grobogan, Jawa Tengah.
Kisah ini diketahui dari unggahan TikTok @infogrobogan pada Kamis (8/8/2024).
Keluarga ini tinggal di Dusun Muniareng, Desa Jetaksari, Kecamatan Pulokulon, Grobogan.
Namun rumah tempat tinggal keluarga ini terbilang tak layak.
Atap rumah banyak yang berlubang karena beberapa genteng copot.
Kemudian dinding rumah yang terbuat dari kayu juga banyak yang copot dan berlubang.
Kondisi di dalam rumah juga sangat berantakan karena banyak barang berserakan.
Dari keterangan pengunggah, kondisi gangguan jiwa tersebut awalnya diderita oleh Mbah Darwati dan anak sulungnya yang bernama Nyahmo.
Kemudian anak keduanya yang bernama Siswati juga mengalami gangguan jiwa setelah cerai dari suaminya.
Sedangkan cucu Mbah Darwati yang baru lulus MI (setara SD), baru mengalami gangguan jiwa.
Tetangga menyebut jika awalnya sang cucu normal.
Kondisi ini sendiri awalnya diketahui dari murid MI yang datang untuk meminta sidik jari ijazah.
Seketika sang guru kaget karena mengetahui kondisi muridnya yang tak biasa dan mengalami gangguan jiwa.
Pihak guru pun melaporkan hal ini ke TKSK Kecamatan dan diteruskan ke Dinsos.
Kini satu keluarga itu pun sudah dibawa ke RSUD Purowdadi pada Rabu (7/8/2024), oleh tim gabungan dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Grobogan.
Dalam unggahan lain, terdapat foto keluarga menderita ODGJ ini yang sudah dievakuasi oleh pihak rumah sakit.
(*/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram, Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
NIKITA Mirzani Kembali Cekcok dengan Jaksa di Sidang, Kesal Saksi Disela: JPU Harus Netral |
![]() |
---|
EMPAT Terdakwa Pembobol Bank dan Pencucian Uang Rp 119 Miliar Cuma Divonis 2 Tahun, Jaksa Kecewa |
![]() |
---|
Bupati Pati Minta Maaf Usai Ricuh Soal Kenaikan PBB 250 Persen: Saya Tidak Menantang Rakyat |
![]() |
---|
NASIB Bidan Dona Lubis Viral Seberangi Sungai Demi Pasien, Kini Jadi Nakes Teladan 2025 Dapat Hadiah |
![]() |
---|
CARA Masuknya Dua Mantan Tentara Israel ke Bali, Kelola Bisnis Vila Mewah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.