Kasus Hoaks Ratna Sarumpaet
Jadwal Sidang Ratna Sarumpaet, Pengadilan Tunjuk Hakim Joni Adili Ratna Sarumpaet (Kasus Hoaks)
Tersangka Ratna Sarumpaet yang terjerat kasus penyebaran kabar bohong (kasus hoaks) akan segera disidangkan.
Lebih lanjut, Advokat senior ini juga menanti Ratna Sarumpaet untuk tidak pasang badan melainkan bisa berkata jujur dengan memberikan surprise ke masyarakat. Salah satunya sosok yang pernah ikut menyebarkan berita bohong tersebut.
Selain itu, Ketua Umun Partai Gerindra Prabowo Subianto juga harus siap apabila nantinya dipanggil guna memberikan kesaksian terhadap kasus hoaks Ratna Sarumpaet
Baca: TERNYATA DIBUNUH SUAMI, Fakta Istri Tewas Dibilang Gantung Diri Janggal hingga Makam Dewi Dibongkar
"Tetapi semua itu tergantung pada BAP dari penyidik dan konteks hukumnya seperti apa. Kalau di dalam BAP tidak disebut dan Prabowo sebagai bagian dari korban Ratna ya tidak bisa dipanggil," ujarnya.
Meski begitu dirinya menyesalkan hingga detik ini Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) masih belum menindaklanjuti empat anggota DPR, Fadli Zon, Fahri Hamzah, Rachel Maryam, dan Mardani Ali Sera yang pernah dilaporkannya terkait dugaan penyebaran cerita bohong soal penganiayaan aktivis Ratna.
"Keraguan kami terjawab, MKD hingga detik ini tidak ada hasilnya," ucapnya.
Sementara itu peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan untuk memastikan Pengadilan itu tetap independen dan tidak dipolitisir maka urgensinya sidang kasus Ratna bisa dibuka secara langsung.
"Terlepas dari pengadilan independen untuk memastikan itu tidak dipolitisir dan jadi urgensi maka harus dibuka secara live," kata Lucius.
Sebab, kata dia, kasus yang pernah heboh jelang Pemilu ini tidak hanya melibatkan orang dilingkarannya melainkan semua rakyat Indonesia yang merasa tertipu.
"Semua rakyat ingin tahu dan mendengar apa yang sesungguhnya terjadi," katanya. (JOS)
Baca: Shakira Aurum Putri Denada Loncat Kegirangan, Dijenguk Presiden Jokowi dan Diberi Hadiah Hello Kitty
Baca: Nasib Bocah Ditembak Gegara Ambil Mangga Jatuh, Peluru Bersarang di Lengan Korban, Ini Kronologinya
Cerita bohong aktivis Ratna Sarumpaet sempat membuat geger publik pada Oktober 2018. Dengan foto wajah yang seolah lebam-lebam, cerita yang muncul saat itu adalah Ratna dipukuli orang tak dikenal.
Ratna yang ketika itu adalah juru kampanye nasional pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pun langsung dibela.
Prabowo dan jajaran tim suksesnya menggelar konferensi pers untuk mengecam "peristiwa" yang menimpa Ratna.
"Pengeroyokan" terhadap Ratna disebut-sebut sebagai ganjaran atas sikap politiknya yang mendukung Prabowo-Sandiaga. Media sosial dipenuhi ucapan dukungan untuk Ratna.
Suasana yang riuh, semakin gaduh ketika akhirnya Ratna muncul ke publik dan mengakui bahwa dia tidak dipukuli. Ratna mengungkap bahwa muka bengap dirinya lantaran habis melakukan operasi pada bagian wajah.
Isu Ratna Sarumpaet ini menjadi "senjata" calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo untuk menyerang Prabowo. Dalam debat pertama Pemilihan Presiden,Jokowi mengacu pada kasus itu untuk menggambarkan bagaimana Prabowo bersikap begitu grusa-grusu.
Isu Ratna kembali diangkap Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan alumni universitas se-Jawa Tengah di Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019) pagi. Pada saat itu, Jokowi bahkan memuji Ratna sebagai sosok yang jujur.

Aktivis Ratna Sarumpaet (tengah) tiba di Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan di Jakarta, Kamis (4/10/2018). Pelaku penyebaran berita bohong atau hoax itu ditangkap oleh pihak kepolisian di Bandara Soekarno Hatta saat akan pergi keluar negeri.
Jokowi awalnya bicara mengenai hoaks yang belakangan marak beredar di publik, termasuk soal Ratna Sarumpaet.
Dia memuji sosok Ratna Sarumpaet karena mengakui kepada publik bahwa wajahnya lebam akibat operasi plastik, bukan karena dianiaya orang tak dikenal sebagaimana disampaikan kubu Prabowo-Sandiaga.
"Untungnya yang namanya Mbak Ratna Sarumpaet itu jujur. Saya kenal beliau lama. Beliau berani dan jujur sehingga ketika ramai, dia menyampaikan apa adanya. Saya acungi jempol ke Ratna," kata Jokowi.
Di balik pujian Jokowi
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syandzily mengatakan pujian Jokowi ada maksudnya.
Kejujuran Ratna dia nilai menjadi titik awal terbongkarnya propaganda "firehose of falsehood" atau semburan dusta.
Propaganda itu disebut oleh TKN Jokowi-Ma'ruf digunakan oleh kubu Prabowo-Sandiaga.

Ace Hasan Syadzily di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/10/2018)
"Pengakuan Ratna Sarumpaet justru membongkar metode propaganda ini. Sehingga semua semburan yang diarahkan ke Pak Jokowi bisa dipatahkan dengan pengakuan itu," ujar Ace.
Tanpa pengakuan Ratna, kata Ace, propaganda ini bisa berlangsung dengan sempurna. Pihak oposisi akan merasa dizolimi oleh pemerintah yang juga menjadi lawan politiknya.
Jika polisi mengungkapkan kisah sebenarnya tentang Ratna, Ace yakin kubu Prabowo-Sandi akan menyebut polisi merekayasa kasus.
Ace mengatakan ini lah makna di balik pujian Jokowi kepada Ratna.
Meskipun, kata Ace, propaganda ini juga digunakan dalam kesempatan lain.
Baca: TIMNAS U-22 - Jelang Timnas U-22 Indonesia vs Kamboja di PIALA AFF, Rumput Sintetis Dikeluhkan
"Ratna Sarumpaet adalah salah satu dari sekian banyak kasus yang dijadikan bahan bakar," kata Ace.
"Chicken rice di Singapura lebih murah daripada di Indonesia, kriminalisasi ulama, antek asing, antek aseng, Selang cuci darah di RSCM dipakai 40 orang, Hardi meninggal bunuh di Grobogan karena terlilit hutang, tampang Boyolali dan lainnya digunakan sebagai strategi firehose of falsehood," tambah dia.
Mengambil keuntungan politik
Sementara itu, kubu Prabowo-Sandiaga juga mengkritik Jokowi yang terus menerus mengungkit kasus Ratna Sarumpaet. Juru kampanye nasional Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon mengatakan Jokowi sedang mencari keuntungan politik dari kasus ini.
Fadli mengakui bahwa kebohongan Ratna Sarumpaet telah membawa banyak kerugian bagi Prabowo-Sandiaga.
"Itu kan mau mengambil keuntungan politik. Itu makin membuktikan bahwa kasus ini merugikan kami, kan mau mengambil keuntungan politik, apalagi namanya itu," ujar Fadli Zon.
Fadli mengatakan kasus ini telah digoreng menjadi hal yang merugikan Prabowo-Sandiaga. Bahkan topik ini muncul dalam debat pertama Pilpres 2019.
Padahal, kata dia, BPN Prabowo-Sandiaga justru menjadi pihak yang paling dirugikan.
"Kami kan yang paling banyak menjadi korban," kata Fadli Zon.
Baca: Viral, Detik-detik Pengantin Pria Tampar Pipi Istrinya saat Disuap, Pesta Pernikahan Jadi Tontonan
Baca: RESMI, VIVO V15 Pro Meluncur, Simak Spesifikasi Lengkap dari Kamera, RAM, Baterai dan Harga
Jadwal Sidang Ratna Sarumpaet, Pengadilan Tunjuk Hakim Joni Adili Ratna Sarumpaet (Kasus Hoaks)
TAUTAN KOMPILASI: Dakwaan Perkara Ratna Sarumpaet Sudah Selesai, Ratna Sarumpaet dan Ratna Sarumpaet Terkini
