Mengejar Bintang Lima dari KBA Cengkeh Turi Binjai Utara
Kampung Berseri Astra (KBA) merupakan program corporate social responsibility (CSR) Astra yang diimplementasikan kepada masyarakat.
Penulis: Truly Okto Hasudungan Purba | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRIBUN-MEDAN.COM, BINJAI - Hari Kamis (22/11/2018), pagi belum terlalu tinggi. Matahari masih malu-malu untuk muncul sempurna di kawasan Perumahan BTN Cengkeh Turi, kota Binjai, Sumatera Utara. Hembusan angin sepoi-sepoi menjadikan suasana perumahan terasa sejuk pagi itu. Belasan siswa SD berjalan berkelompok dari berbagai gang perumahan menuju sekolah mereka di ujung kompleks. Tawa canda dan obrolan seputar kegiatan sekolah dari siswa SD tersebut meningkahi sejuknya pagi.
Di teras sebuah rumah permanen yang terletak persis di depan lapangan perumahan, suasana yang cukup riuhpun terlihat jelas. Sang empunya rumah, Siti Nurbaya Sianturi (62) terlihat sibuk mengangkat beberapa kardus dari dalam rumah ke bagasi mobil. Tiga penghuni rumah lainnya menirukan kesibukan yang sama dengan Siti, mengangkat kardus dan tas ke bagasi mobil.
Beberapa kali Siti mengangkat ponselnya dan berbicara dengan seseorang yang meneleponnya. Dalam pembicaraan lewat telepon tersebut, Siti memberitahu kalau dirinya akan berangkat hari itu juga dan sudah membawa pesanan seperti yang disyaratkan. “Hari ini saya mau ke Penang, mau ikut pameran. Tadi itu telepon dari staf Disperindag Sumut, menanyakan kapan saya berangkat dan jangan lupa membawa produk yang cukup untuk dipamerkan di Penang,” kata Siti kepada tribun-medan.com, Kamis (22/11).
Pameran yang dimaksud Siti adalah Pesta Pulau Penang, sebuah pameran industri kecil dan menengah yang cukup kesohor di Malaysia. Pameran ini dilaksanakan tanggal 23 November hingga 31 Desember 2018. Itu artinya, Siti harus merayakan Natal dan Tahun Baru di negeri orang. “Saya menjadi salah satu perwakilan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sumut. Ini (Pesta Pulau Pinang) cukup bergengsilah. Hampir setiap tahun saya ikuti,” kata Siti.
Siti adalah pemilik Christin Collection, sebuah UMKM di bidang kerajinan tangan berbahan akrilik yang berdiri tahun 2013. Sekitar 4 x 8 meter bagian belakang rumah Siti di Perumahan BTN Cengkeh Turi dimanfaatkan sebagai ruang produksi kerajinan. Ruang produksi cukup lapang karena tidak berisi banyak perabot seperti kursi dan meja. Hanya ada empat steling ukuran sedang yang menempel di dinding belakang rumah sebagai tempat memajang produk yang sudah selesai dikerjakan.
“Sengaja tidak banyak perabot, karena pengrajin-pengrajin memang lebih senangnya duduk di lantai saat membuat kerajinan,” kata Rusmida Sianturi, menantu Siti, yang sehari-hari tinggal bersama Siti dan ikut mengurusi Christin Collection.
Selain empat steling, di dinding ruang produksi terpajang beberapa penghargaan yang pernah diraih Siti Nurbaya mulai dari penghargaan di tingkat provinsi hingga nasional. Satu penghargaan yang sangat bergengsi adalah Penghargaan Upakarti dari Pemerintah Repulik Indonesia tahun 1992. Siti “diganjar” penghargaan tersebut atas jasa pengabdiannya dalam usaha pengembangan industri kecil dan kerajinan. “Sebelumnya Christin Collection membuka kerajinan sarung bantal smock Jepang serta tas dari bahan ulos (kain Batak) dan kain katun. Tapi trend sarung bantal smock Jepang terus menurun hingga tahun 2000-an. Ibu kemudian menutup kerajinan sarung bantal smock Jepang dan beralih ke kerajinan akrilik. Tapi untuk tas berbahan ulos dan kain katun masih tetap ada sampai sekarang,” kata Rusmida.
Keputusan Siti untuk beralih ke kerajinan akrilik tahun 2013 ternyata tidak salah. Produk-produk kerajinan yang ia hasilkan seperti keranjang Aqua, kotak tisu, tempat permen, toples kue, dan bunga mendapat sambutan yang cukup baik di pasar lokal. Di tahap awal, Siti merekrut delapan warga setempat, yang semuanya perempuan sebagai karyawan (pengrajin). Siti mengajari langkah-langkah membuat kerajinan dengan sabar.
“Sebelumnya mereka juga sudah kerja di Christin Collection membuat sarung bantal. Tapi karena sarung bantal tidak diproduksi lagi, mereka beralih mengerjakan akrilik. Saya sengaja merekrut warga di sini, agar mereka ada tambahan keuangan. Mereka juga cukup mengerjakannya di rumah,” kata Siti dari Penang melalui panggilan WhatsApp dengan tribun-medan.com, Sabtu (29/12/2018).
Tiga tahun berjalan atau hingga tahun 2016, kerajinan akrilik produksi Christin Collection mampu menembus pasar di Sumatera Utara seperti di Medan, Binjai, dan Nias. Dalam sebulan, ratusan produk laku terjual. Mayoritas produk dijual dengan sistem penjualan offline (bertemu langsung). “Saya feeling (merasakan) kalau usaha akrilik ini menjanjikan karena langsung mengena atau dibutuhkan ibu-ibu dan remaja perempuan. Ini yang membuat saya menekuninya. Dan syukurlah, sambutan masyarakat cukup baik,” kenang Siti.
Kedatangan Astra dengan program Kampung Berseri Astra (KBA) di kelurahan Cengkeh Turi, Binjai Utara sejak tahun 2016 ikut mengubah perkembangan usaha Christin Collection. Astra memilih Christin Collection sebagai mitra binaan Grup Astra Medan dalam program KBA, khusus untuk pilar kewirausahaan. Siti mengatakan, sebagai mitra binaan, Christin Collection mendapatkan berbagai program dukungan mulai dari pelatihan keuangan dan pengembangan usaha, pemasaran produk, hingga mengikuti pameran di luar negeri.
Program pelatihan yang diterima Christin Collection antara lain pelatihan manajemen keuangan (pembukuan) pada Januari 2018 dan pelatihan pemasaran online Juni 2018. Di tahun-tahun awal berdiri, kata Siti, keuangan Christin Colletion memang dikerjakan dengan sederhana saja tanpa menggunakan prinsip-prinsip keuangan yang standar. Tetapi kini, manajemen keuangan sudah dikerjakan dengan lebih baik. Untuk pemasaran produk, Christin Collection pun mendapatkan pelatihan dari Astra tentang bagaimana caranya memanfaatkan dunia digital dalam mengembangkan usaha. “Meskipun belum segencar berjualan offline, tapi kami sudah mulai memasarkan produk kami lewat online,” terang Siti.
Melalui pelatihan pengembangan usaha, kata Siti, Christin Collection mendapatkan pengalaman berharga yakni jangan terpaku dengan produk-produk yang sudah ada saat ini. Oleh Astra, Christin Collection diminta berinovasi melahirkan produk-produk lain selain keranjang Aqua, kotak tisu, tempat permen, toples kue, dan bunga.
“Kami tertantang dan mengplikasikannya. Kami pelajari kebutuhan masyarakat, apalagi yang dibutuhkan selain produk yang sudah ada. Akhirnya ketemu. Kami membuat kerajinan aksesoris dari bahan kristal seperti kalung, gelang, bros, cincin, dan dompet. Bukan itu saja, produk berbahan akirilik juga kami variasikan dengan menghasilkan perlengkapan pesta suku Batak seperti tandok (tempat beras kecil) dan bahul-bahul (tempat beras besar),” katanya.
Siti mengaku, pihak Astra juga ikut membantu penjualan produk Christin Collection. Tahun 2017, Grup Astra Medan memesan keranjang Aqua, kotak tisu, tempat permen, toples kue dan bunga di 25 kantor perwakilan Astra di Sumatera Utara. “Karyawan-karyawan Astra juga ikut menjadi tim promosi produk-produk Christin Collection. Mereka memperkenalkan produk kami ke rekan-rekan mereka. Cukup banyak pesanan yang kami terima lewat cara ini, yakni pembelinya tahu karena diberitahu karyawan Astra. Pemasaran kamipun tak hanya di Sumatera Utara saja, tetapi sudah menjangkau Palembang dan komunitas-komunitas,” ujar Siti.
