Berita Viral

AKHIRNYA KPK Mulai Selidiki Dugaan Mark-Up Proyek Kereta Cepat Whoosh, Ini Penjelasan Jokowi

KPK telah memulai penyelidikan terkait dugaan penggelembungan anggaran atau mark-up dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Whoosh

|
Editor: AbdiTumanggor
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memulai penyelidikan terkait dugaan penggelembungan anggaran atau mark-up dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Potret Kereta cepat Whoosh tiba di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jumat (27/12/2024). ( Tribun Jabar/Gani Kurniawan) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memulai penyelidikan terkait dugaan penggelembungan anggaran atau mark-up dalam proyek strategis nasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau yang dikenal dengan nama proyek Whoosh.

Ringkasan Berita:
  • Dugaan mark-up dalam proyek strategis Kereta Cepat Jakarta-Bandung
  • Upaya penyelesaian terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh)
  • Sedang Penyelidikan KPK
  • Jokowi: Proyek bukan untuk mencari keuntungan finansial, melainkan sebagai investasi sosial untuk masyarakat

 

Penyelidikan ini menjadi babak baru dalam kontroversi yang telah lama menyelimuti proyek tersebut, yang sebelumnya sempat menjadi sorotan publik.

Pelaksana tugas Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur Rahayu, mengonfirmasi bahwa penyelidikan sudah memasuki tahap aktif. 

"Saat ini sudah pada tahap penyelidikan," kata Asep Guntur dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (27/10/2025).

Meski demikian, Asep belum merinci sejak kapan penyelidikan ini dimulai.

Langkah KPK ini muncul setelah adanya polemik publik yang mencuat, terutama setelah mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, mengungkapkan dugaan mark-up dalam proyek tersebut.

Mahfud MD menolak melaporkan secara resmi dugaan tersebut ke KPK dengan alasan bahwa lembaga antirasuah sudah mengetahui informasi itu dan pelaporan resmi dianggap hanya akan membuang waktu.

Namun, ia menegaskan kesiapannya untuk memberikan keterangan jika dipanggil oleh KPK.

Dugaan Mark-Up dan Perbandingan Biaya

Dugaan mark-up yang diungkap Mahfud berasal dari perbandingan biaya pembangunan per kilometer kereta cepat.

Menurut informasi yang disampaikan, biaya pembangunan per kilometer proyek Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, sementara di Cina hanya sekitar 17 hingga 18 juta dolar AS.

Perbedaan biaya yang signifikan ini menimbulkan kecurigaan adanya penggelembungan anggaran hingga tiga kali lipat.

Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi sorotan mengenai besarnya utang proyek Whoosh dengan menegaskan bahwa proyek ini bukan untuk mencari keuntungan finansial, melainkan sebagai investasi sosial untuk masyarakat.

Jokowi menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan mengatasi kemacetan parah di wilayah Jabodetabek dan Bandung yang telah berlangsung selama puluhan tahun, yang menyebabkan kerugian negara mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved