Berita Nasional

Utang Kereta Cepat Whoosh Zaman Jokowi, Menkeu Purbaya: Saya Gak Ikut Campur, Biar Mereka Selesaikan

Purbaya menyambut positif kesepakatan itu,  meski pihaknya tidak terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah China.

|
Kolase Tribun Medan
UTANG WHOSSH - Menkeu Purbaya menyambut positif kesepakatan Indonesia-China merestrukturisasi utang proyek kereta cepat Whoosh. 

TRIBUN-MEDAN.com - Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa enggan ikut campur utang kereta cepat Whoosh era Jokowi.

Ini disampaikannya menanggapi soal pemerintah Indonesia-China yang sepakat merestrukturisasi utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Purbaya menyambut positif kesepakatan itu,  meski pihaknya tidak terlibat dalam negosiasi dengan pemerintah China.

"Bagus! Saya enggak ikut (negosiasi) kan? Top!" kata dia di Kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kamis (23/10/2025).

Ia juga menegaskan Kemenkeu sebisa mungkin tidak akan terlibat dalam persoalan utang Whoosh.

Menurut Purbaya, utang Whoosh adalah permasalahan yang harus diselesaikan pihak terkait secara bisnis.

"Saya sebisa mungkin enggak ikut (campur), biar aja mereka selesaikan business to businees. Top!" tegasnya.

KERETA CEPAT- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023) silam di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Proyek ini kemudian jadi masalah karena membebani keuangan negara.
KERETA CEPAT- Presiden RI ke 7, Joko Widodo saat berpose di depan lokomotif Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Rabu (13/9/2023) silam di Stasiun Halim, Jakarta Timur. Proyek ini kemudian jadi masalah karena membebani keuangan negara. (Biro Pers Setpres)

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan Indonesia dan China sepakat merestrukturisasi utang Whoosh.

Ia mengatakan skema baru itu membuat beban keuangan proyek menjadi ringan, sebab masa pembayaran utang diperpanjang hingga 60 tahun mendatang.

Luhut juga menuturkan, perpanjangan tenor pembayaran akan menurunkan kewajiban tahunan secara signifikan.

Ia mencontohkan, kewajiban pembayaran tahunan bisa ditekan menjadi sekitar Rp2 triliun per tahun.

"Kita mau lakukan tadi restructuring dengan pihak Tiongkok. Dan itu mereka sudah setuju," kata Luhut dalam acara 1 Tahun Prabowo-Gibran, Senin (20/10/2025), dilansir Kontan.co.id.

"Jadi kita misalnya (bayar) Rp 2 triliun kira-kira satu tahun, dan kemudian penerimaan (dari operasional) Rp 1,5 triliun," imbuhnya.

Danantara Bakal Kirim Tim

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, memastikan pihaknya masih terus bernegosiasi dengan China soal utang Whoosh, meski dua negara sudah sepakat restrukturisasi.

Ia mengatakan Danantara akan mengirim tim ke China untuk proses negosiasi tersebut.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved