Dugaan Cari Duit dari Pandemi

Soal Dugaan Cari Untung dari Pandemi, Direktur RSUD Amri Tambunan 'Kepanasan', Bupati Kecolongan

Dirut RSUD Amri Tambunan 'kepanasan' ketika diberitakan soal dugaan cari untung dari pandemi Covid-19

Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/INDRA GUNAWAN SIPAHUTAR
Direktur RSUD Deliserdang, dr Hanif Fahri SpKJ 

TRIBUN-MEDAN.COM,DELISERDANG- Direktur RSUD Amri Tambunan, dr Hanif Fahri SpKJ 'kepanasan' setelah diberitakan soal layanan Telemedicine Covid-19 berbayar.

Hanif yang sebelumnya tidak memberi keterangan saat dikonfirmasi Tribun-medan.com, belakangan mengirimkan pesan pribadi bernada ketus.

Dokter spesialis kejiwaan ini mencak-mencak tak terima soal berita layanan Covid-19 berbayar.

Baca juga: Diduga Cari Untung dari Covid-19, RSUD Amri Tambunan Patok Tarif Berbayar untuk Layanan Covid

"Paten kali berita itu, mantaff ah, luar biasa terima kasih ya bro," kata Hanif, Sabtu (12/2/2022) memulai percakapan.

Selanjutnya, Hanif kembali mengirimkan pesan singkat.

"Saya tidak masalah ente buat berita. Tapi kek anak kecil. Konsul dulu ke kawan saya yang dokter jiwa, mana tahu ada gangguan. Ente siapa ya," kata Hanif.

Karena pesan yang disampaikan bernada tendensi, Tribun-Medan.com menjelaskan bahwa berita soal layanan medis pasien Covid-19 berbayar sudah terkonfirmasi oleh Humas RSUD Amri Tambunan.

Namun, Hanif tak terima.

Baca juga: ANEH KALI, Dokter BNN Deliserdang Paksa Orang Ngaku Sebagai Pengguna Narkoba Agar Bisa Direhab

Dia mengaku sudah terkenal setelah diberitakan.

Bahkan Hanif mengaku sejumlah stasiun televisi akan mewawancarai dirinya.

"Hari ini sudah 10 pejabat Kemenkes dan Satgas telpon aku. Terkenal aku bro. Trims kali ah, Jarang-jarang ini," katanya.

Sementara itu, sejak wacana layanan pasien Covid-19 berbayar akan diterapkan, rencana kerja RSUD Amri Tambunan ini menjadi sorotan masyarakat, bahkan jadi pergunjingan sejumlah pejabat di Pemkab Deliserdang.

Tak sedikit masyarakat yang menilai bahwa program ini sebagai ajang bisnis, untuk meraup keuntungan dari masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Pegawai Dishub Deliserdang Dipecat Karena Petugas BNN Diduga Asal Terbitkan Hasil Tes Urine

Lantaran mendapat sorotan dari masyarakat dan mencuat dugaan bisnis kesehatan di masa pandemi, Bupati Deliserdang Ashari Tambunan ikut angkat bicara.

Bahkan, Bupati Deliserdang kecolongan dengan aturan berbayar ini.

Ashari Tambunan mengaku baru tahu anak buahnya membuat kebijakan tarif untuk layanan pasien Covid-19.

"Ah apa bayar? Siapa yang bilang? Saya belum tahu," kata Ashari Tambunan pada Tribun-Medan.com.

Ashari Tambunan mengatakan, memang dia tahu ada program Telemedicine untuk pasien Covid-19.

Namun Ashari Tambunan menegaskan, bahwa program ini tidak berbayar.

Baca juga: KEPALA BNN Deliserdang Baru Tahu Anggotanya Tidak Lakukan SOP Pemeriksaan Urine

Sebab, program ini sama dengan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Kemenkes sendiri, yang merupakan perpanjangtanganan pemerintah pusat, sama sekali tidak memungut biaya.

Namun, RSUD Amri Tambunan justru malah memungut duit dari masyarakat dengan dalih ini sudah sesuai ketentuan.

Aturan ini dibuat berdasarkan SK Direktur RSUD Amri Tambunan, yang merupakan dokter spesialis kejiwaan.

Karena Ashari Tambunan merasa kecolongan, dia sebagai pucuk pimpinan di Pemkab Deliserdang akan menelusuri masalah ini. 

"Nanti saya cek jugalah. Saya tanya dulu. Apa iya begitu (berbayar)," pungkas Ashari Tambunan.(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved