IDI Akhirnya Buka Suara karena Keberatan atas Data Pemerintah soal Kematian Pasien Covid-19,

Enggan berbohong, IDI bongkar kejanggalan data kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, awas fenomena gunung es.

Tribun Jabar/Firman Suryaman
ILUSTRASI - Proses pemakaman jenazah PDP Covid-19 di Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (7/4) siang, berjalan lancar. (Tribun Jabar/Firman Suryaman) 

"Nah itu yang belum disampaikan oleh pemerintah. Kematian dengan status PDP ini banyak, kan tidak mungkin PDP yang meninggal lalu kita katakan itu pasti bukan covid-19, kan enggak mungkin," lanjut Daeng M Faqih.

Padahal, seperti yang dijelaskan Daeng, PDP yang meninggal oleh pihak rumah sakit dilaporkan juga sebagai kematian perawatan covid-19.

Sebab status PDP saat berada di rumah sakit mendapatkan perawatan dengan prosedur covid-19,

Bahkan saat meninggal dunia pun para PDP juga dimakakan dengan protokol pemakaman covid-19.

Sehingga menurut Daeng M Faqih, angka kematian PDP tidak bisa diabaikan jumlahnya.

"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.

Pihaknya juga menyebut, angka ODP dan PDP di Indonesia cukup tinggi.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, angka ODP di Indonesia sebanyak 176.344 orang, dan jumlah PDP 12.979 orang.

Soroti pelaksanaan tes covid-19

Selain menyampaikan mengenai kasus kematian PDP, Daeng juga berkomentar tentang pelaksanaan tes covid-19 di Indonesia.

Tak hanya jumlah tes yang dilakukan saat ini masih sedikit, Daeng M Faqih juga menyoroti lambatnya waktu yang diperlukan untuk mengetahui hasil tes.

Sehingga sejumlah kasus PDP mengetahui status dan hasil tes setelah pasien tersebut meninggal.

Bahkan ada pula kasus pasien meninggal dunia namun tidak sempat melakukan tes covid-19.

"Masih lama dan kurang cepat. Volume per hari nya masih relatif kurang.

Perlu percepatan testing, perlu lebih banyak, lebih luas dan massal supaya deteksi kasus bisa lebih cepat dan penanganan lebih cepat," ujar Daeng M Faqih.

Ia menegaskan, apabila test covid-19 dilakukan dengan cepat, maka kematian PDP dapat diketahui penyebabnya.

Warga Berjubel di Area Wisata seusai Lockdown, Ahli Epidemiologi Sebut Babak Baru Corona akan Mulai

Bocor Rekaman Mayat dan Pasien Virus Corona di Satu Ruangan, Berbaring Bersebelahan karena Hal Ini

Sejoli Artis Ini Terpaksa Jualan di Pinggir Jalan, Pandemi Virus Corona Menggerus Pendapatan

Bukan Suruh Warga di Rumah Apalagi Lockdown, Ini Cara Jitu Hong Kong Kendalikan Virus Corona

Ponsel BM Resmi Diblokir Pemerintah, Begini Cara Cek IMEI HP Kamu Menggunakan Kartu Telkomsel dan XL

40 GB Gratis dari Telkomsel, Paket Promo Ekstra Kuota Terbaru, Inilah Syarat dan Cara Mengaktifkan

Khawatir adanya fenomena gunung es

Banyaknya kasus PDP yang meninggal dan belum diketahui hasil tesnya, Daeng M Faqih menilai hal tersebut bisa menjadi masalah yang besar.

Sehingga menurut Daeng M Faqih, kasus tersebut perlu mendapatkan jawaban dan segera diperiksa akar permasalahannya.

"Agar tidak menjadi fenomena gunung es," kata Daeng.

Tak hanya soal  angka kematian, Daeng menyebut kasus positif corona di Indonesia masih berpotensi akan meningkat lebih besar.

Dia bahkan menyebut, bahwa data yang diupdate setiap harinya oleh pemerintah bisa jadi adalah data satu atau dua minggu yang lalu.

Sebab antara waktu pengetesan, proses dan pengumuman hasilnya bisa memakan waktu satu minggu.

Sehingga konteks pernyataanya terkait jumlah pasien meninggal terkait corona yang mencapai 1.000 itu juga berkaitan dengan jumlah tes yang sedikit dan waktunya yang lama.

Karena itu pihaknya mendorong agar tes Virus Corona di Indonesia dipercepat dan diperluas.

Daeng mengungkapkan, dengan tes yang dipercepat dan diperluas maka penemuan kasus akan semakin cepat dan tepat.

Selain untuk menghindari fenomena gunung es yang ia sebut tadi.

"Yang ditemukan sekian, tetapi sebenarnya yang aslinya lebih besar dari itu," kata Daeng.

"Saya sebenarnya menekankan pesan dari Presiden Jokowi untuk mempercepat tes itu tadi karena angka positif atau kematian akan lebih besar bila itu dilakukan," pungkas Daeng M Faqih.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews Wiki dengan judul IDI Sebut Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Dua Kali Lipat Lebih Banyak dari Data Pemerintah

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved