Israel vs Hamas

Pernyataan Mossad Israel Tentang Operasi Militer yang Tewaskan Pemimpin Hamas Yahya Sinwar

Badan Intelijen Israel, Mossad, menepis adanya operasi khusus untuk membunuh pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Editor: Juang Naibaho
BBC
Israel mengumumkan pemimpin Hamas Yahya Sinwar terbunuh dalam operasi pasukan militer IDF di Gaza selatan pada Rabu (16/10/2024) waktu setempat. 

Yahya Sinwar lahir pada 1962 di kamp pengungsi di Khan Younis, Gaza. Keluarganya turut mengungsi bersama ratusan ribu warga Palestina selama perang di awal-awal berdirinya negara Israel.

Peristiwa ini mendorong Yahya Sinwar untuk bergabung dengan Hamas pada tahun 1980-an. Sinwar direkrut oleh pendiri Hamas, Sheik Ahmed Yassin.

Dia adalah anggota awal Hamas, yang muncul dari cabang Palestina dari Ikhwanul Muslimin pada tahun 1987, ketika daerah kantong pantai tersebut berada di bawah pendudukan militer Israel.

Yahya Sinwar pertama kali tertangkap pada 1982, sebelum serangkaian penangkapan lain sepanjang 1980-an. 

Setelah bebas dari penjara pada 1985, Sinwar berhasil meyakinkan Sheikh Ahmed Yassin, bahwa agar berhasil sebagai organisasi perlawanan, Hamas perlu membersihkan diri dari para informan Israel. 

Hamas kemudian mendirikan badan keamanan internal, Munazzamat al Jihad w’al-Dawa (Majd), yang dipimpin oleh Sinwar. Organisasi ini bertujuan menyingkirkan warga Palestina yang bekerja sama dengan pemerintah Israel. 

Kepemimpinannya terkenal brutal dan kejam. Saat itulah Yahya Sinwar mendapat julukan Penjagal Khan Younis. 

Salah satu laporan menyebutkan Yahya Sinwar memaksa seorang pria Palestina untuk mengubur hidup-hidup saudaranya sendiri karena ia dicurigai bekerja untuk Israel. 

Pada akhir 1980-an, Israel menangkap Sinwar dan mengaku telah membunuh 12 tersangka justice collaborator. Dia mendapat hukuman empat hukuman seumur hidup atas pelanggaran yang termasuk membunuh dua tentara Israel.

Ia melakukan beberapa kali upaya untuk melarikan diri. Termasuk satu kali saat ia mencoba menggali lubang di lantai selnya dengan harapan bisa keluar melalui terowongan.

Yahya Sinwar menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel. Di penjara inilah Yahya Sinwar belajar bahasa Ibrani dan mengembangkan pemahaman tentang masyarakat Israel. 

Ia didiagnosis menderita tumor otak pada 2008 dan bertahan hidup setelah mendapat perawatan dokter Israel. 

Yahya Sinwar akhirnya bebas dari penjara pada 2011 setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membuat kesepakatan pembebasan 1.026 tahanan untuk ditukar dengan seorang tentara Israel yang ditawan Hamas.

Michael Koubi, bekas direktur departemen investigasi di badan keamanan Shin Bet Israel yang menginterogasi Sinwar, mengingat pengakuan yang paling menonjol baginya. 

Saat itu, Sinwar menceritakan tentang pemaksaan terhadap seorang pria untuk mengubur hidup-hidup saudaranya sendiri karena ia dicurigai bekerja untuk Israel. 

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved