Berita Viral
Sertu AA yang Tembak Mati Bos Rental Ternyata Seorang Ajudan, Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed
Laksamana Madya Denih Hendrata mengungkapkan, Sertu AA, salah satu prajurit yang terlibat dalam kasus ini memang memang selalu membawa senjata.
TRIBUN-MEDAN.COM - Terungkap sosok Sertu AA yang menembak mati bos rental mobil di Tangerang, ternyata seorang ajudan.
Pangkoarmada RI Laksamana Madya Denih Hendrata istilahkan kasus penembakan bos rental ialah 'Kill or To Be Killed' atau membunuh atau dibunuh.
Laksamana Madya Denih Hendrata mengungkapkan, Sertu AA, salah satu prajurit yang terlibat dalam kasus ini memang memang selalu membawa senjata.
"Senjata itu senjata inventaris yang melekat karena jabatan dari A (Sertu AA) itu adalah ADC, ajudan, sehingga ketika dia dapat tugas itu sudah SOP senjata itu melekat," kata Denih dalam konferensi pers, Senin (6/1/2025).
Namun hingga kini tidak disebutkan siapa pejabat TNI AL yang dikawal tersebut dan apakah status Sertu AA masih aktif sebagai ajudan.
Disorot Komisi I DPR RI
Terkait kasus penembakan bos rental ini, Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini menilai kebijakan yang mengatur penugasan prajurit dari pasukan elite TNI sebagai ajudan atau pengawal perlu dievaluasi.
Langkah tersebut diperlukan karena penugasan prajurit pasukan elite sebagai ajudan sangat berisiko jika tidak dibarengi dengan pengawasan yang baik terhadap tugas dan aktivitas mereka.
“Kami juga menyarankan evaluasi terhadap kebijakan penugasan pasukan elite sebagai ajudan, karena tugas ini memiliki risiko tinggi jika tidak diawasi dengan baik,” ujar Amelia, Selasa (7/1/2025), dikutip dari Kompas.com.
Saran ini disampaikan Amelia usai terjadinya kasus penembakan bos rental mobil oleh prajurit TNI AL di rest area Kilometer (Km) 45 Tol Tangerang-Merak arah Jakarta.
Dalam kasus tersebut, dua orang pelaku berasal dari satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan satu lainnya adalah anggota KRI Bontang.
Oleh karena itu, Amelia pun mendorong TNI untuk meningkatkan pengawasan serta pembinaan moral dan mental prajurit agar tidak melakukan pelanggaran.
“Sebagai organisasi besar dan berpengalaman, TNI sudah memiliki mekanisme pengawasan terhadap personelnya. Namun, untuk mencegah kejadian serupa, diperlukan penguatan monitoring serta pembinaan moral dan mental prajurit secara konsisten,” kata Amelia.
Politikus Partai Nasdem ini juga meminta TNI mengevaluasi kebijakan pengawasan penggunaan senjata api oleh prajurit dan memperketat penerapannya. Apalagi, pelaku penembakan tersebut disebut diizinkan membawa senjata api ke mana pun karena berstatus sebagai Aide de Camp (ADC) alias ajudan.
“Walaupun TNI sudah memiliki SOP yang jelas, pengawasan terhadap implementasi SOP ini harus lebih diperketat. Kasus ini mengingatkan kita bahwa prosedur yang ada harus dijalankan dengan disiplin tinggi untuk mencegah penyalahgunaan senjata,” kata Amelia.
Diberitakan sebelumnya, tragedi penembakan yang mengakibatkan hilangnya nyawa terjadi di rest area Km 45 Tol Tangerang-Merak arah Jakarta pada Kamis, 2 Januari 2024, pukul 04.30 WIB.
Peristiwa ini menewaskan Ilyas Abdurrahman (48), seorang bos rental mobil yang terkena luka tembak di dada dan tangan.
Sementara itu, Ramli Abu Bakar (59), anggota Asosiasi Rental Mobil Indonesia (ARMI), mengalami luka tembak serius yang menembus perut akibat peristiwa itu.
Baca juga: PANGKOARMADA RI Laksamana Madya Denih Hendrata Jelaskan Motif Anak Buahnya Tembak Bos Rental Mobil
Sosok Laksamana Madya TNI Denih Hendrata Jadi Sorotan
Di sisi lain, sosok Laksamana Madya TNI Denih Hendrata menjadi sorotan karena seakan membela anak buahnya yang tembak mati bos rental.
Denih Hendrata menyebut anak buahnya yakni ketiga anggota TNI AL itu adalah Sertu AA, Sertu RH, dan KLK (Kepala Kelasi) BA karena membela diri.
Denih menyebutkan ketiga oknum TNI AL tersebut mengaku dikeroyok di TKP penembakan.
"Mereka mengalami pengeroyokan oleh sekitar 15 orang tak dikenal, di Rest Area KM 45 Tol Merak-Tangerang," ujarnya dilansir Tribun-medan.com, Sumsel (7/1/2025).
Denih lantas mengakui, ada satu anggota TNI AL yang menembak Ilyas.
Penembakan itu diketahui juga melukai rekan Ilyas, Ramli.
"Dalam insiden tersebut, diakui bahwa salah satu anggota melakukan tindakan penembakan."
"Setelah diketahui kemudian, mengakibatkan korban satu orang meninggal dunia dan satu orang luka-luka," jelas Denih.
Baca juga: PILU Bocah 6 Tahun Kencing Bercabang 5 Usai Ikut Sunatan Massal di Sumsel, Diduga Korban Malapraktik
Adapun terkait adanya dugaan pengeroyokan, Denih mengatakan penggunaan senjata api oleh oknum TNI AL ini diduga sebagai langkah membela diri.
"Tapi sebetulnya karena pengeroyokan juga kan tidak berpikir risiko kalau orang yang akan dikeroyok itu mati," ucapnya
"Jadi kembali lagi, apalagi mungkin karena tentara juga sudah dilatih bagaimana faktor kecepatan, insting segala macam, kita sering dengar ada (istilah) 'Kill or To Be Killed' (membunuh atau dibunuh)," tambahnya.
Baca juga: Profil Irjen Suyudi Ario Seto, Alumni Akpol 1994 yang Berpengalaman di Bidang Reserse
Profil Denih Hendrata
Melansir dari Tribunnews.com, Senin (6/1/2025) Denih Hendrata lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 4 Agustus 1967.
Denih Hendrata merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1989.
Sederet pendidikan militer pun pernah ditempunya.
Di antaranya, Dikpel, Dikpespa, Seskoal, Sus Dan KRI, Sus Danlanal, Sesko TNI, dan Dikreg PPRA LVI Lemhannas (2017).
Kini, Denih Hendrata memiliki pangkat Laksamana Madya (Laksdya) TNI.
Di lingkungan TNI AL, Denih Hendrata tercatat pernah menjabat beberapa jabatan strategis.
Denih pernah menjadi Komandan Lantamal III Jakarta, Wakil Asisten Pengamanan Kasal, dan Sahli Bidang Pertahanan Keamanan Wantanas, Asops Kasal hingga Pangkoarmada II.
Sepanjang kariernya, Denih Hendrata juga pernah menjabat sebagai Gubernur Akademi Angkatan Laut (AAL).
Jabatan Denih Hendrata sebelumnya ialah Panglima Komando Armada II.
Baca juga: REAKSI Agus Salim Uang Donasi Rp 1,3 M akan Dialihkan, tak Ikhlas Dunia Akhirat: Kalian Tega
Pendidikan Militer:
- AAL A-35 (1989)
- Dikpel
- Dikpespa
- Seskoal
- Sus Dan KRI
- Sus Danlanal
- Sesko TNI
- Dikreg PPRA LVI Lemhannas (2017)
Riwayat Jabatan:
- Komandan KRI Cut Nyak Dien-375 (2003-2004)
- Komandan KRI Pati Unus-384 (2004-2007)
- Komandan Lanal Cirebon (2007-2009)
- Asintel Danlantamal II/Padang (2009-2010)
- Komandan Satrol Koarmabar (2010-2011)
- Komandan Satkat Koarmabar (2011-2012)
- Komandan Satkor Koarmabar (2012-2013)
- Komandan Lanal Batam (2013-2014)
- Kepala Departemen Operasi Seskoal (2014-2015)
- Kepala Staf Guspurlabar (2015-2017)
- Wadanlantamal III/Jakarta (2017-2018)
- Danlantamal III/Jakarta (2018-2019)
- Waaspam Kasal (2019-2020)
- Waasintel Kasal (2020-2021)
- Staf Ahli Bidang Pertahanan Keamanan Setjen Wantannas (2021-2022)
- Gubernur AAL (2022-2023)
- Asops Kasal (2023)
- Pangkoarmada II (2023-2024)
- Pangkoarmada RI (2024-Sekarang)
(*/tribun-medan.com)
Baca juga: Sertu AA Tak Merasa Bersalah Tembak Bos Rental, Tergiur Mobil 40 Juta, Kini Dibela Pangkoarmada
Baca juga: SOSOK Laksamana Madya TNI Denih Hendrata, Anak Buahnya Tembak Mati Bos Rental Mobil di Tangerang
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Pangkoarmada RI
Laksamana Madya TNI Denih Hendrata
Pangkoarmada RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata
Sertu AA
Ajudan tembak bos rental mobil
Pangkoarmada RI: Kill or To Be Killed
| ALASAN Prabowo Pilih Kapolri Listyo Sigit Jadi Anggota Komisi Reformasi Polri |
|
|---|
| AKHIRNYA Bripda Waldi Dipecat, Keluarga Dosen Erni Bersyukur |
|
|---|
| NASIB Bripda Waldi Akhirnya Tamat, Polisi Propam yang Bunuh Dosen Erni di Jambi Resmi Dipecat |
|
|---|
| TABIAT Siswa FN Pelaku Pengeboman di SMAN 72 Jakarta, Disebut Kerap Dibully, Orangtua di Luar Negeri |
|
|---|
| Kondisi Terkini SMAN 72, Menguak Motif FN Siswa Terduga Pelaku Ledakan Bom Disebut Sering Dibully |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.