Berita Viral

Terungkap Alasan Oknum TNI AL Mau Beli Mobil Bodong hingga Berbuntut Tembak Mati Bos Mobil Rental

Inilah alasan oknum TNI AL beli mobil tanpa surat alias mobil bodong seharga Rp 40 juta hingga tembak mati bos rental.

|
KOLASE/TRIBUN MEDAN
TANGIS Anak Bos Rental Dituduh Keroyok Oknum TNI AL hingga Ayahnya Tewas Ditembak: Susah Cari Keadilan 

TRIBUN-MEDAN.COM – Inilah alasan oknum TNI AL beli mobil tanpa surat alias mobil bodong seharga Rp 40 juta hingga tembak mati bos rental di Tol Tangerang.

Pengakuan oknum TNI AL berinisial Sertu AA, Sertu RH, dan KLK BA usai tembak mati bos rental mobil Ilyas Abdurrahman (48) terkuak.

Pengakuan tersebut disampaikan ketiganya kepada Panglima Komando Armada RI Laksamana Madya Denih Hendrata.

Saat diperiksa di Puspomal TNI AL, pelaku mengaku tidak mengetahui bahwa Honda Brio yang hendak dibelinya itu adalah milik Ilyas Abdurrahman yang digelapkan.

Sebab Sertu AA mendapatkan informasi penjualan mobil tersebut dari situs online.

Mulanya oknum TNI AL tersebut diminta membayar Rp135 juta.

Namun karena penjual mobil tidak bisa memberikan surat-surat lengkap mobil tersebut, akhirnya Sertu AA hanya memberikan uang Rp40 juta.

Denih Hendrata menyebut awalnya pelaku penembakan hampir tidak jadi membeli mobil bodong tersebut.

"Kejadian itu tampak tidak ada rasa bersalah, itu ada rangkaian menurut pengakuan dari salah satu anggota, dibeli dengan Rp 40 juta, itu kan mobil diambil tanpa surat, dan itu ada perjanjian," kata Denih Hendrata dilasnir Tribun-medan.com dari Tribun Jakarta, Senin (6/1/2025).

"Sebetulnya harga itu belum selesai, bukti transfer DP Rp 40 juta, itu pembelian awalnya dari online seharga Rp 135 juta. 

Karena si penjual tidak bisa memberikan surat STNK dan BPKB, sebetulnya itu sudah mau di-cancel, enggak jadi lah, tapi karena bujuk rayu akhirnya dibawa juga," sambungnya.

Hal senada disampaikan Komandan Pusat Polisi Militer Angkatan Laut (Danpuspomal) Laksamana Muda TNI Samista.

"Jadi peran dalam tindakan kejahatan, apa ini sebagai penadah, beking dari lidik sementara belum ditemukan. Dalam perkembangan ada unsur yang bisa membuktikan itu dalam proses penyidikan. Berikan waktu pada kami lah," katanya.

Sebut Tembak Bos Rental karena Bela Diri

Terkait senjata yang dilakukan pelaku, Denih Hendrata mengatakan itu merupakan senjata inventaris.

Denih juga menyinggung soal dugaan pengeroyokan yang dilakukan oleh korban bersama anak dan rekannya.

Menurut Denih, anggotanya sedang berusaha membela diri saat peristiwa itu terjadi.

"Kalau bicara pengeroyokan, kan tidak tahu siapa yang akan mati. Kita saja kalau dikeroyok kan akan membela diri, mungkin ini digunakan karena ada senjata api yang dibawa," jelas dia.

"Pengeroyokan juga kan tidak berpikir resiko bahwa yang dikeroyok itu akan mati. 

Kill or to be killed (terbunuh atau membunuh)," tambahnya.

Sementara itu, Danpupspomal Laksamana Muda TNI Samista mengatakan anggotanya saat ini sudah ditahan.a

"Sekarang sudah dalam proses penyidikan. Pelaku sudah kami amankan. Yakinkan kepada kami bahwa kami akan memproses," kata dia.

Ia juga memastikan bahwa hanya satu anggota yang melakukan penembakan.

"Satu anggota yang menembak. Dua orang ditembak oleh satu orang," katanya.

TANGIS Anak Bos Rental Dituduh Keroyok Oknum TNI hingga Ayahnya Tewas Ditembak: Susah Cari Keadilan

Tangis anak bos rental mobil Ilyas Abdurahman (60) yang kini dituduh keroyok oknum TNI AL.

Usai ayahnya ditembak mati, kini dituduh mengeroyok oknum TNI AL.

Padahal bos rental mobil Ilyas Abdurahman sempat mengajak oknum TNI AL bicara baik-baik sebelum terjadi penembakan di Rest Area Tol Tangerang-Merak Banten pada Kamis (2/1/2025).

Namun Ilyas Abdurahman tewas ditembak peluru yang dilesatkan oknum anggota TNI AL.

Agam Muhammad Nasrudin (26), anak pertama almarhum Ilyas Abdurahman menceritakan setelah GPS di mobil yang disewakannya terdeteksi dicopot, ia dan rombongan keluarganya langsung berangkat mengejar mobil yang diduga hendak dicuri tersebut.

Kejadian itu, menurutnya terjadi sekira satu jam sebelum ayahnya tewas ditembak oknum TNI AL.

Setelah menemukan mobil miliknya tersebut di daerah Saketi Pandeglang, kata dia, oknum TNI AL yang mengendarai mobil miliknya itu justru menodongkan pistol dan mengancam.

"Jadi setelah kita berhentikan, itu, ini mobil rental, Mas. 'Minggir kamu, saya tembak kamu. Kamu saya tabrak'. 

Langsung kita ditodongkan. Bapak saya langsung, 'Tenang Pak, tenang, ini ada warung kopi, kita ngobrol baik-baik'," ungkap Agam di Mako Koarmada RI pada Senin (6/1/2025).

"Tiba-tiba datanglah itu mobil Sigra, temannya dia, pengawalannya dia. Menabrakan kita dengan mundur, bukan ke mobil, tapi ke orang-orang yang berkumpul di situ," lanjutnya.

Setelah itu, kata dia, ia dan rombongan lalu mendatangi Polsek Cinangka dan meminta pendampingan sambil menunjukkan bukti kepemilikan sah atas mobil tersebut dan menyatakan mereka dari rental mobil.

Hal itu, kata dia, karena ia dan rombongan telah ditodongkan pistol dan ditabrak.

"Kita telah terjatuh kan. Tiba-tiba itu (pelaku) kabur. Seperti itu. Jadi waktu saya konfirmasi ke anggota piket (Polsek Cinangka), 'kamu ke sana saja susulin mobil kamu. Nanti kalau itu penyelesaiannya di sini'," ungkap dia.

Agam pun sempat ditanya petugas piket di Polsek Cinangka tersebut soal ciri-ciri pistol yang dilihatnya.

Ia pun menjelaskan bahwa ciri-cirinya berwarna hitam dan terlihat seperti airsoft gun.

"Saya kan awam dalam masalah pistol. Saya bilang itu kayak warna hitam, kayak air soft gun. Terus 'ya sudah kamu susul saja ke sana'.

Terus bagaimana Pak? Dia kan bawa pistol. 'Ah paling juga itu cuma pistol bohongan', kata anggota piket saat itu," ungkap dia.

"Setelah itu saya cek GPS, mobil sudah jalan kembali, saya dan ayah saya berniat melakukan hal yang sama waktu nanti kalau berhenti kembali mobil tersebut," ungkapnya.

Ia pun menyayangkan pernyataan Pangkoarmada RI Laksdya TNI Denih Hendrata yang menyebut bahwa mereka melakukan pengeroyokan terhadap oknum anggota TNI AL tersebut.

Agam membantah pernyataan itu.

"Aduh saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini. Karena nggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi.

 Kita tidak mengeroyok. Waktu kita di rest area, waktu itu dia lah yang menodongkan pistol di Saketi," ungkap dia.

"Makanya ada di video (viral) itu, 'mana pistol kamu, mana pistol kamu. Jatuhkan'. Bapak saya sebenarnya menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut. Ternyata dari jauh sudah dapat pengawalan, ditembaklah ayah saya dari situ. Pak Ramli kebetulan tertembak di bagian perut," sambungnya.

Adik Agam, Rizki Agam Saputra, juga menyayangkan pernyataan Kapolda Banten Irjen Suyudi Ario Seto.

Menurutnya, pernyataan Suyudi dalam konferensi pers tidaklah lengkap karena tidak menjelaskan peristiwa di Saketi Pandeglang tersebut.

"Sangat disayangkan sekali tadi pernyataan dari Bapak Kapolda adanya pengurangan kata. Jadi awal mulanya itu tadi kita sudah ditodongkan pistol terlebih dahulu pada saat di Pandeglang," kata Rizki di lokasi yang sama.

"Maka dari itu, ketika kita sudah ditodong pistol, maka saya ini dan keluarga meminta tolong kepada siapa kalau bukan kepada polisi? Karena kita mempercayakan keselamatan kita pada Polisi," lanjutnya.

Rizki juga menangis saat menceritakan kejadian tewas ayahnya di Rest Area KM 45 Tol Merak - Tangerang pada Kamis (2/1/2025).

Ia masih ingat saat dirinya harus membuka baju untuk menutupi tubuh ayahnya yang tersungkur dan mengeluarkan darah.

"Saya buka baju, untuk menutupi darah ayah saya. Bayangkan ya anak melihat kematian orang tua pada saat sakaratul maut. Itu sangat sulit dibayangkan," ungkapnya sambil tersedu-sedu.

(*/tribun-medan.com)

 

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved