OTT KPK di Riau
Syoknya Istri Gubernur Riau Abdul Wahid Suami Kena OTT, Henny Wahid Butuh Pendampingan
Wanita yang dikenal sebagai Ketua TP PKK Provinsi Riau Periode 2025-2030 itu saat ini masih butuh pendampingan.
TRIBUN-MEDAN.com - Kondisi istri Gubernur Riau non Aktif diungkap oleh asisten rumah tangga (ART) di rumah pribadi Abdul Wahid bernama Irene (nama disamarkan).
Ia mengatakan, Henny Sasmita Wahid, istri Abdul Wahid mengalami syok setelah suaminya terjerat kasus dugaan pemerasan yang ditangani KPK.
Wanita yang dikenal sebagai Ketua TP PKK Provinsi Riau Periode 2025-2030 itu saat ini masih butuh pendampingan.
Pantauan Tribunnews.com di lokasi sekira pukul 11.00 WIB, rumah Abdul Wahid di kompleks perumahan Harewood House, Cilandak, Jakarta Selatan tampak sepi.
Saat rumah didatangi, di dalamnya terdapat empat orang kerabat Abdul Wahid.
Mereka adalah seorang pria yang mengaku sebagai sekuriti pribadi Abdul Wahid.
Kemudian, tiga orang perempuan, yang di antaranya, satu asisten rumah tangga (ART) dan dua orang mengaku sebagai saudara dari Gubernur Riau itu.
Dua orang saudara dari Abdul Wahid berasal dari luar kota. Mereka enggan memberikan keterangan kepada wartawan karena mengaku baru sampai di rumah mewah itu dan tidak memahami persoalan yang dialami Abdul Wahid.
"Kami saudara. Kami juga baru sampai, jadi enggak tahu apa-apa," ucap satu dari dua perempuan yang mengaku saudara Abdul Wahid, saat ditemui, Kamis siang.
Sementara itu, Irene (nama disamarkan) yang bekerja sebagai ART di rumah tersebut mengatakan, ia menempati rumah itu bersama dua orang anak Abdul Wahid.
Ia menjelaskan, satu dari kedua anak Abdul Wahid sempat bersekolah di pesantren.
Namun, kini sudah melanjutkan pendidikan di sekolah non-pesantren.
Kemudian, Irene mengatakan, setelah dilantik sebagai Gubernur Riau pada 2024 lalu, Abdul Wahid dan istrinya sudah jarang berkunjung ke rumah tersebut.
"(Rumah) masih (ditempati), saya menempati di sini sama anak-anaknya Bapak (Abdul Wahid). Saya emang kerja di sini, bersih-bersih, ART-nya," ungkap Irene, kepada Tribunnews.com.
"Bapak setelah menjabat (Gubernur Riau) memang jarang ke sini. Paling kalau ke sini kalau ada acara di sini. Kadang itu pun seminggu sekali," tambahnya.
Semua orang yang ada di rumah saat itu mengetahui sedang ada kasus hukum yang tengah menjerat Abdul Wahid.
Irene mengungkapkan, istri dari Abdul Wahid masih berada di Riau, saat ini.
Adapun sang istri dikabarkan syok setelah mengetahui suaminya itu terjerat kasus dugaan pemerasan yang ditangani KPK.
"Ibu kondisinya syok lah. Masih di Riau. Masih didampingi," ucap Irene.
Selain itu, katanya, dalam penggeladah yang dilakukan penyidik KPK, pada Senin (3/11/2025) lalu, penyegelan hanya dilakukan di area lantai tiga rumah tersebut.
Lantai 3 Disegel
Sebelum penetapan tersangka terhadap Abdul Wahid, tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penggeledahan di rumah pribadi Gubernur Riau non aktif.
Tim penyidik KPK melakukan penggeledahan rumah Abdul Wahid yang berada di kompleks perumahan Harewood House, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin (3/11/2025) lalu.
Irene menjelaskan, lima orang penyidik KPK berseragam kemeja putih datang pada sore hari atau tepatnya mendekati waktu azan maghrib.
Hal ini diungkap langsung oleh seorang asisten rumah tangga (ART) di rumah Gubernur Riau Abdul Wahid, Irene (nama disamarkan).
Rumah Abdul Wahid di Cilandak berada sekitar 10 meter dari gerbang masuk perumahan bertipe townhouse itu.
Bangunan rumah Abdul Wahid bergaya modern.
Garasi yang luas dan memanjang menjadi akses utama menuju tangga yang mengarah ke pintu masuk di lantai dua.
Dari garasi itu juga, terdapat pintu yang mengarah langsung menuju ruang dapur.
Irene mengatakan, empat dari lima orang yang tiba di rumah itu langsung menuju ke kamar pribadi Abdul Wahid, yang berada di lantai 3.
Pencarian barang bukti terkait dugaan tindak pidana pemerasan, katanya, dimulai dengan mengecek lemari.
"Untuk penggeledahannya, orang-orang itu langsung ke atas kan. Tanya-tanya kamar Bapak (Abdul Wahid) yang mana, terus tanya ruang kerja juga, tapi di sini kan Bapak enggak ada ruang kerja. Langsung masuk ke kamar, langsung dicari (barang bukti), dibuka lemari, tapi saya sendiri sih yang buka," ungkap Irene, kepada Tribunnews.com, Kamis (6/11/2025).
Menurut Irene, penyidik tidak menemukan barang bukti apapun di dalam lemari tersebut.
Namun kemudian, ia mengatakan, penggeledahan dilanjutkan pada brankas yang terdapat di kamar tersebut. Penyidik menemukan dan menyita sejumlah uang serta ponsel dari brankas milik Abdul Wahid.
Irene mengungkapkan, sebelum membuka brankas, penyidik berkomunikasi melalui telepon dengan Abdul Wahid yang saat itu berada di Riau.
"Orang itu tidak ada yang arogan atau gimana itu enggak ada. Setelah enggak ada barang-barang yang terbukti gitu lah, langsung ke brankas," katanya.
"Akhirnya, brankasnya dibuka. Katanya, orang-orang itu langsung konfirmasi ke Bapak langsung untuk buka brankasnya. Bapak tidak di sini, posisinya masih di Pekanbaru," sambung Irene.
"Dibuka brankasnya, ya dapat uang dan handphone aja."
Kata Irene, penyidik melakukan penyegelan di lantai tiga rumah tersebut setelah penggeledahan di kamar pribadi Abdul Wahid selesai.
Selanjutnya, ia mengungkapkan, para penyidik turun ke garasi yang ada di lantai satu bangunan tersebut untuk mengecek empat unit mobil yang terparkir.
"Setelah diambil barang-barang itu aja, kamarnya itu disegel. Setelah itu turun ke bawah untuk mengecek mobil-mobil. Mobil ada empat (unit) di sini. Alphard dinas, mobil listrik, CRV, Alphard yang satunya," jelas Irene.
Sementara itu, Darma, satu dari beberapa sekuriti kompleks perumahan Harewood House mengaku tidak mengetahui adanya kedatangan pihak KPK ke rumah Abdul Wahid.
Menurutnya, saat itu dia sedang tidak berjaga karena pengamanan dilakukan rekan sekuriti lainnya yang sedang bekerja sesuai jadwal shift.
"Di sini kan (sekuriti) tiga shift. Mungkin saya sedang tidak jaga. Tadi saya tanya teman lain, komandan saya juga bilang belum ada KPK ke sini," kata Darma, saat ditemui di Pos Sekuriti Harewood House, Kamis.
Padahal, menurut Darma, beberapa waktu lalu, komandan sekuriti di kompleks tersebut sudah menginformasikannya perihal kemungkinan datangnya pihak KPK ke rumah Gubernur Riau itu.
"Sebelumnya sih ngomong, nanti kalau umpamanya ada KPK yang mau datang ke situ, telepon saya aja, tapi sampai sekarang perasaan belum ada yang datang," jelasnya.
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Ada Drone Misterius di Rumah Gubernur Riau Sebelum Kena OTT KPK, Begini Pengakuan Saksi Mata |
|
|---|
| Mataharinya Satu, Istilah Abdul Wahid Minta Jatah, Sudah Ada Niat Jahat Sejak Awal Jadi Gubernur |
|
|---|
| Mirip Preman, Kode Rahasia Gubernur Riau Ancam Pejabat UPT saat Minta Uang Setoran |
|
|---|
| Abdul Wahid Terima Jatah Uang Preman 3 Kali Total Rp 4,05 Miliar, Pakai Kode 7 Batang |
|
|---|
| ABDUL Wahid Sah Tersangka, 4 Gubernur Riau Buat Rekor Masuk Bui Kasus Korupsi, KPK: Perlu Berbenah |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.