Berita Viral

Kerusuhan Warga Dairi Tolak PT Gruti: Polisi Tangkap Koordinator Massa Inisial PS

Puluhan warga didominasi oleh laki-laki dan emak-emak, menggeruduk Polres Dairi pada Rabu (12/11/2025) sekitar pukul 10:00 WIB.

|
Editor: AbdiTumanggor
Kolase yayasanpetrasa.org/istimewa
Puluhan warga, didominasi laki-laki dan emak-emak, menggeruduk Polres Dairi, Sumatera Utara, pada Rabu (12/11/2025) sekitar pukul 10:00 WIB. Aksi ini dipicu oleh penangkapan seorang pria inisial PS, yang merupakan koordinator massa warga yang menolak kehadiran PT Gunung Raya Utama Timber Industries (GRUTI) di Desa Parbuluan VI, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. (Kolase Istimewa/yayasanpetrasa.org) 

Penangkapan Aktivis Pangihutan Sijabat (PS) dan Aksi Protes Warga

  • Pangihutan Sijabat (PS), seorang aktivis yang dikenal gigih melawan PT Gruti, ditangkap aparat kepolisian pagi ini saat mengantar anaknya ke sekolah.
  • Kabar penangkapan ini langsung menyebar luas di media sosial dan memicu gelombang protes dari warga setempat. Ratusan massa bergerak menuju kantor Polres Dairi di Sidikalang untuk menuntut kejelasan atas penangkapan tersebut.
  • Warga yang marah sempat berhadapan dengan aparat keamanan. Mereka menuntut agar Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan menjelaskan keberadaan Pangihutan.
  • "Mana ketua kami? Mana ketua kami?" teriak warga sambil mendorong barisan polisi.
  • Ketegangan meningkat ketika petugas mencoba menghalau massa yang mulai merangsek. Lemparan batu pun dilancarkan ke arah polisi, yang kemudian melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk meredam kerusuhan. Beberapa warga dilaporkan diamankan.
  • Penangkapan Pangihutan Sijabat terkait tuduhan perusakan aset PT Gruti pada September 2025 lalu, yang selama ini menjadi titik konflik antara aktivis dan perusahaan.
Massa menggeruduk dan melempari Polres Dairi, Rabu (12/11/2025) pagi tadi. Mereka meminta tersangka dugaan pengerusakan PT Gruti dibebaskan.
Massa menggeruduk dan melempari Polres Dairi, Rabu (12/11/2025) pagi.(DOK POLRES DAIRI)

TRIBUN-MEDAN.com – Puluhan warga, didominasi laki-laki dan emak-emak, menggeruduk Polres Dairi, Sumatera Utara, pada Rabu (12/11/2025) sekitar pukul 10:00 WIB. Aksi ini dipicu oleh penangkapan seorang pria inisial PS.

PS merupakan koordinator massa warga yang menolak kehadiran PT Gunung Raya Utama Timber Industries (GRUTI) di Desa Parbuluan VI, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

PS disebutkan sudah sebagai tersangka dalam kasus dugaan penghasutan pembakaran dan pengrusakan aset PT Gunung Raya Utama Timber Industries (Gruti) pada September 2025 lalu.

Massa yang marah melempari gedung Polres dengan batu, botol bekas, dan cabai giling.

Polisi merespons dengan tembakan peringatan ke udara untuk meredam kerusuhan.

Sebanyak 10 personel polisi mengalami luka-luka, dua di antaranya harus dirawat di RSUD Sidikalang.

Kasi Humas Polres Dairi, Ipda Ringkon Manik, menyatakan bahwa situasi sempat memanas akibat aksi anarkis massa yang menuntut pembebasan tersangka PS, pentolan penolak PT GRUTI.

Baca juga: Massa Bakar Mess hingga Keluarkan 12 Alat Berat di Lahan Perusahaan PT Gruti Dairi

Baca juga: RDP dengan APUK, DPRD Dairi Berencana Bentuk Pansus Terkait PT Gruti

Ratusan massa aksi yang berasal dari Desa Parbuluan VI menggeruduk Kantor DPRD dan Bupati Dairi, Kamis (18/9/2025) lalu. Massa yang menolak kehadiran PT Gruti itu meminta agar pemerintah Kabupaten Dairi agar segera mencopot Kepala Desa Parbuluan VI, serta melakukan audit kepada BUMDes Parbuluan VI.
Ratusan massa aksi yang berasal dari Desa Parbuluan VI menggeruduk Kantor DPRD dan Bupati Dairi, Kamis (18/9/2025) lalu. Massa yang menolak kehadiran PT Gruti itu meminta agar pemerintah Kabupaten Dairi agar segera mencopot Kepala Desa Parbuluan VI, serta melakukan audit kepada BUMDes Parbuluan VI. (TRIBUN MEDAN/ALVI)

Sebelumnya, warga telah melakukan aksi damai menolak PT GRUTI yang diduga merusak kawasan hutan dan menggantinya dengan perkebunan kopi, yang berdampak pada hilangnya sumber air minum masyarakat.

Dengan dalih menanam kopi, kayu-kayu di dalam hutan ditebangi dan diolah menjadi somel.

Bupati Dairi, Vickner Sinaga, bersama jajaran pemerintah dan kepolisian, berjanji mendampingi warga dan menindaklanjuti masalah ini sesuai koridor hukum.

Pemerintah daerah juga telah mengirim surat ke kementerian terkait untuk menghentikan penebangan hutan di kawasan tersebut.

Aksi penolakan warga juga diwarnai pembakaran mess karyawan PT GRUTI dan pengeluaran paksa alat berat dari wilayah konsesi perusahaan, yang selama ini diusahai oleh masyarakat.

Koordinator massa, Pangihut Sijabat (PS), sebelumnya menegaskan bahwa aksi masyarakat Parbuluan VI ini merupakan bentuk protes atas hilangnya sumber air minum akibat penggundulan hutan oleh PT GRUTI.

Tuntutan Warga:

  • Penutupan PT Gruti yang dianggap merusak lingkungan
  • Audit dan pencabutan izin Bumdes Desa Parbuluan VI
  • Pencabutan SK Kepala Desa dan perangkatnya karena penyalahgunaan wewenang
Potongan kayu diduga hasil pengerusakan hutan yang disinyalir dilakukan PT Gruti
Potongan kayu di lokasi PT Gruti (HO)
Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved