Berita Viral

Pengadilan Internasional Perintahkan Penangkapan Putin, Jadi Target 123 Negara dan Desakan Dibunuh

Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan ancaman baru dari kumpulan beberapa negara. 

HO
Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan ancaman baru dari kumpulan beberapa negara.  

Tetapi Moskwa telah menolak surat perintah terhadap Putin begitu saja.

Rusia tidak mengekstradisi warganya dalam hal apa pun.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia tidak mengakui yurisdiksi pengadilan ini sehingga dari sudut pandang hukum, keputusan pengadilan bisa batal.

Rusia sebenarnya menandatangani Statuta Roma pendiri pengadilan tetapi tidak meratifikasinya untuk menjadi anggota, dan kemudian menarik tanda tangannya atas perintah Putin pada tahun 2016, setelah ICC meluncurkan penyelidikan atas perang tahun 2008 di Georgia.

NATO Diminta Bunuh Putin

Sebelumnya ada desakan agar NATO diminta membunuh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Ia disebut "ancaman permanen dan mematikan" menyusul serangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Pernyataan ini muncul dari mulut mantan panglima Angkatan Darat Inggris, Kolonel Richard Kemp. Mantan pemimpin paskan di Afghanistan itu bahkan menyamakan Putin dengan mantan pemimpin Al-Qaeda Osama Bin Laden, Bos ISIS Abu Bakar Al Baghdadi dan Jenderal Iran yang tewas dibunuh pasukan Amerika Serikat (AS) atas perintah mantan presiden Donald Trump, Qasem Soleimani.

"NATO harus mempertimbangkan semua opsi untuk menyingkirkannya dari kekuasaan. Itu termasuk membunuhnya meskipun itu tidak mungkin atau tidak diinginkan," kata Kemp dikutip dari Mirror, Senin (14/3/2022).

Ia pun mengatakan, itu satu-satunya cara mengakhiri perang. Termasuk, mencegah konflik di masa depan.

"Hal terbaik adalah melihat Putin digulingkan, ditangkap dan diadili, baik di Rusia atau di Pengadilan Kriminal Internasional," lanjutnya.

Tetapi opsi-opsi itu sangat tidak mungkin terjadi," jelasnya lagi.

Menurutnya pembunuhan mungkin bukan hal "menyenangkan" bagi banyak orang. Namun tegasnya, ini lebih berarti jika dibandingkan dengan banyaknya warga Ukraina yang meninggal akibat serangan.

"Jika sampai pada pembunuhan, mungkin ini tidak menyenangkan bagi banyak orang. Tetapi hidupnya tidak memiliki nilai yang lebih besar daripada nyawa ribuan orang yang telah dia bunuh di Ukraina dan di tempat lain dan mungkin akan dibunuh di masa depan," tambahnya.

Menurutnya menjadikan Putin sebagai target adalah sah karena dirinya adalah Panglima Tertinggi pasukan Rusia.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved