Breaking News

Berita Nasional

Fakta-fakta Konflik PBNU, Gus Yahya Pernah Bertemu Netanyahu, Mengaku Datang Demi Palestina

Gus Yahya dituduh berafiliasi dengan dukungan terhadap Zionisme dengan mengundang Peter Berkowitz ke Indonesia sebagai narasumber.

|
Kolase Tribun Medan
KONFLIK PBNU - Ketum PBNU Gus Yahya menjadi sorotan usai mengundang Peter Berkowitz ke Indonesia. Ia pernah mengaku bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. 

Meski begitu, Gus Yahya membantah punya kedekatan khusus dengan Israel yang menjadi salah satu poin risalah rapat harian syuriah PBNU untuk memakzulkan dirinya.

"Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel. Saya bertemu Netanyahu, saya bertemu dengan Presiden Israel, saya bertemu dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum tahun 2018," ujar Gus Yahya di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (23/11/2025).

Menurutnya, anggota NU telah mengetahui bahwa dirinya pergi ke Israel pada tahun 2018.

Hal itu juga tak menjadi masalah karena mayoritas pengurus NU memilihnya sebagai Ketua Umum pada Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung 2021 lalu

"Tapi, tahun 2021 muktamar cabang-cabang dan PWNU memilih saya, mereka sudah tahu saya ke Israel dan bertemu Netanyahu. Mereka memilih saya," ucapnya.

Ia menyebut, pengurus NU tetap memilih dirinya karena mereka tahu bahwa kedatangannya ke Israel demi membela Palestina.

"Kenapa? Karena mereka tahu, sampeyan (Anda) bisa melihat juga di berbagai unggahan internet."

"Apa yang saya lakukan di Yerusalem di Israel pada waktu itu, bahwa saya terang-terangan dan tegas di berbagai forum bahkan di depan Netanyahu dalam pertemuan itu, saya datang ke sini demi Palestina," tuturnya.

Jangan Lagi Ada Fitnah

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menegaskan polemik yang saat ini mengemuka di tubuh organisasi yang dipimpinnya tidak bisa langsung dikaitkan dengan kepentingan politik. 

Menurut Gus Yahya, sapaannya, hingga saat ini belum ada bukti yang jelas mengenai adanya aktor atau tujuan politik di balik dinamika tersebut.

“Unsur politis apa? Dengan analisa seperti apa? Ini semuanya tidak jelas,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Kantor PBNU, Jakarta, Minggu (23/11/2025) malam.

Dia pun menilai, setiap dinamika yang melibatkan perbedaan pandangan biasanya selalu ditarik ke ranah politik. 

Namun dalam kasus ini, Gus Yahya memastikan belum ada hal yang dapat dibuktikan secara konkret.

“Hari ini kita belum bisa lihat apa-apa,” tegasnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved