Berita Viral
NASIB Septia, TKW di Singapura Tangan dan Kakinya Menghitam hingga Lumpuh, Awalnya Kena Bisul
Pilu nasib Septia, TKW di Singapura yang tangan dan kakinya menghitam hingga lumpuh. Awal mula ia menderita penyakit tersebut diketahui karena bisul.
Karding juga mengingatkan masyarakat agar tidak tergiur oleh janji-janji manis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Kalau mau bekerja, ketahui betul prosedurnya. Jangan sampai tergoda iming-iming online atau janji gaji tinggi yang justru membahayakan nyawa sendiri," papar Karding.
Sebagai langkah pencegahan terhadap pekerja migran ilegal, kata dia, Pemerintah berencana untuk memperketat regulasi dan meningkatkan sosialisasi di desa-desa, juga melalui media sosial.
"Kita harus menegakkan hukum bagi pelaku sindikasi atau individu yang melakukan penyelundupan pekerja migran," tegas dia.
Kini, meskipun secara legal sulit untuk memberikan bantuan karena keberangkatan Septia tak prosedural, Kementerian P2MI tetap melakukan pendampingan melalui pemerintah daerah atas dasar kemanusiaan.
"Kami tetap akan mendukung atas dasar kemanusiaan," sebut Karding tanpa menyebut lebih rinci bentuk dukungan yang akan diberikan.
Siang itu, sebuah rumah sederhana di Komplek Taman Gading, terlihat lebih ramai dari biasanya.
Sesosok wanita yang hanya bisa terduduk lemah di atas ranjang, menjadi pusat perhatian para tamu.
Dia adalah Septia Kurnia Rini, perempuan 38 tahun yang kini mengalami kelumpuhan.
Kamar tidurnya yang berukuran 3x3 meter kian terasa sempit ketika Menteri P2MI Abdul Kadir Karding dan rombongan datang menjenguknya, Jumat (20/12/2024).
Kaki dan jari jemari Septia terlihat berwarna hitam pekat, sulit digerakkan, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan kesehatan perempuan ini.
Penyebab pasti dari kondisi yang dialami Septia hingga kini masih menjadi misteri. Namun, dugaan malapraktik saat menjalani operasi di Singapura terus membayanginya.
Septia adalah seorang pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal yang telah bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di Singapura sejak tahun 2021.
Demi memenuhi kebutuhan keluarga, ia meninggalkan kedua anaknya di Jember.
"Awalnya saya bekerja dengan kontrak selama dua tahun, lalu tahun ketiga perpanjang kontrak kedua," ungkap dia mengawali kisahnya.
| HATI-HATI Kasus Campak Meningkat, 12 Warga di Pemekasan Meninggal Dunia Akibat Terjangkit Virus Ini |
|
|---|
| POLEMIK Kereta Cepat Whoosh: Dulu Ngototnya Rini Soemarno untuk China, Kini Prabowo Panggil Jonan |
|
|---|
| SELAIN Sakit Hati Cinta Ditolak, Bripda Waldi Bawa Kabur Mobil Setelah Lecehkan dan Bunuh Korban |
|
|---|
| BAYI 4 Bulan Meninggal Korban Rumah Terbakar, Gas LPG 3 Kg Mendadak Meledak Saat Nyalakan Kompor |
|
|---|
| USIA 22 Tahun dan Jago Masak, Sabrina Alatas Jadi Sorotan di Tengah Perceraian Raisa dan Hamish |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.