Pilpres 2024

PEMUNGUTAN Suara Ulang di Malaysia, Prabowo-Gibran Unggul, Posisi Ganjar-Mahfud Paling Buncit

Pada Pemungutan Ulang Suara di Malaysia, Paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran unggul. 

KOLASE/TRIBUN MEDAN
Prabowo Sudah Dapat Ucapan Selamat dari 6 Pemimpin Negara Lain, Berikut Daftarnya 

Demikian diungkapkan koordinator JAGA C1, Lukman Azis. Dikatakan mantan presidium KAHMI Rayon UMJ tersebut, situasi saat ini sudah mendesak untuk segera dilakukan hak angket.

"Kejahatan demokrasi tidak boleh dibiarkan karena dapat menjadi preseden buruk bagi iklim demokrasi kedepan.

Bayang-bayang hidupnya kembali Dwifungsi ABRI yang dulu diperjuangan mahasiswa pada tahun 98 menjadi sesuatu yang membangkitkan trauma bagi generasi 98," kata mantan Ketua Senat Mahasiswa FISIP UMJ era 98 tersebut.

Mantan Ketua Umum HMI Cabang Ciputat Yudi Ali Akbar mengatakan, generasi 98 punya tanggungjawab moral untuk mengawal reformasi agar dilaksanakan dengan baik dan sesuai kerangka perjuangan reformasi.

Mantan aktivis PMII Ciputat, Mukhsin menilai kesempatan perjuangan ini adalah sebelum penguasa baru dilantik Oktober mendatang.

"Langkah perjuangan reformasi tidak boleh dinodai dengan politik dinasti," kata mantan Mahasiswa Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti yang juga mantan aktivis 98 mendesak dukungan moral harus terus diberikan kepada para wakil rakyat agar jangan sampai masuk angin.

"Selain mendorong pengajuan hak angket, saya mendukung aksi moral yang disuarakan para aktivis dan tokoh nasional," katanya.

Mantan Ketua Senat Mahasiswa UMJ pada tahun 98, Abba Taher Lamatapo meminta semua gerakan pendidik, buruh, mahasiswa, ormas, dan simpul-simpul gerakan lainnya untuk bersatu dalam aksi 18-20 Maret 2024.

"Tunjukkan bahwa kita masih menginginkan Indonesia lebih baik. Negeri ini bukan milik segelintir orang atau keluarga. Negara ini milik seluruh rakyat Indonesia," kata Ketua Umum Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas) tersebut.

Sedangkan mantan aktivis teater Tonggak LSMI HMI Cabang Ciputat menilai kondisi bangsa ini seolah sedang digiring kepada ketidakberdayaannya.

"Di lihat dari beberapa kasus Masyarakat adat yang diusir dari tanah kelahirannya, Rempang dan yang terakhir di Pamaluan, Kalimantan. Tiada pembelaan apapun dari negara yang seharusnya melindungi setiap warga negara Indonesia," ungkap Neti.

Karenanya ia mendukung gerakan yang diusung para tokoh-tokoh tersebut dan tidak ada toleransi untuk ketidakadilan dan kecurangan yang di pertontonkan penguasa.

(*/tribun-medan.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved