Sumut Terkini

Harga Emas dan Ikan Dencis Jadi Faktor Penyumbang Utama Inflasi Sumut pada Mei 2025

Meski demikian, angka inflasi Sumut bulan ini patut dicatat lebih adem dibandingkan April 2025 yang membara di angka 2,09 persen

|
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
Tribun Medan/Diana Aulia
Pedagang ikan di pasar tradisional sedang melayani pembeli yang ingin membeli ikan dencis. 

TRIBUN-MEDAN.com, TRIBUN - Kilau Emas masih jadi biang keladi utama Inflasi Sumut Mei 2025, meski angka keseluruhan lebih jinak.

Kabar terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara. Di tengah melandainya angka inflasi tahunan Sumut pada Mei 2025 yang tercatat 1,11 persen (year-on-year/yoy), komoditas emas perhiasan kembali menunjukkan 'taringnya'. Siapa sangka, kilau logam mulia ini menjadi penyumbang dominan inflasi dengan andil mencapai 0,43 persen.

Meski demikian, angka inflasi Sumut bulan ini patut dicatat lebih adem dibandingkan April 2025 yang membara di angka 2,09 persen (yoy), dan juga masih di bawah angka inflasi nasional sebesar 1,60 persen (yoy).

Kepala BPS Sumut, Asim Saputra, dalam rilis berita statistik di Medan, Senin (2/6/2025) mengungkapkan bahwa lonjakan harga emas yang beberapa bulan belakangan bahkan sempat menyentuh Rp2 juta per gram menjadi faktor kuat. 

Hal ini tercermin dari kelompok pengeluaran Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang mengalami inflasi tertinggi, mencapai 10,05 persen (yoy).

"Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya mengalami inflasi 10,05 persen dengan andil 0,58 persen terhadap besar inflasi Sumut. Dari kelompok ini, sumbangan inflasi komoditas emas perhiasan sendiri sebesar 0,43 persen," papar Asim.

Asim membeberkan, ada lima kelompok pengeluaran yang ikut menjadi penyumbang inflasi Sumut di atas 1 persen pada Mei 2025. 

Kelompok Pendidikan tak mau ketinggalan dengan inflasi 1,04 persen (yoy) dan memberi andil 0,58 persen. Disusul Pakaian dan Alas Kaki yang naik 1,39 persen (yoy) dengan andil 0,07 persen; Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran yang melonjak 2,13 persen (yoy) (andil 0,18 persen); serta kelompok Kesehatan dengan inflasi 2,72 persen (yoy) (andil 0,06 persen).

Selain emas, ada empat komoditas lain yang mendorong inflasi Sumut, Ikan Dencis langka di pasaran, ikan primadona ini 'mencekik' dengan sumbangan inflasi 0,27 persen.

"Kelangkaan ikan dencis di pasaran memicu kenaikan harga," jelas Asim.

Kemudian, komoditas Sigaret Kretek Mesin (SKM), menyumbang 0,17 persen terhadap inflasi, minyak goreng harganya ikut berkontribusi sebesar 0,16 persen, dan kelapa juga mengalami kelangkaan, menyumbang inflasi 0,14 persen.

Namun, di tengah kenaikan beberapa komoditas, ada juga kabar baik bagi masyarakat Sumut. Penurunan harga pada komoditas seperti cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, kentang, hingga angkutan udara berhasil menjadi pendingin dan menyumbang deflasi pada periode ini.

Secara bulanan (Mei terhadap April 2025), Sumut justru mengalami deflasi (penurunan harga) sedalam 0,49 persen (month-to-month/mtm).

Angka ini bahkan lebih dalam dibanding deflasi nasional yang tercatat 0,37 persen. Sementara itu, inflasi dari awal tahun hingga Mei (year-to-date/ytd) tercatat sebesar 0,97 persen.

Pada Mei 2025, Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumut secara keseluruhan berada di angka 108,29.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved