TERNYATA Ada 4 Alasan Mengapa Papua Selalu Bergejolak, Referendum Tahun 1960 Salah Satu Alasannya
Dalam beberapa minggu terakhir ini misalnya, kekerasan yang dilakukan oleh KKB Papua atas pembunuhan prajurit TNI dan masyarakat sipil.
Salah satu korban dibacok pada bagian kepala hingga tewas.
Pelaku kemudian mengambil senjata api berjenis SS2 V1 kliber 5,56 mm yang digunakan korban.
Untuk diketahui, Senaf Soll sendiri pernah menjadi salah satu prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 754/ENK dengan pangkat terakhir Prada.
Akan tetapi ia dipecat dari TNI pada 2018 karena melakukan transaksi jual beli senjata di kabupaten Mimika.
Dia dianggap melakukan pengkhianatan lalu bergabung dengan kelompok kriminal bersenjata KKB, di Papua.
Kemudian, menurut Direktori Putusan pada Pengadilan Militer III-19 Jayapura, dia diadili tanpa kehadiran terdakwa.
Baca juga: KKB Disuplai Senjata dan Peluru dari Oknum Prajurit TNI dan Polri, Penghianat, Diancam Hukuman Mati
Baca juga: Hukuman Bagi Pengkhianat 2 Oknum Polisi dan 1 Oknum TNI Jual Senjata ke KKB Papua
Baca juga: BERITA KKB PAPUA Setelah Buronan LW Ditangkap, Pengejaran TNI Polri Hari Ini 9 Jaringan Teroris KKB
KKB di Papua: Pengejaran TNI Polri Hari Ini ke persembunyian 9 Jaringan Teroris KKB (istimewa/tribun-medan.com)
Senaf Soll dinyatakan bersalah dan dipecat dari dinas militer karena terbukti melakukan tindak pidana.
Senaf Soll melakukan ketidakhadiran militer selama 30 hari selama berturut-turut.
Diduga Senaf Soll melakukannya saat ditangkap pada 10 September 2018, karena terlibat penjualan senjata api kemudian melarikan diri ke hutan.
Pada Agustus 2020, Senaf diduga menjadi dalang pembunuhan staf Komisi Pemilihan Umum (KPU), di kabupaten Yahukimo, Hendry Jovinski.
Polisi lalu menetapkan daftar pencarian orang (DPO) terhadap si pelaku atas nama Ananias Yalak alias Senat Soll, yang belum tertangkap hingga saat ini.
Menurut Komisaris Jenderal, Paulus Waterpauw, mengatakan ada dugaan mantan anggota TNI tersebut melakukan pembunuhan karena frustasi.
Pemimpin KKB Papua wilayah Nduga Egianus Kogoya yang membantai belasan pekerja Istaka Karya 1 Desember 2018 (facebook)
Dalam kronologis yang dipaparkan, kepolisian, Henry dibunuh saat bersama rekannya yang juga pegawai KPU Yahukimo, Kenan Mohi (38) berjalan bersama mereka.
Mereka naik sepeda motor menuju kantor KPU Yahukimo usai mengantar obat ke rumah Kenan, saat melintas di atas jembatan keduanya diadang orang.
Lalu, mereka diminta KTP, setelah itu Henry langsung ditikam dari belakang menggunakan senjata tajam, pelaku kabur ke hutan.
