Berita Viral
Ronald Sinaga Geram Sikap Budi Arie, PSI Nyatakan Tolak Ketum Projo:Tak Ada Guna Tampung Pengkhianat
Wakil Ketua Umum PSI Ronald A Sinaga menyebut Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebagai seorang pengkhianat.
TRIBUN-MEDAN.com - Wakil Ketua Umum PSI Ronald A Sinaga menyebut Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebagai seorang pengkhianat.
Ronald menyebut Budi Arie tidak setia pada Joko Widodo setelah tidak lagi menjabat Presiden.
Menurut pria yang karib disapa Bro Ron itu, PSI juga menolak Budi Arie Setiadi.
Sebab menurutnya tidak ada gunanya menampung pengkhianat Jokowi.
"Partai di bawah naungan Presiden aja menolak dia, apalagi PSI. Tidak ada gunanya menampung pengkhianat Jokowi," ujar Bro Ron saat dikonfirmasi, Minggu (16/11/2025) seperti dimuat Tribunnews.com.
Menurut Bro Ron, kehilangan dukungan dari kelompok relawan dinilai menjadi konsekuensi dari pernyataan Budi Arie sebelumnya terkait posisi Projo.
Di mana Budi Arie menyebut bahwa Projo bukan singkatan dari Pro Jokowi.
Pun Budi Arie Setiadi berniat menghapus lambang Jokowi di Projo yang sudah digunakan sejak tahun 2014 lalu.
"Disaat BA (Budi Arie) menyatakan Projo bukan Pro Jokowi, di momen itulah nilai branding personal dia hilang," tegasnya.
Baca juga: Roy Suryo Dkk Ajukan Ahli dan Saksi Meringankan Kasus Ijazah Jokowi, Polisi Masih Kita Panggil
Baca juga: Hilangnya Tiga Anak selama 5 Tahun Masih Misteri, Orangtua Datangi Polda Sumut
Diketahui selama 10 tahun ini logo Projo identik dengan siluet Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI.
Projo juga kerap identik disamakan dengan singkatan Pro Jokowi.
Namun belakangan, saat Kongres III Projo, Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan akan mengubah logo organisasi masyarakat (Ormas) tersebut.
Budi Arie Setiadi mengaku akan mengubah logo Projo yang identik dengan wajah Jokowi untuk menghindari pengkultusan terhadap mantan Kepala Negara tersebut.
Pun Budi Arie membantah bahwa Projo adalah singkatan dari Pro Jokowi melainkan Projo diambil dari bahasa sansekerta yang artinya negara dan dalam Bahasa Jawa Kawi yakni rakyat.
Sehingga logo Projo juga akan diubah agar tidak terkesan mengkultuskan individu.
”Logo Projo akan kita ubah supaya tidak terkesan kultus individu. Projo itu sendiri artinya adalah negeri dan rakyat. Jadi, kaum Projo adalah kaum yang mencintai negara dan rakyatnya,” ungkapnya.
Baca juga: Tahun Ini Meningkat, 13 Daerah di Sumut Paling Banyak Sumbang Kasus TPPO
Baca juga: 3 Begal yang Ambil Motor Petugas Kebersihan di Medan Diringkus Polisi dari Tempat Persembunyiannya
Budi juga menepis bahwa selama ini Projo diidentikkan dengan Pro-Jokowi.
Dia berkilah, istilah itu kadung berseliweran di media karena dianggap lebih mudah dilafalkan.
”Pro-Jokowi itu, kan, karena gampang dilafalkan aja, ya?” katanya.
Menurut Budi, transformasi Projo ini menjadi keniscayaan karena Indonesia saat ini menghadapi tantangan baru.
Salah satunya adalah isu persatuan karena dia menilai saat ini masyarakat terpecah belah dan mudah diadu domba.
“Projo sudah mengawal pemerintahan Pak Jokowi dua periode. Kita saat ini menghadapi tantangan baru,”
“Ini tidak mudah geopolitiknya, tantangan globalnya, dan sebagainya, sehingga kami harus betul-betul (menjaga) persatuan nasional ini menjadi penting,” ungkapnya.
Kongres III Projo ini juga menurut rencana dihadiri Jokowi.
Namun, Budi menyebut, Jokowi berhalangan hadir karena alasan kesehatan.
“Ada pertimbangan tim dokter, Pak Jokowi tidak boleh menghadiri kerumunan,” ujarnya.
Baca juga: Jaga Saham Minimal 51 Persen, Tiga Aset Pemprov Sumut untuk Penambahan Modal Bank Sumut
Baca juga: 3 Begal yang Ambil Motor Petugas Kebersihan di Medan Diringkus Polisi dari Tempat Persembunyiannya
Pernyataan Budi Arie ini disampaikan usai mantan anak buah Jokowi di itu memutuskan merapat ke Partai Gerindra.
Namun demikian, Budi Arie mendapatkan penolakan dari akar rumput Gerindra di daerah.
Para kader Gerindra di daerah khawatir mantan anak buah Jokowi itu hanya sekedar mau menyelamatkan diri dari situasi politik saat ini.
Terlebih namanya sempat dikaitkan dengan kasus judi online yang sempat bercokol di Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) era Budi Arie Setiadi.
(*/tribun-medan.com)
Artikel sudah tayang di wartakota.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Roy Suryo Dkk Ajukan Ahli dan Saksi Meringankan Kasus Ijazah Jokowi, Polisi Masih Kita Panggil |
|
|---|
| KRONOLOGI Pemancing Selamatkan Bayi yang Dibuang di Pantai, Ibu Kandungnya Ditangkap |
|
|---|
| LAHAN Kodam IV Diponegoro Dijual: Andhi Dapat Rp230,9 Miliar dan Gus Yazid Terima Rp20 Miliar Lebih |
|
|---|
| MOMEN HARU Suami Cium Istrinya Usai Jalani Sidang Kasus Penebangan Kayu Jati, Suami Minta Keadilan |
|
|---|
| PROFIL Rospita Vici Paulyn, Ketua Majelis Sidang Sengketa Dokumen Ijazah Jokowi di KIP |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Budi-Arie-Setiadi-operator-judol.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.