Breaking News

Berita Nasional

Fakta-fakta Konflik PBNU, Gus Yahya Pernah Bertemu Netanyahu, Mengaku Datang Demi Palestina

Gus Yahya dituduh berafiliasi dengan dukungan terhadap Zionisme dengan mengundang Peter Berkowitz ke Indonesia sebagai narasumber.

|
Kolase Tribun Medan
KONFLIK PBNU - Ketum PBNU Gus Yahya menjadi sorotan usai mengundang Peter Berkowitz ke Indonesia. Ia pernah mengaku bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

TRIBUN-MEDAN.com - Inilah fakta-fakta konflik Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Gus Yahya mengaku pernah bertemu Netanyahu demi Palestina.

Konflik terjadi di tubuh PBNU. Muncul rencana pemakzulan sang ketua umum, Cholil Staquf atau Gus Yahya.

Isu pemakzulan Gus Yahyah dari kursi ketum PBNU usai polemik mengundang Peter Berkowitz, tokoh pro Israel ke Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu.

Gus Yahya dituduh berafiliasi dengan dukungan terhadap Zionisme dengan mengundang Peter Berkowitz ke Indonesia sebagai narasumber.

Gus Yahya diketahui saat ini punya dua jabatan di PBNU. Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) dan Ketum PBNU.

Petisi untuk Copot Gus Yahya dari Ketua MWA UI

Pada September 2025, muncul petisi Gus Yahya untuk dicopot dari posisi Ketua MWA UI buntut kehadiran akademisi Amerika Serikat (AS) pro-Israel atau Zionis, Peter Berkowitz, dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) UI pada 23 Agustus 2025.

Selain itu, Peter Berkowitz juga diundang sebagai pemateri dakan acara Akademi Kepemimpinan Nasional yang digelar PBNU tanggal 15 Agustus 2025.

DIDESAK MUNDUR - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kiri) didesak mundur dari jabatannya setelah mengundang Peter Berkowitz (kanan) dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) beberapa waktu lalu. /Foto dok.
DIDESAK MUNDUR - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kiri) didesak mundur dari jabatannya setelah mengundang Peter Berkowitz (kanan) dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) beberapa waktu lalu. /Foto dok. (Kolase Tribun Medan)

Adapun petisi tersebut dibuat oleh Komunitas UI Student for Justice in Palestine lewat situs change.org pada 12 September 2025 dan telah ditandatangani oleh ribuan orang.

Saat itu, Gus Yahya disebut sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hadirnya Peter Berkowitz.

Sejatinya, Gus Yahya sudah meminta maaf kepada civitas UI karena mengundang Peter Berkowitz pada akhir Agustus 2025 dan mengaku khilaf karena tidak mencermati latar belakangnya terlebih dahulu.

Selain itu, tokoh agama kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966 tersebut menyatakan PBNU tidak pernah mengubah sikap dalam mendukung perjuangan Palestina sekaligus mendukung segala upaya dalam menghentikan genosida.

Namun, dalam petisi Komunitas UI Student for Justice in Palestine, permintaan maaf dinilai tidak cukup.

"Setelah dilacak lebih lanjut melalui liputan media Tempo pada 31 Agustus 2025, dikonfirmasi bahwa Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya merupakan orang yang bertanggung jawab atas pengundangan Berkowitz," bunyi petisi tersebut.

“Konsekuensinya tidak bisa diselesaikan hanya dengan permintaan maaf,” demikian salah satu butir dalam petisi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved