Israel vs Hamas

PERLAWANAN Terakhir Sang Penjagal Khan Younis Yahya Sinwar, Lemparan Tongkat Dibalas Tembakan Tank

Israel mengumumkan kematian pemimpin Hamas Yahya Sinwar pada Rabu (16/10/2024) waktu setempat.

Editor: Juang Naibaho
telegraph
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan militer Israel di Gaza selatan, Rabu (16/10/2024) waktu setempat. 

Israel menjadikan Yahya Sinwar sebagai prioritas pertama orang yang harus dikejar dan dilenyapkan lantaran dianggap sebagai otak penyerangan Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.206 orang Israel.

Julukan Sang Penjagal

Yahya Sinwar lahir pada 1962 di kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza. Keluarganya turut mengungsi bersama ratusan ribu warga Palestina selama perang di awal-awal pendirian negara Israel.

Peristiwa ini mendorong Yahya Sinwar untuk bergabung dengan Hamas pada tahun 1980-an. Sinwar direkrut oleh pendiri Hamas, Sheik Ahmed Yassin.

Dia adalah anggota awal Hamas, yang muncul dari cabang Palestina dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 1987, ketika daerah kantong pantai tersebut berada di bawah pendudukan militer Israel.

Yahya Sinwar pertama kali tertangkap pada 1982, sebelum serangkaian penangkapan lain sepanjang 1980-an. 

Setelah bebas dari penjara pada 1985, Sinwar berhasil meyakinkan Sheikh Ahmed Yassin, bahwa agar berhasil sebagai organisasi perlawanan, Hamas perlu membersihkan diri dari para informan Israel. 

Hamas kemudian mendirikan badan keamanan internal, Munazzamat al Jihad w’al-Dawa (Majd), yang dipimpin oleh Sinwar.

Organisasi ini bertujuan menyingkirkan warga Palestina yang bekerja sama dengan pemerintah Israel. 

Kepemimpinannya terkenal brutal dan kejam. Saat itulah Yahya Sinwar mendapat julukan Penjagal Khan Younis

Salah satu laporan menyebutkan Yahya Sinwar memaksa seorang pria Palestina untuk mengubur hidup-hidup saudaranya sendiri karena ia dicurigai bekerja untuk Israel. 

Pada akhir 1980-an, Israel menangkap Sinwar dan mengaku telah membunuh 12 tersangka justice collaborator. 

Dia mendapat hukuman empat hukuman seumur hidup atas pelanggaran yang termasuk membunuh dua tentara Israel.

Ia melakukan beberapa kali upaya untuk melarikan diri. Termasuk satu kali saat ia mencoba menggali lubang di lantai selnya dengan harapan bisa keluar melalui terowongan.

Yahya Sinwar menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel. Di penjara inilah Yahya Sinwar belajar bahasa Ibrani dan mengembangkan pemahaman tentang masyarakat Israel. 

Sumber: Tribun Medan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved