Pembacaan Putusan Sela Pilkada

MK Tolak Gugatan Pilkada Tapteng, Selangkah Lagi Masinton Pasaribu Dilantik Jadi Bupati

Langkah Masinton Pasaribu dan Mahmud Efendi menuju tampuk kekuasaan di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) 2024, kini di depan mata.

Editor: Juang Naibaho
Tribunnews/Jeprima
BERPOSE - Politisi PDIP Masinton Pasaribu saat berkunjung ke kantor Tribunnews di Jl Palmerah , Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Pasangan Masinton Pasaribu dan Mahmud Efendi segera dilantik jadi Bupati dan Wakil Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng) 2024, setelah MK menolak gugatan Pilkada Tapteng 2024 yang diajukan Khairul Kiyedi Pasaribu dan Darwin Sitompul, Selasa (4/2/2025). 

Insiden itu terjadi seusai rapat PDIP pada Minggu (6/10/2024). Para kader PDIP kemudian pergi ke tempat kuliner yang berada di Jalan Iskandar Muda. Saat itulah Masinton memanggil beberapa orang kader PDIP Tapteng dan mempertanyakan alasan tidak mendukung pencalonan dirinya menjadi calon bupati Tapteng.

"Didatangi sama Pak Masinton sambil bertanya, 'kenapa kau tidak tegak lurus', 'buka baju mu itu, kalau kau tak mau tegak lurus', katanya (Masinton) sambil memegang bajunya (korban)," kata Joko Situmeang, penasihat hukum pasangan Masinton-Mahmud. Belakangan, laporan Neneng di Polrestabes Medan dicabut. Kedua pihak sepakat damai.

Insiden Debat Publik
Tak sampai di situ, Masinton harus menerima pil pahit saat debat kandidat. Ia didorong dan nyaris digebuk di atas panggung. "Saat saya menyuruh Bakhtiar Sibarani duduk kembali ke kursinya dan tidak meneruskan aksi provoksi, tiba-tiba datang Kiyedi menghampiri dan mendorong saya. Seketika juga Pak Mahmud Cawabup 02 melarang cara-cara arogan Kiyedi mendorong saya," kata Masinton kepada Tribun-Medan.com. 

Menurut Masinton, tim sukses pasangan Khairul-Darwin membuat provokasi dan intimidasi terhadap pendukung 02 di lokasi debat. Termasuk terhadap mantan Bupati Tapteng periode 2001-2011 Tuani Lumbantobing bersama istri. 

"Saat ricuh aparat keamanan dari kepolisian dibantu TNI masuk menenangkan suasana tiba-tiba Bahktiar Sibarani entah dalam kapasitas apa melakukan provokasi maju ke depan mau menghampiri saya. Dan, berkali-kali saya suruh agar tertib kembali duduk ke bangku yang disediakan panitia," ungkapnya.

Setelah melalui jalan penuh liku di Pilkada Tapteng, Masinton kini bisa bernapas lega. Perjuangannya seolah terbayar dengan kemenangan di Pilkada Tapteng 2024. Apalagi, MK juga menolak gugatan sengketa yang diajukan rivalnya.

Profil Masinton Pasaribu  

Masinton Pasaribu merupakan politikus PDI-P. Dia pernah menjabat anggota DPR RI periode 2014-2019 dan 2019-2024 dari Dapil DKI Jakarta II.

Masinton lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 11 Februari 1971, dengan latar belakang keluarga yang sederhana. Semasa kecil, Masinton banyak menghabiskan waktunya di kampung halaman. 

Ia kemudian pindah untuk ke Kota Medan untuk menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 060951 Medan pada 1977-1984. Selanjutnya ia bersekolah di SMP Negeri Labuhan Deli di Kabupaten Deli Serdang, dan melanjutkan pendidikan SMA DR Wahidin Sudirohusono 1987-1990. 

Setelah lulus SMA, ia pernah bekerja sebagai buruh lepas di Pelabuhan Belawan sebelum pindah ke Jakarta untuk belajar hukum.

Keputusan jadi tenaga kerja lepas “terpaksa” dia lakoni sambil mengumpulkan pundi-pundi untuk biaya kuliahnya. Masinton memperoleh gelar sarjana hukum dari Sekolah Tinggi Hukum Indonesia (STHI). Pendidikan S1 dia tempuh selama 7 tahun yakni 1996-2003.

Saat masih duduk di bangku kuliah, Masinton aktif di berbagai organisasi seperti senat mahasiswa. Lalu, tahun 1998-2000 ia bergabung dengan Front Aksi Mahasiswa Reformasi dan Demokrasi (Frame). Organisasi pergerakan mahasiswa ini turut andil dalam menentang masa Orde Baru.

Msinton juga ikut serta dalam unjuk rasa 1998 yang akhirnya berujung pada kejatuhan rezim Soeharto. Kemudian, selama 2000-2003, Masinton menjadi Ketua Front Perjuangan Pemuda Indonesia, sebuah organisasi kepemudaan. 

Keberpihakannya terhadap rakyat kecil juga ia tunjukkan semasa kuliah. Antara lain, ketika Masinton mengorganisir penarik becak di wilayah Benhil dan Tanah Abang, Jakarta Pusat, untuk menyuarakan keresahan mereka.

Setelah tamat kuliah, Masinton aktif dalam gerakan buruh. Pada tahun 2004, ia bergabung dengan PDIP dan mulai merintis karier politiknya. Masinton termasuk salah satu pendiri organisasi sayap PDI-P bernama Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem). Ia menjabat sebagai ketua umum Repdem selama 2011-2016.

Pada Pemilu 2014, Masinton menjajal peruntungan menjadi caleg PDIP untuk DPR RI. Ia pun berhasil lolos dan duduk di Senayan. Begitu pula pada Pemilu 2019, Masinton kembali berkantor di Senayan. Namun, pada Pemilu 2024, Masinton gagal mencatatkan hat-trick lolos ke Senayan. Perolehan suaranya kalah dari penyanyi Once Mekel, koleganya sesama PDIP. (*/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved