TRIBUN-MEDAN.COM,- Anda mungkin sudah pernah mendengar dan melihat bentuk dari lulut emas.
Hewan bernama latin fungus gnat larvae ini sering terlihat muncul dalam keadaan bergerombol.
Ketika berjalan beriringan, lulut emas terlihat menyerupai akar pohon.
Bagi sebahagian orang, kemunculan lulut emas ini direspon beragam.
Baca juga: Emperor Tamarin, Hewan Mungil Menggemaskan dengan Kumis Panjang
Ada yang menganggapnya pertanda baik, ada juga yang menganggapnya pertanda buruk hingga harus menggelar ritual.
Sebenarnya, lulut emas atau disebut muring atau nyit-nyit dalam Bahasa Bali ini merupakan larva dari serangga agas yang menyerupai nyamuk.
Jika terkena gigitannya, kulit akan gatal, bentol seperti digigit nyamuk.
Badan dari lulut ini transparan dan kepalanya seperti kapsul.
Larva ini cenderung hidup di dalam tanah dan biasanya di daerah dekat perairan.
Baca juga: Ular Penis, Meski Menyeramkan Tapi Tidak Berbahaya
Hewan ini kerap muncul ke permukaan tanah secara berkoloni menyerupai akar pohon.
Lulut tidak hanya memiliki satu warna.
Larva ini ternyata dapat dikelompokkan berdasarkan warna yaitu tembaga, kuning keemasan, cokelat, dan putih.
Mereka kerap bergerombol dan dapat mencapai ratusan hingga ribuan saat muncul ke permukaan.
Selain itu, hewan ini juga memiliki tujuan yang sama dan selalu mengikuti pemimpinnya.
Baca juga: Uakari, Monyet Botak Berwajah Merah yang Diburu untuk Dimakan Suku di Amazon
Tak jarang, larva ini muncul bergerombol menyerupai bentuk akar pohon.