Berita Viral

DANKOMAR Mayjen Mar Endi Supardi Jelaskan Penyebab dan Kronologi Kematian Lettu Laut Eko Damara

Sebelumnya, keluarga dari Eko menaruh kecurigaan atas tewasnya Eko lantaran terdapat dugaan bekas luka lebam dan sulutan api rokok di jenazah Eko.

Editor: AbdiTumanggor
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A
Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayjen (Mar) Endi Supardi saat konferensi pers terkait kematian Lettu Laut Eko Damara (30), personel kesehatan Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Mobile RI-PNG Batalyon Infanteri 7 Marinir, dari Markas Korps Marinir, Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024). (KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA A) 

Endi menyebutkan, senapan yang dipakai untuk bunuh diri sudah berada di ruangan kesehatan sebelumnya. “Senjata sudah ada di dalam ruangan. Dokter tidak dibekali dengan pistol. Dokter hanya membawa senapan. ‘Kenapa kok kalau bunuh diri pakai senapan? Kok enggak pakai pistol saja gampang?’ Beliau tidak memegang pistol,” tutur Endi.

Adapun Satuan Tugas Mobile RI-PNG Batalion Infanteri 7 Marinir merupakan unit perbantuan yang bertugas di daerah konflik Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

Eko sendiri berasal dari satuan Batalion Kesehatan 1 Marinir yang bermarkas di Jakarta.

Eko seharusnya sudah kembali ke satuan asalnya, namun pada 27 April 2024, keluarga menerima kabat tak enak yang menyebut EKo meninggal karena bunuh diri.

Selanjutnya, pihak keluarga menerima jenazah Eko di Medan pada 29 April 2024.

Dedi memegang foto mendiang adiknya Lettu Laut Kesehatan TNI Angkatan Laut (AL) bernama Lettu dr Eko Damara (31). Keluarga menduga Eko dibunuh, bukan bunuh diri
Dedi memegang foto mendiang adiknya Lettu Laut Kesehatan TNI Angkatan Laut (AL) bernama Lettu dr Eko Damara (31). (Kolase/istimewa/ Tribunmedan.com/Fredy)

Berbeda dan penuh kejanggalan

Sejak awal, pihak keluarga menaruh kejanggalan atas kematian Eko.

Bahkan, mereka mendapat kabar yang berbeda-beda dari pejabat Korps Baret Ungu.

Kabar yang diterima mereka, Eko disebut bunuh diri dengan menembak kepala di pos komando taktis karena depresi akibat sakit malaria.

Di sisi lain, pihak keluarga juga menerima kabar bahwa Eko meninggal bunuh diri di kamar tidur akibat terlilit utang.

"Atas kecurigaan itu, keluarga memeriksa kondisi jenazah Eko sebelum akhirnya dimakamkan. Saat kami membuka kain kafan, kami menemukan bekas luka tembak dari atas telinga kanan tembus ke kening kiri," ujar Dedi.

Keluarga juga menaruh kecurigaan karena terdapat luka bakar seperti disulut api rokok di punggung Eko.

Di punggungnya juga terdapat luka lebam. Tak hanya itu, pihak keluarga menemuka luka lebam di mata, bawah ketiak, lutut kanan, hingga kaki kanan.

Sementara itu, Sattar menilai ada kejanggalan karena disebutkan tidak ada orang di sekitar kamar Eko saat kejadian penembakan itu.

"Mereka menyebut, Eko meminta semua rekannya pergi dari pos komando taktis sebelum aksi bunuh diri itu. Ini janggal karena pos itu tempat para perwira. Rasanya tidak mungkin dia bisa meminta semua perwira meninggalkan posnya," ungkapnya.

Ia juga menyesalkan langkah Korps Marinir yang tidak melakukan autopsi dan penyelidikan hukum.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved