Breaking News

Berita Viral

DPR Heran Dulu Pemerintah Pastikan Tak Ada PHK Karyawan Sritex, Faktanya Malah Resmi Tutup 1 Maret

Ketua Komisi VII DPR Saleh Daulay heran atas kondisi terkini PT Sritex, yang akan resmi tutup pada 1 Maret 2025. 

Editor: Juang Naibaho
Instagram
PHK - Tangis karyawan PT Sritex sambil berdoa agar perusahaan tekstil itu tidak bangkrut, beberap waktu lalu. Kini PT Sritex akan resmi tutup per 1 Maret 2025. Sebanyak 10.669 karyawan PT Sritex kena PHK. 

"Persoalan nanti Sritex mau tutup atau tidak, kita sudah bicarakan. Maunya kita sesuai aturan perundangan yang berlaku," tegas Widada. 

Ia juga menyampaikan bahwa nasib karyawan yang dirumahkan sudah menjadi pembahasan dengan tim kurator. Hasilnya, kurator menyetujui bahwa hak-hak pekerja, termasuk cuti yang belum terpakai, tetap harus dibayarkan. 

"(Karyawan) yang cuti-cuti masih ada harus dibayarkan. Kalau nanti tutup dianggap lunas enggak bisa dan kurator menyetujui dan dibayarkan," lanjutnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker) Sukoharjo, Sumarno, mengonfirmasi bahwa PHK di Sritex berlaku sejak 26 Februari, dengan hari kerja terakhir bagi para karyawan jatuh pada 28 Februari 2025.

Sritex sendiri akan resmi ditutup mulai 1 Maret 2025. 

"Jumlah karyawan Sritex yang terkena PHK sebanyak 8.400 orang. Urusan pesangon menjadi tanggung jawab kurator. Sedangkan jaminan hari tua, menjadi kewenangan BPJS Ketenagakerjaan,” jelas Sumarno pada Kamis.

Sritex sebelumnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang berdasarkan putusan perkara nomor 2/Pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg. 

Hakim Ketua Moch Ansor menyatakan bahwa perusahaan tersebut lalai dalam memenuhi kewajiban pembayaran kepada krediturnya, termasuk PT Indo Bharta Rayon sebagai pemohon. 

Perjalanan Sritex

PT Sri Rejeki Isman Tbk, yang lebih dikenal sebagai Sritex, merupakan perusahaan tekstil raksasa yang berbasis di Sukoharjo, Jawa Tengah. 

Perusahaan ini didirikan oleh HM Lukminto pada 1966 dengan nama UD Sri Redjeki, bermula dari usaha perdagangan kain di Pasar Klewer, Solo. 

Seiring waktu, Sritex berkembang pesat. Pada 1978, perusahaan ini resmi berbentuk perseroan terbatas (PT). 

Kemudian, pada 1992, Sritex mengintegrasikan empat lini produksinya, yakni pemintalan, penenunan, sentuhan akhir, dan garmen, ke dalam satu lokasi pabrik yang diresmikan oleh Presiden Soeharto. 

Keberhasilan Sritex semakin terlihat pada 1994 ketika perusahaan ini mendapat kepercayaan dari NATO dan Angkatan Bersenjata Jerman untuk memproduksi seragam militer. 

Tidak hanya itu, perusahaan ini juga melayani pesanan dari berbagai negara, termasuk Inggris dan Papua Nugini, serta perusahaan mode ternama seperti Guess dan H&M. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved